The Camp

436 22 17
                                    

Setelah kami beristirahat, kami pun langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat pengungsian yang jaraknya hanya sekitar 1 km lagi, tidak seperti biasanya, kami tidak berbicara satu sama lain, tidak seperti biasanya, mungkin karena mereka sedang merasa sedih dan ingin menenangkan dirinya sejenak setelah kejadian kemarin

Tak beberapa lama kami pun sampai ke pengungsian itu, dan kami melihat para pengungsi sedang mempersiapkan segala perlengkapan mereka karena mereka akan dijemput pada esok hari, kami pun langsung mencari tempat bersitirahat, tak lama kemudian datang seorang laki-laki berbadan tegap yang tampaknya mengenaliku karena ia memanggil namaku dari jauh, rupanya ia adalah sepupuku, Diki, ialah yang mengatur semua perlengkapan disini.

"Kamu kok disini, An?" tanya Diki

"Iya, aku kemarin gak dapat helikopter, jadi aku disuruh jalan kesini" ujarku

"loh, bukannya rumahmu jauh dari sini?" tanya Diki

"makanya itu, aku pun kemarin protes, kenapa aku gak di naikan ke helikopter" ujarku

"ooohhh, yaudah kamu istirahat aja dulu, besok kita langsung berangkat"

"iya, kami juga lagi cari tempat istirahat yang enak" ujarku

Kami pun langsung mencari tempat peristirahatan yang nyaman, setelah kami mendapatkan tempat peristirahatan kami pun langsung tidur.

Paginya, kami dibangunkan oleh suara gaduh yang berasal dari luar tenda kami, kami pun langsung mencari asal suara itu, setelah kami bertanya, ternyata ada seseorang pengungsi yang pada subuh tadi memasuki gedung yang berisi oleh ribuan zombie, dan zombie-zombie itu pun mengejar mereka, walaupun mereka sudah membakar sebagian gedung, ternyata di gedung itu terdapat basement yang belum terbakar, dan di basement itulah tempat zombie itu berkumpul.

Diki pun berusaha untuk menenangkan semua pengungsi.

"Tenang semuanya, tenang!!" ujar Diki dengan suara lantang

"Kita jangan menyalahkan mereka yang telah memancing para zombie, karena mereka tidak salah, mereka hanya tidak tahu bahwa disana ada zombie, kita tidak boleh menyalahkan seseorang tanpa bukti" ujar Diki dengan lantang

"Jadi, bagaimana cara kita untuk menyelamatkan diri kita?" tanya seseorang pengungsi

"karena helikopter baru akan datang 2 jam lagi, dan segerombolan zombie akan datang dengan cepat, kita akan membuat pertahanan berlapis, ada yang akan menembak di luar pagar, dan yang menembak di dalam, dan ada juga sniper atau pun yang memegang senjata besar akan ditempatkan di atas tower, semua harus membantu satu sama lain, karena ini mempertaruhkan hidup kalian, OKEEE!!" ujar Diki bersemangat

"OKEEEE!!!!" teriak semua pengungsi

Kami pun langsung mempersiapkan senjata dan mulai bersiap-siap ke posisi masing-masing, aku menempati posisi paling depan, bersama Diki, Naufal,dan Irsyad, tak lama kemudian segerombolan zombie yang jumlahnya ribuan mulai datang, kami pun mulai menembaki mereka dengan brutal. Tetapi, usaha kami sia-sia jumlah mereka terlalu banyak dan kami pun mulai kehabisan peluru, kami pun mencoba melempar bom molotov, tapi usaha itu masih tidak membuahkan hasil, akhirnya kami pun mundur dan mencoba untuk menghemat peluru, kami mulai mencoba bertahan dengan memakai kapak, pedang, gergaji mesin, dan benda tajam lainnya, walaupun tampak nekat, kami tidak punya cara lain selain seperti ini, banyak dari kami tewas tergigit oleh para zombie.

Untunglah 10 menit kemudian, ada 3 helikopter yang menembak para zombie dari atas, dan 17 lainnya datang unuk mengangkut para pengungsi, aku dan teman-temanku memutuskan untuk naik helikopter yang terakhir

Setelah tersisa satu helikopter lagi, kami pun mulai berlari menuju helikopter, aku, Diki , Naufal,Irsyad, dan teman-temanku yang perempuan sudah naik dan tinggal satu lagi, yaitu Kania, dia ternyata terjatuh saat berlari menuju helikopter, dan kami pun menyuruh Kania untuk berlari, tetapi beberapa saat kemudian ia berhenti dan menggelengkan kepala kepada kami, dan tiba-tiba seekor zombie "runner" langsung loncat dan mengigit Kania hingga tewas, kami pun terkejut dan tidak menyangka hal itu akan terjadi, dan helikopter pun mulai terbang karena melihat gerombolan zombie yang sudah mulai mengerumuni helikopter itu, kami pun mulai terdiam beberapa saat seakan tidak percaya hal ini telah terjadi, dan kejadian ini terjadi begitu cepat, dan Kania belum mengucapkan kata terakhir untuk kami, kami semua pun tertunduk lesu dan menahan kesedihan yang terus menimpa kami, mungkin karena kami sudah biasa menahan kesedihan jadi tidak ada satupun dari kami yang merasa sedih, aku pun mulai menyalahkan diriku sendiri, dan melempar barang-barang yang ada disekitar ku, Syifa pun datang menghampiriku dan mulai menenangkanku

"Sudahlah, an, ini bukan salahmu kok, ingat saja dia telah berkorban untuk kita, dan ikhlaskanlah kepergian Kania, kita semua juga merasa sedih spepertimu" ujar Syifa

aku pun mulai mengangguk dan meminum air mineral yang sudah kubawa

Tak lama kemudian kami mendengar desiran pesawat jet yang melintas disamping kami, mereka membawa bom yang akan menghancurkan seluruh kota, dan kami pun melihat sendiri bagaimana kota kami hancur dengan seketika.

semua kenangan indah hilang, semua pujian yang manis hilang, tapi kami akan ingat perjalanan ini, dan kami tahu akhir yang manis berasal dari perjuangan yang melelahkan, dan penuh dengan air mata dan tangis, dan dengan berakhirnya perjalanan ini kami tahu ini bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah impian.....


THE END


Story by : Muchamad Yulianto

Directed by: Hana Syifa Amalia

Thanks to:

- Andini Putri Alsa

-Dwinanisa Atriana

-Lai Juniawati

-Diaz Villa Nauthica

-Kania Ba Nala Siregar

-Keane Naufal Tandika

-Jodhy Irsyad Alvianto

-Arick Arkin Wijaya








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DD/MM/YYYYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang