5. Air minum

3 1 1
                                    

Rentetan pertanyaan yang dilontarkan teman-temannya diabaikan begitu saja oleh Hana. Menurutnya, teman-temannya itu sangat kepo dengan apa yang Hana perbuat hingga akhirnya terkena hukuman dari guru BK.

Tanpa mempedulikan, Hana langsung pergi menuju perpustakaan. Dia ingin membaca novel fantasi yang kemarin belum selesai ia baca.

Di koridor sekolah, Hana berpapasan dengan Lily. "Asarr," begitulah Lily, memanggil Hana dengan berbagai panggilan sesuai keinginannya.

"Mau kemana lo?" tanya Lily.

"Mau ke perpustakaan." jawab Hana seadanya.

Lily tersenyum. "Anak pinter mah beda, ya. Gabut dikit ke perpustakaan. Ya gak, bro?" Lily bertanya kepada laki-laki yang tiba-tiba berjalan didekat mereka.

"Ih, semua cowo sama aja. Bukannya dijawab malah sok cool banget sih!" gerutu Lily.

"Yaudah, ly. Aku mau ke perpustakaan dulu. Kalo mau ikut, ayo," ucap Hana sembari menguncir rambutnya yang tadi sempat berantakan.

"Engga deh. Lo kesana sendirian aja. Tapi ntar pulang sekolah jangan langsung pulang, ya. Kita ada kumpulan OSIS,” setelah mengatakan itu, Lily pergi begitu saja, karena sedang terburu-buru.

🌻🌻🌻

Dikelas, Hana hampir lupa menanyakan perihal tugas yang diberikan Bu Raisa. Pelajaran Bu Raisa adalah pelajaran yang pertama.

"Ris, Bu Raisa tadi masuk, gak?" tanya Hana dengan sedikit was-was. Pasalnya, ia belum mengumpulkan tugas tersebut. Dia takut akan terkena hukuman dari Bu Raisa.

"Oh, engga, Han. Bu Raisa tadi izin gak dateng karena ada urusan, katanya," jawaban dari Arisa membuat jantung Hana tidak begitu berdetak dengan sangat kencang lagi.

Fyi, Arisa adalah teman sebangku Hana. Arisa dan Hana sangat jarang ngobrol dikelas. Mereka mengobrol hanya sekedar saling menanyakan hal yang penting saja.

🔔 Tring...... Tringg

Bel pulang SMA Rajawali berbunyi. tandanya, seluruh siswa siswi diperbolehkan pulang. Para siswa dan siswi SMA Rajawali berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing. Tetapi, tidak semuanya pulang. Mereka ada yang masih disekolah karena ada kelas tambahan dan beberapa ada yang mengikuti ekstrakurikuler.

Hana membereskan semua peralatan tulisnya, lalu memasukkannya kedalam Backpack hitamnya.

Hana memang selalu keluar kelas saat teman-temannya sudah keluar dahulu. Menurutnya, jika keluar terlalu buru-buru akan sangat ramai, hingga ia malas berdesakan dengan orang-orang.

Di lain tempat, Lily yang dari tadi sudah stay menunggu Hana mulai badmood. “Kebiasaan, ih. Gak pernah keluar lebih awal.” Lily ngedumel sendiri.

Setelah 3 menit menunggu, akhirnya batang hidung Hana mulai terlihat. Lily langsung tersenyum menyambut kedatangan temannya itu.

"Ih, dari mana aja sih. Kok lama banget." gerutu Lily.

"Maaf, ya, ly. Soalnya males kalau keluar kelas duluan.” ucap Hana sambil cengengesan.

"Yaudah, yuk masuk. Udah ditungguin sama anak-anak lain,” Lily dan Hana menaiki tangga aula sekolah dengan bersamaan.


🌻🌻🌻

Jam dinding di aula sekolah sudah menunjukkan pukul 17.24, selesai mengikuti perkumpulan organisasi, Hana langsung menelepon bapaknya agar datang menjemputnya. Untungnya, bapaknya sore tadi sudah pulang kerja. Jadi, Hana tak perlu repot untuk naik kendaraan umum. Lagi pula bus sekolah yang biasa mengantar jemput siswa siswa sudah tak ada lagi. Hana malas jika harus menaiki angkot, karena malas untuk berjalan ke gang depan.

“Gak kelamaan nungguin bapak lo? Mending numpang sama gue aja, Han.” tawar Lily.

“Gak usah, ly. Lagian aku nanti mau mampir ke suatu tempat juga, kok.” jawab Hana.

Lily menganggukkan kepala, “Okelah, sampai ketemu besok. Bye,” Lily

Hana merasa bosan menunggu bapaknya yang tak kunjung datang. Terdengar suara bising di lapangan belakang sekolah. Seingatnya, hari ini sedang ada ekstrakurikuler futsal dan taekwondo. Dengan semangat yang menggebu-gebu, Hana langsung berlari kecil menuju lapangan belakang untuk melihat anak-anak SMA Rajawali yang sedang latihan taekwondo.

Setelah sampai ditempat yang dituju, mata Hana langsung mengarah ke laki-laki manis, tinggi dan ketampanannya bertambah karena memakai baju taekwondo. Lelaki yang sejak lama ada dalam pikirannya. Hana suka dia, tapi Hana sadar bahwa hubungan mereka hanya sebatas teman. Yap, hanya teman sejak kecil.

Para anak-anak taekwondo sudah selesai dengan latihannya. Hana segera mengalihkan pandangan karena lelaki itu sadar bahwa sedari tadi Hana terus memperhatikannya.

"Jo, minta minum, dong! Minum gue habis, nih." teriak Adnan ke Jojo-teman taekwondo nya.

"Aduh, minum gue tinggal segini." ucap Jojo sambil memperlihatkan botolnya kepada Adnan.

"Yaelah, punya anak-anak yang lain udah pada habis. Gimana, ya? Haus banget nih." ucap Adnan yang terlihat kelelahan.

Hana ingat, ia selalu membawa 2 botol minum. Satunya sudah ia minum, dan yang satu lagi belum ia minum sama sekali. Hana ingin memberikan minum itu kepada Adnan, tapi dia gengsi. Tapi, jika tidak diberi, Adnan terlihat kasihan. Dia sudah sangat kelelahan.

Tanpa mempedulikan gengsinya, Hana berjalan kearah tempat istirahat para anak-anak taekwondo. Beberapa orang kebingungan. Tanpa pikir panjang, Hana langsung menyodorkan minuman kedepan muka Adnan.

"Nih, kebetulan masih penuh isinya, belum aku minum sama sekali." ucap Hana sembari menyodorkan botol minum berwarna merah muda kearah Adnan.

Adnan menerima botol tersebut. "Makasih." katanya.

Bunyi suara telepon terdengar dari saku baju yang dipakai Hana. Dia pergi dari tempat itu dan langsung mengangkat telepon dari bapaknya.

"Hallo, Han. Bapak udah didepan gerbang sekolah. Kamu dimana?" tanya bapaknya dari seberang telepon.

"Iya, pak. Tunggu, ya, pak. Hana segera kesana." setelah sambungan telepon terputus, kini Hana berlari kecil menuju gerbang sekolahnya.

Setelah melihat keberadaan mobil berwarna hitam milik bapaknya, Hana langsung menaiki mobil tersebut.

🌻🌻🌻

UPDATENYA KAPAN-KAPAN LAGI

authornya bosen nulis Wattpad, soalnya lagi gak ada otak. Eh, gak ada ide maksudnya:)

A+ [Adnan Ashana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang