Dari pada mengkhawatirkan itu Mello langsung menghirup lagi udara, memutuskan untuk menggunakan teknik pernafasan dulu.
Karna dia bisa mati kapan saja jika terus menggabungkan kedua teknik yang ia miliki,
"Pernafasan Alam.. Bentuk ke 10..Akar tak terlihat"
Mello menunjuk tanah yang di injak Muzan, tiba-tiba Muzan tak bisa bergerak, yang lainnya agak bingung tapi langsung memanfaatkan hal itu.
Tanjiro langsung menempelkan pedang nya ke leher Muzan, lalu ia terus dorong dan tiba-tiba sesuatu seperti tentakel keluar dari punggung Muzan yang lainnya memotong tentekel itu walau sesekali mengenai Tanjiro.
Luka sudah ada di tubuh setiap orang akar yang tak terlihat di ciptakan Mello sudah tak dapat menghadang Muzan.
"Kwak.. Kwak.. Matahari terbit 15 menit lagi Kwak.. "
Setelah mendengar suara gagak kasugai itu semuanya langsung gencar mengincar leher Muzan.
Akhirnya itu di kenai oleh Tanjiro lagi, semuanya bekerja sama untuk memenggal kepala nya.
Tapi lagi dan lagi Tanjiro terpental oleh tentakel itu, Muzan menggunakan teknik nya, Mello yang tau jurus ini pun langsung.
"Pernafasan alam bentuk ke 12..Perisai Air!"
Mello membungkus semuanya menggunakan perisai air, tapi itu tak membuat mereka sesak nafas kaya Gyoko yang bikin Muichiro kaktus tenggelam kok guys.
Teknik Muzan kini hanya bisa mengenai Mello, tapi nama nya juga sesama iblis Mello bisa menghindari nya dengan berlari dan menangkis nya.
"Serang!" teriak Mello yang lainnya langsung lah menyersng lagi Muzan sebarin Mello berlari menjadi umpan.
"Woahh.. " pekik Mello saat tentakel Muzan hampir mengenai ulu hati nya, tapi tidak tau saja diri nya kalau Mello adalah anak buahnya yang tak bisa ia kendalikan.
Tamayo juga menggunakan jurus darah nya itu dan menyebarkan aroma bunga yang wangi tapi sangat berbahaya bagi Muzan.
Hanya Muzan..
Tanjiro sudah setengah memenggal kepala Muzan, tapi.. "Akhh.. " Mello tertusuk beberapa tentakel tepat di ulu hatinya.
"Mello!" Pekik Genya, "jangan pedulikan aku! Segera tebas kepala nya sebelum matahari Terbit!" teriak Mello.
Semuanya langsung terus memotong tentakel yang mengganggu. Mello memanjang kan kukunya lalu ia langsung mengepalkan erat erat tangan nya agar darah nya itu bercucuran.
Mello mencipratkan darah nya itu ke tentakel Muzan.
"Keki jutsu.. Api mematikan!" ucap Mello.
Dan Wushh api langsung menjalani hingga ke tubuh Muzan api yang sangat menyakitkan dan bisa membuat Muzan kesal.
Muzan menarik tentakelnya yang menusuk Mello, Mello terjatuh dan ia batuk mengeluarkan darah dari paru parunya.
"Pernafasan Alam, bentuk ke 15 Akar Pohon Beracun!"
Akar bermunculan dari tanah menusuk nusuk tubuh Muzan, di setiap ujung akar itu terdapat racun.
"EEEAAAAAAA!!" Leher Muzan terpotong bersamaan dengan Tangan Tanjiro yang ter tebas.
Matahari sudah terbuat dari arah timur, Muzan pun menjadi abu.
Mello mengatur nafasnya, bekas tusukan di perutnya itu sampai menembus uku hatinya bahkan sampai ke punggung.
Yang lain juga terluka parah, sangat parah, Mello yang tak mau mereka kenapa kenapa dia langsung berusaha berdiri.
Mello mengangkat tangan nya.
"Kokyu.. Dori no katta.. Healing All, Nature Breathing.. Oboro.. "
Seketika langit tertutup awan gelap sangat gelap, di atas Mello terdapat sebuah permata yang bersinar.
Dan tubuh Mello juga bercahaya, permata itu yang awalnya berwarna putih menjadi light Green.
"Soul.. For All Heal.."
Permata itu pecah dan semua luka di tubuh Pilar pilar yang lain langsung sembuh termasuk Tanjiro.
Nezuko menatap tak percaya pada Mello, Mello benar-benar melakukan hal itu..
Hal yang akan mengorbankan dirinya sendiri.. Itu dampak yang akan merenggut nyawa Mello.
Dia merelakan hidupnya yang masih panjang hanya untuk semuanya yang terluka tak sepatah dirinya sendiri..
Mello membuka matanya yang kini berwarna light Green dan senyuman memancar dari nya.
Mello. Benar-benar berkorban.
"Mello!! Cukup! Kau jangan merelakan nyawa mu!" teriak Kanao, "cukup Mello cukup!!" teriak itu berasal dari Genya dan Zenitsu.
"Hoshikoku Mello! Hentikan itu akan membuat hidup mu-Aa.. " ucapan Giyu terpotong saya Mello sudah menurunkan tangan nya.
Ia tersenyum mata nya kemabli normal kepada warna Hitam ke abuan.
Mello tersenyum menampakkan deretan giginya serta mata yang membentuk bulan sabit.
"Arigatou.. Minna..Aishiteru Minna.. " ucap Mello, tangis langsung pecah Shinobu dan kanao bangkit juga Aoi yang ada di samping Nezuko.
Mereka bertiga langsung berlari menghampiri Mello yang masih setia tersenyum.
Mereka langsung memeluk Mello, Mello terkekeh tapi ia juga menangis.
"Mello enggak Mell enggak! Ngak!! " ucap Aoi.
"Mello kamu tunggu aku ambil dulu kotak obat" ucap Shinobu dengan air mata yang terus bercucuran Shinobu lari ke tempat dimana dia menyimpan obat.
Sisa nya langsung mengelilingi Mello, "Mell kau harus baik baik saja.. Kau cahaya untuk kita.. " ucap Kanao.
Muichiro tak bisa berkata kata matanya membulat sempurna mengingat kebersamaan diri nya bersama Mello..
Seharusnya dia jujur dari awal.. Kalau Dia mencintai Mello..
Jika dia jujur maka perasaan nyanitu tak akan berkecamuk, pikiran nya kemana mana.
Dia juga langsung meraih tangan Mello ia genggam sedemikian rupa, dia juga menangis apakah Muichiro akan kehilangan lagi orang yang dia sayang setelah keluargaNya, bisakah Mello tidak meninggalkan nya..
Mello menoleh ke arah Muichiro, "Ne.. Muichiro-kun.." ucap Mello ia mengangkat tangan nya yang di gengam Muichiro beserta tangan Muichiro juga.
"Arigatou.. Ne Gambare.. Watasti.. Daisuki wa yo.. " semua langsung menangis tersedu sedu, Mello benar-benar meninggalkan mereka.
Dia memejamkan matanya dan menghembuskan nafas terakhir nya..
Kemenangan itu adalah hal yang paling buruk jika kehilangan seseorang yang berharga.
Kemenangan itu bukan di hiasi senyuman bahagia, kemenangan ini hanya di hiasi oleh suara tangisan yang menggelegar.
Tak ada seorang pun kecuali Mello yang tersenyum saat dia meninggalkan semua orang Dengan keadaan berkorban untuk semuanya..
Sosok Mello akan di kenang sampai kapan pun.. .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy [Muichiro Tokito] End
General FictionDemon Slayer Corps Version-! Aku bingung cerita ku yang lain Hiatus atau gimana sih, tapi gak apa apa yang penting ini masih jalan di maafkan bila tak ada mayat di sini, sengaja ya. Name : Hoshikoku Mello Butterfly State Nature Breathing Oh yeah I...