28. Trust me

1.2K 91 4
                                    

Sudah tengah malam namun Gabby tak bisa tidur dengan nyenyak, lagi-lagi ia memikirkan hubungannya dengan laki-laki yang sudah tertidur pulas disampingnya ini. Sikap Maxim yang akhir-akhir ini baik padanya membuat dirinya sejenak hilang kendali.

Bagaimana jika aku semakin egois? Bagaimana jika aku semakin ingin memilikimu lebih dari ini? Akh andai saja Gabby yang dulu tidak naif, rutuknya malam ini.

Rupanya sinar mentari telah terbit lebih cepat pagi ini, menampakkan dirinya dibalik cela tirai yang tidak tertutup sempurna. Dua orang yang katanya sahabat kini masih berpelukan di balik selimutnya.

"Morning, babe..." Sapa Maxim dengan suara khas orang bangun tidur.

Gabby tersenyum, "Babe? Are u kidding Max?" Gadis itu menjawab malas enggan membuka mata.

"Ri, gak ada ya yang namanya teman tapi tidur berpelukan seperti ini." Balas Maxim mencoba menyadarkan Gabby.

"Ya yaa, canda doang. Masih pagi juga." Gabby manggut-manggut.

Maxim menangkup wajah Gabby dengan kedua tangannya. "Ri. Listen me. I know you disappointed me, but you should know that I really love you."

Gabby membuka matanya perlahan dan tersenyum lagi "Max. I know, you have loved me from the start... Like a best friend."

"No, from the start I've considered you more than a friend, trust me." Laki-laki itu masih berusaha meyakinkan wanitanya, ia meraih tangan Gabby dibalik selimut.

Gabby mulai kesal dengan omong kosong Maxim. "Max please. Kamu bicara seperti ini seolah-olah Yura tidak pernah ada-"

"I know. Ri... please. I'm done with Yura. Salahkan aku yang dari awal tidak pernah mengatakan apapun ke kamu." Suara Maxim melemah.

Jujur saja Gabby terenyuh mendengar pengakuan Maxim, ini lah kalimat yang selalu ingin Gabby dengar dari dulu. Melihat Maxim seperti ini membuatnya lemah. Ia melepaskan tautan tangan Maxim dan mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir laki-laki itu.

Cup~

"Ri?"

Tanpa panjang lebar Maxim menarik tengkuk Gabby dan melanjutkan rutinitasnya. Sedangkan tangan yang lain bergerak menarik pinggang ramping itu dalam pelukannya.

Gabby tidak terkejut, ia tahu jika akhirnya akan seperti ini. Gadis itu mengikuti permainan, dan keduanya sangat menikmati momen ini.

Tanpa sadar Maxim menaikkan temponya, untungnya Gabby bisa mengimbangi. Namun ia cepat-cepat melepas tautan itu sebelum terlalu jauh dan membuat Gabby kebingungan.

"Why?" Tanyanya.

"Sorry, aku kelepasan." Jawab Maxim sambil mengusap ujung bibir Gabby.

"Let's make it happen, Max."

"T-tapi kan-"

"Now I'm your wife right?"

"Wait.. wait..." Laki-laki itu beranjak dari tidurnya, dan membuat Gabby semakin bertanya-tanya.

"Kenapa?"

Maxim bingung harus menjawab apa, ia menggigit bibir bawahnya.

"Ri. It's my first time." Jawabnya ragu.

Gabby mengerjapkan matanya, seolah ia tidak percaya dengan apa yang Maxim katakan.

"Ow really?"

"Ri. Jangan bilang selama ini kamu ngiranya aku udah pernah sama Yura?"

"Mmm ya enggak, ya gitu..." Gabby mengalihkan pandangannya dari Maxim.

SECRET | Mark GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang