Chapter 19| Duka

58 5 3
                                    

Manusia itu kehilangan dulu baru menyesal

***

Kota metropolitan yang panas dengan berbagai kesibukan itu telah menjelang sore hari. Matahari kini sudah perlahan menghilang dari langit. Namun, disebuah jalan raya suasana begitu mencengkam.

Seorang gadis tergeletak lemas dengan dahi yang berlumuran darah serta mulut yang mulai mengeluarkan tetes demi tetes darah.  Gadis berkalung kamera itu membuat orang disekeliling nya panik termasuk pria yang masih mengenakan medali kebanggaan nya itu

"Elena bangun" panik pria itu mengangkat kepala elena kedalam pangkuan nya.

Namun ketika ia memegang kepala belakang elena, telapak tangannya berlumur darah segar yang baru saja keluar dari belakang kepalanya.

"Coach cepat panggil ambulance" perintah pria itu

"Aduh ell lo bertahan yaa"

"Elena lo yang kuat yaa"

"Mana sihhh ambulans nya" gerutu pria itu

"Diem kalian, malah bikin gue nambah panik" Bentak nya

"Sabar pe, bentar lagi ambulans nya dateng"

Dan benar selang beberapa menit, ambulans dari rumah sakit terdekat datang dengan bunyinya yang khas.

"Ini pak cepat bawa ke rumah sakit" perintah marcell dengan paniknya

"Gue ikut" pinta valeron

"Gausah gue aja" tolak marcell menaiki mobil ambulans itu.

Setelah tubuh elena dibopong menggunakan tandu, petugas kesehatan itu melakukan tindakan pertolongan pertama kepada elena.

Mobil ambulance itu melaju menyusuri padatnya jalanan ibu kota. Marcell yang di dalamnya hanya bisa menggenggam tangan elena dengan erat berharap gadis didepannya itu bisa sadar kembali.

"Bagaimana pak?" Tanyanya panik

"Banyak pendarahan dibagian kepala, kemungkinan sangat sulit untuknya sadar kembali. Jadi kali ini semoga dokter bisa menangani"

Mendengar penjelasan dari petugas itu, tubuh marcell seketika lemas. Jantungnya serasa berhenti sejenak otaknya sudah berpikiran tidak karuan

"Apakah gue bakal kehilangan lo el? Tolong jangan kenapa napa ell gue masih butuh lo" baginya menggenggam erat tangan elena.

Mobil ambulance berdomisili warna putih itu pun memarkirkan di depan rumah sakit Fatmawati yang memang paling dekat dengan lokasi kejadian.

Petugas dan perawat di rumah sakit itu pun membawa elena menuju ruang IGD. Dengan ikut mendorong brankar marcell hanya bisa kembali berdoa

"El lo yang kuat yaa, lo ga boleh tinggalin gue gitu aja ya" batin marcell menatap dalam gadis lemah itu.

"Maaf kak, anda hanya boleh menunggu diluar silahkan" Ujar suster sembari menutup pintu ruang IGD

Marcell kembali merenung, ia hanya bisa berharap walaupun harapan itu seperti butiran debu.

"Cewe bar bar gue harus sembuh ya" ucapnya begitu lirih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU BE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang