Unknown Day : 1

541 26 4
                                    

2 hari kemudian aku pun terbangun di sebuah tempat penyimpanan makanan beku yang pendinginnya sudah dimatikan di supermarket itu, aku tidak tahu siapa yang memindahkan ku dari mobil, yang aku tau, mobilku menabrak tembok dan....., aku tidak dapat mengingat kejadian selepasnya. Aku pun membangunkan Naufal yang mengalami luka di bagian kepala, mungkin itu sebabnya ia belum bangun-bangun, akhirnya aku memutuskan untuk menggendong ia saja setelah aku memeriksa urat nadinya, dan ternyata ia masih bernapas, disaat aku ingin mengangkatnya, tiba-tiba seorang lelaki tua datang.

"ohh, sudah siuman ternyata" ujarnya

"emmmm, bapak siapa ya?" tanyaku

"saya yang tukang bersih bersihin disini" ujanya

"untung aja saya tolongin kalo gak mungkin kamu dah meninggal dunia" ujarnya

"emangnya kenapa, pak?" tanyaku

"5 menit setelah bapak pindahin kamu, mobil kamu langsung ketimpa atap" ujarnya

"terima kasih pak sudah membantu saya dan teman saya, hiks, hiks......"ujarku sambil menangis

"udahlah, kamu dan teman kamu itu anak yang paling beruntung disini" ujarnya

"emangnya kenapa, pak?" tanyaku

"semua orang disini dah gila, mereka kelakuannya kayak orang mati,jalannya pun kakinya diseret-seret, bapak gak tau kenapa, bapak denger di radio sih itu karena virus" ujarnya

"orang mati, kakinya diseret-seret, gara-gara virus"ujarku dengan wajah penasaran

"mungkinkah itu zombie?"ujarku dalam hati

"ahh, gak mungkinlah itu zombie, zombie kan gak nyata" ujarku dalam lamunanku

"dek, kamu gapapa, kok melamun"ujar bapak itu

"eh, ngga deh pak, gapapa, emangnya bapak tau darimana?" tanyaku

"itu, coba aja kamu lihat dari sini" ujar bapak itu sambil menunjuk jendela kecil yang terletak di belakang ruangan itu. Aku pun langsung kaget melihat semua itu

"Gak, ini gak mungkin terjadi, ini gak mungkin terjadi, ini gak nyata" ujarku

"emangnya kenapa dek?" tanya bapak itu

"mereka itu zombie pak, mereka tuh pemakan manusia" ujarku

"ahh, gak mungkin lah, kebanyakan nonton film kamu, hahahaha" ujar bapak itu sambil tertawa

"gak pak itu beneran"ujarku sambil memegang kepala dan langsung terduduk memikirkan semuanya, kami pun terdiam selama beberapa menit

"emang hari ini pak" tanyaku pada bapak itu

"gak tau dek, bapak juga dah lupa, mungkin karena bapak pingsan juga setelah nyelamatin kalian" ujar bapak itu.

tiba-tiba si Naufal pun terbatuk batuk dan langsung siuman.

"eh, dah bangun si kampret" ujarku

"dimana ini?" tanya Naufal

"ini di tempat penyimpanan makanan beku di supermarket yang kemaren kita tabrak" ujarku

"oh" ujar Naufal

"aduhhh" rintih Naufal saat mencoba berdiri

"ehh, lu jangan bangun dulu, lu masih lemah, lu istirahat aja dulu" kataku

"Pak, jangan kasih tau yang sebenarnya dulu ya, aku gak mau temanku sakit lagi, dia emang lagi kena penyakit pak, takutnya kalo dia denger kayak gini penyakitnya kambuh" ujarku

"iya, dek" ujar bapak itu

"kok, gak ada yang nolongin kita an?" tanya Naufal

"tenang aja, ntar juga ada yang datang" ujarku sambil menghibur Naufal

"bapak siapa?" tanya Naufal

"saya yang tukang bersih bersih disini" ujar bapak itu

"kok bapak disini?" tanyaku

"saya disini biar regu penyelamat tau kalian ada disini" kata bapak itu

"ooh, iya deh pak" ujar Naufal

"udah nih minum air putih dulu" ujarku sambil menyodorkan air kepada Naufal. Naufal pun meminum air tersebut dan meneguknya sampai habis

"dah, sekarang lu istirahat, besoknya paling kita dah bisa keluar" ujarku

"iya, an" ujar Naufal

Naufal pun langsung tertidur pulas

"Pak, kalo bisa besok kita langsung keluar dari sini" ujarku

"iya, dek, tapi bapak gak tau kayak gimana" ujarnya

"kita, pake senjata aja pak, pake apa gitu yang tajam tajam" ujarku

"ini, di deket dapur ada kapak, pisau, sama parang, kamu ambil aja, tapi harus diam-diam gak boleh bising" kata bapak itu

"oke, pak" kataku

malam pun tiba, aku dan bapak itu membuka pintu ruangan yang dikunci sangat rapat oleh bapak itu

"oh, iya ini pake masker biar kamu gak kena virusnya, virusnya masih kesebar, mungkin tunggu hujan turun baru ilang" ujar bapak itu

"oke pak" ujarku sambil memakai masker

"oke, 1,2,3, cepet ambil" kata bapak itu

akupun langsung berlari dan mencari dapur, tak lama, aku menemukan dapur dan mengambil segala yang dibutuhkan, tapi disaat aku mengambil pisau, aku dengan tidak sengaja menjatuhkan pisau itu, dan tiba-tiba semua zombie itu melihatku dan langsung mengejarku, bapak itu pun langsung berteriak kepadaku untuk berlari, aku berlari dengan sekuat tenaga, dan salah satu tangan zombie itu menarik ku, entah terbawa perasaan apa, atau mungkin aku sudah terbiasa bermain zombie, secara refleks aku memotong tangan zombie itu dan kepalanya sampai putus, setelah itu pun aku berlari menuju ruangan itu lagi, sampai disana aku pun langsung menangis ketakutan

"udah gapapa, yang penting kamu selamat, kamu tadi juga hebat loh, bisa mutusin kepala zombienya, emang ya anak muda zaman sekarang hebat-hebat" ujar bapak itu memuji ku

" iya pak" ujarku sambil menangis

"udah, kamu tidur aja dulu, istirahat besok kan kita harus jalan" ujarnya

"iya, pak" ujarku

Paginya kami pun bersiap untuk keluar dari tempat itu, dan aku pun harus menggendong Naufal karena, aku tidak ingin membangunkannya



DD/MM/YYYYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang