vi. BANTUAN

495 74 7
                                    

────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────────

ㅤㅤMEMBANTU GEORGE BUKANLAH HAL YANG BURUK. Hanya saja, kamu tidak merencanakan bahwa kamu akan diminta membantu George... serta Fred dan Lee. Bukannya kamu tidak mau terkena masalah, tetapi ramuan bukanlah hal yang kamu kuasai (Alicia akan terkejut jika saja dia mendengar pengakuanmu. Ya, kamu cukup berbakat dalam ramuan, sampai-sampai Snape pernah memuji keahlianmu. Tetapi kamu sudah muak dengan ramuan, bukan bermaksud untuk merendah untuk meroket, tentunya).

"Ayolah," pinta Fred sambil memohon, sudah 3 hari mereka memintamu untuk membantu membuat ramuan penuaan.

"Tidak mau," jawabmu acuh tak acuh, Fred mengerang dengan pasrah, "Ini, kuberi sarapanku asal kau mau membantu kami membuat ramuan itu," tawarnya sambil mengangkat piringnya ke hadapanmu.

"Menjijikan," hujat Alicia sambil melirik sarapan Fred, "biarin!" jawab Fred tidak peduli.

"Tidak, terima kasih." Tolakmu, tidak ada gunanya Fred memberikan sarapannya untukmu, makanan di meja sudah berlimpah.

"Bagaimana kalau kami traktir Butterbeer?" tawarnya lagi, George langsung menyenggolnya dan berbisik, "mau pakai uang siapa?"

"Lee, tentunya."

"Hei! Tidak mau!"

"Ah, sialan," Fred mengumpat sambil mengunyah sarapannya, "ayolah, Coleman. Sekali ini saja," pintanya lagi.

"Tidak, ih. Buat sendiri sana," ketusmu dengan kesal. Untuk pembelaanmu, kamu belum pernah membuat ramuan itu, serta ramuan penuaan mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi.

"Memangnya kenapa sih kalian memerlukan ramuan itu?" tanya Angelina dengan penasaran, "oh, kau lupa, Angelina?" Alicia bertanya balik dengan nyengir.

"Ya, ya. Ejek sepuasnya, Spinnet." George memutar matanya dengan sebal, "jangan lupa, kau juga seumuran dengan kami." sambungnya lalu Fred terkekeh. "Benar, jadi jangan menangis kalau kami ternyata masuk turnamen Triwizard!"

"Setidaknya aku masih mau hidup, bodoh!"

Fred menoleh kepadamu lagi, "ngomong-ngomong, apakah kau setuju?" Astaga, mereka tidak akan pernah berhenti.

Kamu menggeleng dan Fred mengerang lagi, "ayolah- George!" Ia menoleh ke saudaranya yang sedang asik menyantap sarapannya. "Apa?" tanyanya seakan-akan dia tidak tahu apa-apa, satu hal yang kamu sadari adalah George tidak mau menatapmu, entah mengapa.

"Bantu aku, dungu." Kamu malah menggeleng-gelengkan kepalamu dengan pasrah. "Ah- Uh... Tolong bantu kami," gumam George dengan malas.

"Wah, kau membantu sekali." Jawab Lee dengan sarkastis, George menatap temannya tidak percaya. "Aku cuma mau makan sarapanku!"

"Oh, ya?" Fred mengangkat alisnya, seketika muka George memerah, "Terserah, kalian mengangguku."

"Kalian membuang waktu kami juga," ujar Alicia kepada mereka bertiga lalu ia bangkit berdiri. "Oh ya? Coba tebak, siapa yang bertanya kepadamu?"

"Dasar dungu, kalian tidak dengar bunyi bell, apa?" tanyamu dengan kesal, jelas-jelas bahwa kalian sudah terlambat kelas pertama.

────────

Untung saja, kalian tidak terlambat kelas. Ditambah lagi, Profesor Flitwick juga ikut terlambat masuk kelas, jadi kalian tidak kena detensi lagi.

Kelas Flitwick bukan kelas terburuk, justru kamu malah menikmatinya dan pelajarannya juga termasuk mudah bagimu. Profesor Flitwick juga tidak galak dan termasuk guru yang lumayan seru bagi murid-murid.

Tetapi untuk hari ini saja kamu tidak bisa menikmati kelas beliau. Fred masih saja tidak bisa diam karena kamu menolak tawarannya, padahal kelas sudah mulai!

Untung saja, Fred dihalang oleh George yang duduk disebelahmu jadi seburuk apa yang akan terjadi? (Jawabannya: buruk sekali.)

"Psst, Coleman. Bagaimana kalau seminggu aku mencatat semua pelajaran untukmu? Kita barter," bisiknya dan kamu hanya menghiraukannya.

"2 minggu kalau begitu," bisiknya lagi, masih saja tidak ada jawaban. "Coleman!" panggilnya dan sekarang kesabaran George mulai menipis, "kau dengar aku tidak?"

"Fred, sudahlah."

"Mr. Weasley!" panggil Flitwick dengan tegas, "sudah dua kali kuperingatkan, jangan berisik!"

"Uh— Maaf, Weasley yang mana, sir?" tanya Fred dengan gugup. Kamu hanya bisa menepuk dahi, bagaimana bisa ia bertanya seperti itu kepada seorang Profesor.

Profesor Flitwick melirik si kembar dengan teliti, "kamu!" Ia menunjuk George, "Mr. Weasley, mohon maaf sepertinya anda akan ikut detensi bersama saya lagi setelah kelas."

Mendengar itu tentu saja kamu terkaget, kenapa malah George yang dituduh? Padahal Fred lah yang daritadi membuat gaduh. Kamu baru saja mau protes tetapi George langsung menyela, "Baik, sir."

Setelah Flitwick kembali lagi mengajar kamu langsung menoleh ke George, "apa-apaan?" tanyamu tidak percaya. George, yang lagi-lagi menghindar dari tatapanmu hanya mengangkat kedua bahunya, "biarkanlah."

Dungu sekali anak ini, pikirmu. Tetapi tidak ada gunanya menyalahkan George, seharusnya Fred lah yang disalahkan.

Kamu menghela nafas dengan panjang lalu memutuskan untuk kembali fokus dan mencacat lagi, dan tiba-tiba kamu sadar bahwa tintamu sudah mulai habis. Parahnya lagi, tinta cadanganmu tertinggal di ruang rekreasi. Memang benar bahwa kamu tidak bisa menikmati kelas ini.

"Tintamu habis, ya?" tanya George yang daritadi melihatmu kebingungan, kamu mengangguk dengan pelan.

"Ini," ia menyerahkan tintanya kepadamu.

"George..." Kamu tidak merencanakan ini sama sekali. Kamu juga tidak enak membuat George repot lagi, ia kena detensi lagi karena kamu menolak membantunya dan sekarang tintamu habis dan ia malah menawarkan tintanya.

"Tak apa, kita bisa berbagi," ia tersenyum lemah dan akhirnya George menatapmu. "Aku minta maaf," gumammu dengan menyesal.

"Jangan minta maaf," bisiknya kepadamu, "ini bukan salahmu kok."

"Ya, tapi—"

Ia menaruh jari telunjuknya dibibirnya, menyuruhmu diam. "Jangan sampai ada seorang murid lagi yang kena detensi."

Terserah, kamu memutar matamu dengan kesal. Mengapa George membiarkan ini semua terjadi? Padahal, selama kamu mengenalnya, dia sering gegabah, selalu ingin mencari kebenaran (atau sebaliknya). Apalagi jika bersama Fred, mereka sering bertengkar karena alasan yang bodoh.

Dasar dungu, bodoh, idiot, tolol... Tetapi secara tidak sadar kamu malah tersipu karenanya.




















a/n: kalo boleh jujur aku ga pernah baca/nulis romance pake bhs indo☠️☠️☠️ jadi mohon maaf kalo bahasanya terlalu kaku🙏🙏

anyways, stream speak now (taylor's verison)💜💜💜

SPARKS FLY | George WeasleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang