Bab 30 : Cerpen : Menyusun strategi

618 146 12
                                    

Suatu hari setelah jadwal kepergian sembilan bujang xodiac untuk menemui x-bliss indonesia telah di konfirmasi, terlihat Mak Hyunsik dengan serius membaca tulisan di layar laptop. Dari waktu ke waktu, dia akan membenahkan kacamata di pangkal hidungnya yang melorot terus menerus.

Para anak dan bapak leader yang penasaran dengan keseriusan mak husein pun segera berdatangan dan bertanya.

"Lo lagi ngapain bang? Serius amat. " Bagas bertanya mewakili yang lainnya.

"Gue lagi malakukan pemantauan biar bisa bikin strategi perang buat besok. " jawab Husein masih fokus dengan kegiatannya.

"Bang lo mau perang? Dimana? Gue ikut dong!" pekik bayi singa kegirangan.

"Jangan, cuma jadi beban lo nanti. " tolak Hyunsik.

"Kejamnya. "

"Lo lagi mantau apaan sih bang? " tanya Bapak Alek.

"Ini gue lagi mantau harga sembako dan barang barang lain di pasar Indonesia. " Mak Hyunsik menunjuk ke laptop yang menampilkan tentang harga cabai di pasaran.

"Lah? Buat apaan? " bingung Defan.

Hyunsik menjelaskan dengan sabar. "Ya buat nawar lah nak koh! Ntar kalo udah sampe sana gue mau izin sehari buat pergi ke pasar. Ntar lo ikut gue ya lek, tolong bantu bawain barang belanjaannya. "

"Harus gue gitu? Kenapa ga Zayyan hyung aja?" protes Pak Alek. Enak aja dia di suruh angkat angkat barang kayak kuli.

"Tapi peran lo kan sebagai bapak. "

"Mending lo bawa gue sama bang Alek Mak. Biasanya kalo yang beli orang asing harganya dinaikin. Kalo ada gue kan bisa tenang. " saran Zayyan.

"Gitu kah? Bagus! Kalo gitu kita ke pasar bertiga! " Husein mengangguk dengan puas.

Alek masih berusaha protes. "Di bilang jangan bawa gue!"

"Lah kan peran lo bapak. Sebagai bapak yang baik harus nemenin emak ke pasar dong! " Ucap Aa Zayyan dengan polos.

"Terus ini prentelan gue kalo pada hilang gimana? " tanya Alek menunjuk orang orang yang sedari tadi hanya menyimak.

"Gampang itu mah, ntar mereka biar di giring staf. " jawab Hyunsik dengan enteng.

Sing mengangkat tangannya dengan semangat seperti bocah yang ingin bertanya pada guru. "Mak! Mak! Gue ikut ya mak! "

"Ga boleh. Lo mah kalo ikut bisanya cuma ngehabisin duit gue. " Sekali lagi, Mak Hyunsik menolak dengan kejam.

"Cih, tau aja lu Mak. " Sing menatap Hyunsik dengan tidak suka.

"Bang gue mau nyaranin sesuatu. " Zayyan menarik kembali topik yang sudah mulai melenceng.

"Apaan? " tanya Won Hyunsik penasaran.

"Ntar bang, kalo lo nawar tapi ga di kasih sama yang jual coba bilang lo mau pindah beli di tempat lain. Ntar mereka bakal manggil balik terus di kasih. " jelas Akang Rifki.

"Beneran itu Zay? " kaget Husein.

"Ga semua sih bang, tapi pasti ada yang kena. "

"Bagus! Makasih Zay! "

Hyunsik dan Zayyan terus menyusun strategi sementara yang lain menyimak dengan hikmat.

"Diem terus lo win, bilang dong bawain oleh oleh dari pasar. " bisik Gyumin pada kutub di sampingnya.

"Ogah ah, mending lo ngomong sendiri. " tolak Iwan.

"Gue juga ga mau, mending jadi transparan ketimbang ketiban masalah terus. "

Kedua orang itu saling menatap sejenak. "Mau pergi ke pasar sendiri? "
"Siapa takut! "

Seperti itulah janji rahasia terbentuk antara Gibran dan Iwan tanpa seorangpun yang tahu.

Serba Serbi XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang