Haechan terbangun dari tidurnya, karena merasakan tiupan angin melewati tubuhnya yang setengah telanjang itu
saat ia membuka matanya alangkah terkejutnya ia melihat tubuhnya yang hampir full naked, "gua di grepe siapa bangsat?!" ia mengamati ruang kamarnya sendiri, berharap mendapati orang yang telah membuka setengah baju nya itu
Haechan langsung beranjak dari kasurnya dan pergi membersihkan badannya.
sekarang Haechan sudah berada di meja makan bersama kadua orang tuanya, "Bukankah semalam aku mabuk? Jeno yang membawaku ke kamar?" tanya Haechan memecah keheningan
Johnny berdecih "Mana ada, semalam Jeno langsung pamit pulang"
"Lalu siapa yang membawaku?"
"Jaemin, daddy menyuruhnya untuk membawamu ke kamar" jawab Ten
Haechan berusaha mengingat siapa Jaemin yang dimaksud oleh Ten, ia setia melamun untuk mengingat orang itu yang menurut Haechan namanya tidak asing
"Partner kerja daddy? jahat sekali, gimana kalo aku di grepe grepe sama dia?"
"Diamlah, setelah makan daddy ingin membahas sesuatu"
"Apa? pengalihan kepemilikan saham daddy?" tebaknya dengan sorot mata bling bling, dengan pekikan senang Haechan memainkan garpu ditangan nya itu lalu senyumnya hilang seketika
"Kamu mau dijodohkan" bisik Ten pas ditelinga Haechan
BOOM! DIJODOHKAN? mata Haechan membelalak tatkala mendengar ucapan Ten barusan, mengapa kedua orang tuanya tidak membebaskan ia mencari pasangannya sendiri? sekarang pikiran Haechan penuh dengan pertanyaan pertanyaan aneh seperti siapa yang akan dijodohkan dengan dirinya
acara makan mereka telah selesai, sekarang mereka bertiga sudah duduk di sofa dengan posisi Johnny yang menghadap ke Haechan
"Daddy.. bagaimana jika pilihan kalian berdua salah? aku ga pingin mati sengsara saat saat sudah menikah nanti" ucap Haechan yang terus menggenggam tangan Ten, sebenarnya Haechan takut Johnny marah jika ia perjodohan ini
"Pilihan daddy mana pernah salah, kamu ga percaya sama daddy?"
"Bukan begitu... tapi-"
"Haechan, percayalah pada daddy mu ini. Daddy mana mau berniat melukai mu? jika orang itu memang tak baik untuk dirimu sudah pasti daddy tidak menyetujui perjodohan ini, coba dengarkan perkataan daddy sekali ini saja."
Haechan sempat meneteskan air matanya sebelum mengangguk pertanda ia setuju dengan perjodohan ini, walau ia belum tau siapa calonnya
"Jaemin calon yang baik untukmu" ujar Ten yang membuat Haechan terbelalak seketika, Haechan tak yakin Jaemin bisa menjadi suami yang baik untuknya karena saat pertama kali bertemu di kantor ayahnya itu tatapan Jaemin sangat mengerikan menurut Haechan, seperti harimau yang sedang lapar
"Mae, apa gaada calon lain selain dia?"
"Tidak." final Ten
Haechan mendengus, kali ini ia pasrah dengan semua rencana orang tua nya ini. sungguh tak pernah terfikirkan oleh Haechan bahwa dia akan dijodohkan dengan orang yang baru ia temui sekali itupun hanya sebentar
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sedangkan, keluarga Na
Jaemin sedang bergelut dengan berkas berkasnya apalagi sekarang ia harus memikirkan perjodohannya juga, sungguh ini semua membuat kepala Jaemin rasanya ingin meledak
Jaemin menguap, ia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku diatas kursi
Jaemin beranjak mencari seseorang, ia masuk ke ruang kerja sang ayah. "Ayah yakin aku bisa lakuin perjodohan ini?" tanya Jaemin setelah duduk di depan ayahnya
"Kau ragu dengan pilihan ayah?"
"Bukan begitu, maksudku... aku sedikit takut jika aku tidak bisa menjadi suami yang baik untuknya"
Takk
Yuta menyentil kepala Jaemin lumayan keras, ia hanya meringis setelahnya
"Hampir semua karyawan di kantormu menyukaimu lalu kau menyebut dirimu ini tidak bisa menjadi suami yang baik? Bagaimana jalan fikiran mu ini"
"Lalu, ayah lihat sendiri kan semalam? Haechan kembali kerumah dengan keadaan mabuk, coba fikirkan bagaimana jika dia tidak bisa berubah?"
"Yakk! kau ini, jangan memikirkan kesalahannya saja. kau tau? dia itu sebenarnya anak yang manis, dia hanya menunjukkan sisi gelapnya semalam"
"Omong kosong apa yang ayah bicarakan" Jaemin mendecih mendengar alasan yang dilontarkan Yuta
"Sudahlah, kembalilah ke kamarmu sendiri kau hanya membuatku pusing" final Yuta
Jaemin bergerak meninggalkan ayahnya disana, ia menutup pintu ruangan itu lalu berganti mengambil handphone nya disaku celana
sebuah panggilan masuk, Jaemin langsung mengangkatnya
"Jaemin-aa, apa kau tidak merindukanku?"
"Tentu aku merindukanmu, kita lama tidak bertemu"
"Benar, kau sibuk?"
"Kebetulan tidak, ada apa?"
"Mau bertemu? aku punya 2 tiket bioskop"
"Ah, tapi..."
"Tapi apa? kau tak bisa?"
"Bisa, nanti sore?"
"Umm, aku akan menghubungi mu lagi nanti"
Jaemin mengakhiri panggilan tersebut, ia memutuskan untuk beristirahat sebentar agar tubuhnya kembali segar saat bertemu orang tadi
tbc
aku bingung nanti mau nikahinnya kapan, kaya...
kaya nya sebelum nikah harus ada dramanya dulu biar makin seru, tapi aku males ngetik... cerita ini apa gabisa pake vn aja ya?
intinya tunggu aku di bab selanjutnyaa
vote dari kamu : semangat aq, wkwkwk
SEE YOUUUU
KAMU SEDANG MEMBACA
My Happiness [Nahyuck]
Teen Fiction"Kau cinta terakhir ku, Chan" Nahyuck : Haechan yang merupakan anak tunggal dijodohkan dengan seorang anak tunggal juga, namun mereka memiliki kepribadian yang berbanding terbalik. Nahyuck dengan sedikit rasa Nohyuck