10. Karin

5 1 5
                                    

“Di sini kosong kan?”

Cewek itu duduk bersama dua temannya. Hana terlihat tidak asing dengan orang tersebut. Namun dua temanya itu berseragam sama dengan Hana.

“Hana kan?” Cewe tadi bertanya sambil menepuk pundak Hana.

“I-iya?” jawab Hana bingung.

"Kamu masih inget aku kan?" Tanya cewe itu tersenyum.

Dalam benak Hana, dia sangat ingin mengingat siapa cewe ini. Tapi mau di ingat gimana pun namanya lupa ya lupa. Mau tidak mau Hana bilang.
"Hehe, maaf aku pikunan."

"Aku Karin. Masa ga inget sih?"

Bagai ke sambar petir di siang bolong,  Hana hampir tidak kontrol komuknya. Hana yang hampir mau melotot kaget, langsung merubah raut wajahnya tersenyum.
"Karinnn...na? Apa kabar?" Tak lupa dengan senyum palsu.

Mau gimana pun dia harus tetap akting untuk terlihat senang bertemu dengan Karin. Walau aslinya, ya begitulah. Mau di bilang muka diapun sudah tidak dia pedulikan. Lily sepertinya tidak sadar dengan nama Karin tersebut, dia masih asik makan nasi goreng.

'lilyyyyyyyy peka dikit dong, ajak gue pergi kek-!!! apa kek-!!' ocah Hana tentunya dalam hati.

Ya melihat sahabatnya masih menikmati nasi goreng dan tidak peduli dengan si Karin Karin ini, Hana juga tidak tega untuk mengajak pergi, apalagi Nasi goreng itu belum di bayar.

Sebenarnya Hana ingin bertanya kenapa Karin ke sekolahnya, ada urusan apa dia ke sini, dan yang paling mengganggunya di sini ada Adnan, apa dia sudah bertemu dengannya?

Meski ingin bertanya, tapi Hana tidak mau memanjangkan obrolan dengan Karin. Tapi—
"Kamu tau kelas Adnan ga?"

Doenghhh!!!

'jancokkkk' umpat Hana cukup dalam hati saja.

Lily yang sedang minum es coklat, tiba tiba terbatuk kaget.
"Adnan?!!!" tanya Lily sambil melirik ke Hana.

"Kelasnya di deket UKS, Rin" kata Hana sambil senyum datar.

"Oalahhh, kamu tau ga aku ke sini ngapain? Kamu ga penasaran Han?"

"Hehe, kenapa?" Tanya Hana malas.

"Aku ikut pertukaran pelajar, dan kebagian ke SMA ini, kebetulan banget yaa" jawab Karin.

"Hehe iya Rin." Kata Hana dengan sedikit terkejut.

Hana melihat Lily sudah menghabiskan pesanannya. Dia sudah tidak tahan di tempat itu. Jelas buru buru dia menegakkan tubuh untuk pergi.

"Ly, kelas yuk. Lo kan abis ini pelajaran Pak Mumut—guru kimia." Hana sedikit mendesak Lily agar temannya itu sadar akan sesuatu

"Lah, engga cog. Gue abis ini Pak Bahar, geh!—guru biologi" Lily tetap tak sadar dengan wajah temannya itu yang mengisyaratkan akan sesuatu.

"Anjir, gak peka nih orang!!!” gerutu Hana dalam hati.

"Oiya gue lupa jadwal, ayo dehh." Ucap Lily yang kemudian sadar.

Akhirnya mereka berhasil 'kabur' dari Karin. Ya kabur dari Karin tapi justru bertemu Adnan.

"Aihhh, keluar kandang macan, malah ketemu buaya." Begitulah ujarnya dalam hati Hana.

Adnan tak menduga, dia tetap seperti biasa kepada Hana. Seperti menyapa secukupnya, atau sekedar tersenyum ramah. Tapi hal kecil begitu juga bisa buat Hana jungkir balik tidak karuan selama berhari hari.

"Hana." Sapa Adnan pada Hana.

Tapi pikiran Hana sekarang berfokus pada 'akan kemana Adnan sekarang? Kantin? Kalo begitu... Artinyaa.. dia bisa ketemu dengan Karin'.

A+ [Adnan Ashana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang