(03) New Mision

88 5 0
                                    

Keesokan harinya aku masih bergeming tak keluar kamar bahkan semalaman aku tak tidur saat sudah minum.

Aneh tapi aku seperti tak ada niat memakan Kanao sama sekali, bahkan bukanya seorang Pembasmi Iblis itu bisa merasakan hawa iblis.

Jika aku menjadi iblis ya Kanao saja mungkin tadi malam tak akan mendekat pada ku tapi apakah aku bisa bertahan di bawah sinar matahari ?

Dari pada mencoba langsung keluar aku memilih lewat jendela saja, sinar matahari pun langsung menyeruak saat aku membuka tirainya tapi aku tak kenapa napa.

Akhirnya aku mengambil jarum di dalam kotak laku melukai diri ku sendiri.

Aku coba asal asalan saya darah nya menetes ke lantai,

"jurus darah iblis, api menyakitkan!"

Langsung darah ku berubah menjadi kobaran api aku melongo di buatnya aku bisa menggunakan jurus darah iblis yang biasa di sebut.

Kekijutsu.

Tiba-tiba pintu di ketika aku pun menginjak nginjak api tadi tak lama pun padam tapi sepertinya itu hanya berlaku bagi iblis.

Aku pun membuka pintunya dan ternyata itu.. Tokito, aku yang masih memakai Yukata polos Putih abu.

Feeling ku langsung keluyan apa jangan jangan Tokito tau aura ku mangkanya dia ke sini untuk menebas kepala ku tapi aku hanya berusaha biasa saja sambil memiringkan kepalaku dengan mimik wajah bertanya.

"Saya hanya ingin mengobati luka ku, di mana mana tak ada orang, saya hanya menemukan mu" ucap Tokito.

Aku pun sedikit tersenyum, "oh Tokito-san terluka, baiklah mari ikuti aku" ucap ku lalu berjalan duluan menuju ruang pengobatan.

Aku juga bingung, kak Shinobu kemana? Aoi. Kanao juga kemana?

Aku membuka pintu berbeda dengan kamarku ruang pengobatan ini di penuhi bau obat obatan dan Wangi bunga Wisteria.

Tapi menurut ku kombinasi yang bagus karna menciptakan wangi yang unik.

Tokito pun masuk setelah menutup pintu tapi tak sepenuhnya, "duduk saja di sana" ucap ku sambil menunjuk sebuah bangsal.

Muichiro hanya mengangguk dan duduk di bangsal yang ku tunjuk, setelah itu aku mengambil alat alat dan obat nya.

Setelah itu aku menghampiri Muichiro dan menyimpan kotak obat nya di nakas.

"Apa yang terluka?" tanya ku, "bahu" ucap nya, "juga pinggang" ucap Muichiro, aku agak sensitif jika harus mengurus dia bagian itu karna ya pasti dia akan membuka atasan nya.

Secara aku hanya mengobati perempuan, jarang sekali aku mendapatkan pasien laki laki yang terluka di bagian itu.

"Baiklah.. Mungkin anda tau" ucap ku, dia memang tau lalu melepaskan dua kancing paling atas.

Dan menyikap bagian bahu yang terluka, aku pun sedikit tenang ia pasti tau jika aku tak biasa dengan hal seperti itu jadi aku cukup senang.

Aku pun mengobati nya dengan telaten setelah itu pastinya akan aku perban agak bingung nih tapi akhirnya bisa juga.

Sekarang tinggal yang di pinggang, ia pun mengerti mungkin dari ekspresi ku yang amat tertekan dengan yang se bombastis side eye ini.

Setelah selesai aku pun merapikan lagi bekas nya lalu ia membenarkan pakaian nya, "Terimakasih" ucap nya.

"Your welcome" ucap ku, ya aku sering mencampur campurkan bahasa, memang aneh.

Setelah membereskan nya dengan rapi aku keluar dari sana, Muichiro juga, "em.. Kau bisa mengerti heal kenapa tak menggunakan itu saja?"

Perkataan yang keluar dari lisan Muichiro membuat ku bergeming dan terdiam bagaimana ia tau tentang hal itu.

"K-kamu tau dari mana?" tanya ku aku sedikit panik, "kemarin saat melihat perut mu yang langsung pulih setelah kau mengatakan 'heal'"
Ucap nya.

Aku terdiam bukan masalah dia tau tapi berarti di melihat perut ku dong! Omg memalukan.

"O-oh.. " ucap ku sekarang aku terlihat gagu, "maaf saya melihat perut mu, tak bermaksud yang lain tak di sengaja" ucap nya dan aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

Seketika suana canggung dan hening, sampai akhirnya, "terimakasih saya harus menjalani misi lagi, permi-" belum selesai dia berbicara aku malah menyela nya.

"Aku akan Meng- Heal luka mu!" ucap ku cukup ragu saat mengatakan itu tapi semoga bisa, dia hanya diam akhirnya aku menunjuk luka nya.

"Heal.."

Lagi lagi cahaya putih menyelimuti luka Muichiro ia juga terkejut sepertinya saya cahaya itu muncul tak lama cahayanya menyusut.

"Tidak sakit lagi.. " ucap Muichiro, "terimakasih.. Tapi.. Apakah kau sudah di beri misi?" tanya Muichiro.

Aku pun menggeleng, "bisakah kau ikut pada Misi ku? Aku membutuhkan seorang gadis" ucap nya.

Aku diam sejenak, "kenapa harus aku?" tanya ku, "Itu Shinobu yang menyarankan katanya yang pandai dalam menyamar dan menyesuaikan sikap yang baru, katanya aku juga bisa mengubah kepribadian mu" ucap nya.

aku berfikir sejenak sampai tiba-tiba..

Suara burung gagak, iya gagak kasugai lebih tepatnya gagak kasugai milik ku, dia menyampaikan pesan dimana isi pesannya.

"Ikutlah kepada Misi Tokito-dono Kwak!" begitu kita kita yang ku mengertu dari perkataan gagak kasugai ku.

"Baiklah.. " ucap ku pasrah sambil menatap Muichiro, "baiklah siap kan diri mu nanti siang harus segera berangkat lagi ke sana, jam.. Dua siang" ucap nya.

Aku hanya mengangguk sekarang masih pagi masih banyak waktu untuk ku, sedikit latihan fisik.

"Saya pamit permisi" ucap nya lalu keluar begitu saja, "saya akan menemuimu lagi nanti" ucapnya sambil pergi.

Dan aku hanya mangut mangut.

Setelah dia pergi aku memutuskan untuk merenggang kan sendi ku dulu cukup pegal-pegal.

Nyeri otot?

Nyeri otot?

Ngen-!

Gak guys bercanda

Aku mencari dulu Ketiga anak kecil itu, setelah ketemu aku pun langsung di bantu merentangkan sendiku.

Tak terasa sakit sama sekali.

Setelah selesai aku pun mengambil dulu katana ku lalu menuju ke tempat latihan, aku menarik nafas lalu konsentrasi penuh.

Aku mencoba menggunakan pernafasan yang ke 10 kalau tak salah, nama nya Aliran ketenangan.

Di pernafasan alam Air juga ada Itu sih yang paling mudah menurut ku tapi Pernafasan Air sungguh harus dengan konsentrasi penuh.

Yang paling aku malas hanya pernafasan yang dengan angin karna aku hanya harus sendiri dan di tempat kosong jadi jadian angin ini bisa menghancurkan yang ada di sekitar nya.

Mengingat waktu menggunakan pernafasan yang ada anginnya pohon pohon di sekitar langsung tumbang aku juga gak nyangka beneran.



My Boy [Muichiro Tokito] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang