7

847 65 8
                                    

suasana hening menyatu dengan mereka berdua, tak ada yang ingin memulai pembicaraan antara mereka berdua. hanya ada suara berisik kendaraan di luar sama yang saling menyalip

laju mobil Jaemin mulai memelan, sekarang mobil itu sudah berhenti di depan pekarangan rumahnya

Jaemin menoleh ke arah Haechan dan melihat wajah damai pria manis itu, tertidur dengan sedikit tertunduk. tak sadar Jaemin menarik sudut bibirnya dan membentuk sebuah senyuman kecil

Jaemin turun dari mobilnya terlebih dahulu lalu menghampiri Haechan di kursi penumpang, Jaemin perlahan mengangkat Haechan dan memindahkannya di pelukannya. Haechan sedikit melenguh karena merasakan hangat di badannya

Jaemin menempelkan kartu di pintu rumahnya lalu ia segera masuk ke dalam, ia tidak menemukan satu orang pun disana Apa mereka sudah pulang  batinnya

"Jaemin-aa" panggil seseorang dari arah dapur, Jaemin menoleh mencari seseorang tersebut

ternyata ia adalah Winwin, "Mae Ten dan Daddy john udah pulang tadi, Haechan tidur disini aja ya? sama kamu tidurnya" ucap Winwin yang direspon anggukan oleh Jaemin

Jaemin kembali melangkah menuju kamarnya, "Kau ini makan apa sih chan" ucap Jaemin pelan, ia merasakan kaki nya mulai pegal karena terlalu lama membawa Haechan di gendongannya apalagi sekarang ia harus menaiki tangga untuk mencapai kamarnya

Jaemin menurunkan Haechan di kasurnya, ia menurunkan pria manis itu dengan sangat pelan khatawir jika sang empu terbangun dari tidur nyamannya yang berukuran king size itu

Jaemin mendudukkan dirinya di samping Haechan yang sedang tertidur pulas, ia menatap dalam Haechan dan sesekali ia tersenyum melihat wajah indah milik calon istrinya itu

"Ku harap aku tidak salah menerima perjodohan ini" 

setelahnya Jaemin ikut berbaring di samping Haechan, ia tidur menghadap Haechan. sekarang Jaemin bisa merasakan hembusan nafas harum Haechan, hangat batinnya

tak lama Jaemin ikut menyusul Haechan ke alam mimpi

.

.

.

.

.

.

.

.

.


sinar matahari menembus dinding kaca kamar Jaemin, terasa hangat dan menambah kesan nyaman di kamar besar itu|

Jaemin sedikit membuka matanya, ia merasa silau karena sinar matahari. ia menoleh pada Haechan yang ternyata masih tertidur  dengan posisi memeluk lengan besar Jaemin, sekarang Jaemin menjadi susah untuk bergerak karena Haechan mendekap lengannya begitu erat

dengan kesabaran Jaemin yang setebal dompet dompetnya, ia menarik tangannya dengan sangat pelan sampai tak terasa oleh Haechan. saat tangannya berhasil terlepas dari pelukan Haechan ia pun menghela napas lega

setelahnya Jaemin pergi untuk menyegarkan dirinya

beberapa menit setelahnya Jaemin keluar kamar mandi dengan handuk kecil yang melilit tubuh bagian bawahnya, sedangkan yang atas di biarkan terekspos

"Belum bangun juga" gumamnya

30 menit Jaemin menghabiskan waktunya di kamar mandi namun Haechan masih setia dengan tidurnya, sebenarnya dia mimpi apa

pandangan Jaemin teralihkan dengan beberapa notif yang masuk di handphone Haechan, ia mengambil handphone itu dari atas nakas

3 PESAN MASUK JENO LEE

Jaemin mengambil handphone milik Haechan, terlihat wallpaper lockscreen Haechan adalah seorang pria yang tengah meletakkan tangannya di kepala Haechan dan terlihat ekspresi Haechan disana sangat lucu

raut wajah Jaemin seketika berubah saat ia membuka ketiga pesan yang masuk itu 

"Chan, nanti sore jalan mau ga? ke sungai Han."

"Pastiin jam 3 sore lu ada di rumah, gua jemput"

"See you mbulll"

Jaemin menutup kembali handphone milik Haechan, ternyata sedari tadi Haechan sudah bangun namun ia tidak menyadarinya. dan Haechan pun tak menyadari bahwa Jaemin memainkan handphone nya

Haechan mengucek matanya agar cepat tersadar

dengan santai Jaemin berjalan melewati Haechan yang setengah sadar, ia mengambil baju nya lalu membawanya ke sebuah ruangan yang ada di belakang lemari besar itu. ruangan itu memang di rancang khusus untuk dirinya berganti baju atau sekedar bersiap siap

Haechan mengedarkan pandangannya ke semua sudut kamar Jaemin, mencoba mengingat ruangan milik siapa ini

"Aku di culik ya?" gumamnya, sekarang Haechan merasa takut karena ia mengira bahwa dirinya telah diculik oleh seseorang

"AKHHH AKU DI CULIK!" teriaknya

Jaemin spontan keluar dari ruangan tadi, ia mendapati Haechan yang sedang memeluk boneka beruang besar berwarna biru milik Jaemin

"Kamu bisa diam?" ujar Jaemin santai sambil menatap Haechan tajam

"Yak! kenapa bisa aku ada di kamarmu"

"Semalam kau tertidur di mobilku, mau aku antar pulang tapi sayang bensin" 

Haechan diam, ia menatap Jaemin dari pucuk kepala hingga ujung kaki. Jaemin sadar bahwa Haechan sedang mengamati dirinya, Haechan mendongak

"Mau bekerja? bukannya telat kalau udah jam segini" 

"Terserahku saja, aku bosnya disana"

"Ck! kalau begitu aku ikut denganmu, a-ah maksudku antarkan aku pulang" sorot mata Haechan berubah bling bling dengan senyum lebar yang sangat manis

"Cuci muka mu dulu, lalu sarapan di bawah" 

Haechan beranjak dari kasur besar nan empuk itu, ia berlari menuju kamar mandi 

tiba tiba tingkah Haechan jadi manis banget? kena angin mana sihh

Haechan yang sedang berada di kamar mandi tiba tiba keluar untuk mengambil handphone nya, melihat beberapa pesan dari Jeno yang ternyata sudah di baca

"Kau membuka yang pesan ini?" Haechan menunjukkan layar hp nya pada Jaemin sedang fokus memakai dasinya, Jaemin tak merespon

pandangan Haechan beralih pada pria di depannya itu yang telihat kesusahan dengan dasinya, jujur saja Jaemin memang tidak ahli dalam memasang dasi karena selama ini mommy Winwin yang memakaikan dasi itu padanya

Haechan melangkah ke hadapan Jaemin lalu menyingkirkan tangan Jaemin, sekarang posisi Haechan sangat dekat dengan Jaemin

tangan Haechan sibuk dengan dasi yang berada di leher Jaemin, Haechan menata nya dengan sangat telaten

Jaemin mencoba fokus, Jaemin sebenarnya sudah fokus tapi fokus ke bibir plum Haechan

"Selesai, gini doang mah gampang" ucap Haechan yang langsung mundur karena tugasnya memakaikan dasi sudah selesai

Jaemin menahan pinggang Haechan agar tetap dekat dengannya, ia menatap Haechan begitu dalam. Jaemin begitu meniknati aroma Haechan saat baru bangun, seperti bayi menurut Jaemin

"Kamu punya pacar ya?" ucap Jaemin tiba tiba, membuat Haechan sedikit mengerutkan alisnya

"Siapa?" tanya si manis

"Kamu" 

"Humm, punya"

mata Jaemin membola, ia berfikir bahwa sekarang ia dijodohkan dengan kekasih orang lain. aduhh nikung batinnya

"Terus kenapa kamu nerima perjodohan ini?" 

"He? bukannya kamu pacar aku?" tanya Haechan, spontan Jaemin memiringkan kepalanya bingung. sejak kapan mereka menjadi sepasang kekasih

"Kita dijodohkan kan? bukannya seharusnya kita bisa di panggil dengan sebutan sepasang kekasih? lagipula kamu dan aku juga nerima perjodohan itu" jelas Haechan

"Tapi aku kurang yakin" 

"Apa lagi?"

"Aku melihat layar ponselmu, Hahaha itu lucu" nada Jaemin berubah, ia sedikit menyindir Haechan di belakang kalimatnya

Haechan baru sadar jika latar ponselnya bergambarkan dirinya dan Jeno yang sedang berfoto bersama dengan ekspresi masing masing yang terlihat menggemaskan

"Kamu cemburu ya Jaem?" Haechan mencoba menggoda Jaemin agar ia tidak salah paham dengan foto itu

"Terserah, turun untuk makan. aku tunggu dibawah" Jaemin mengambil beberapa berkas yang ada di meja nya lalu ia bergegas turun ke bawah

"Tsundere banget sih anying, untung belum nikah"  batin Haechan





















tbc

halouu halouu, ketemu lagi kitaa hehehehe
gimana? aku ga bosen bosen nanyain ke kalian "kalian paham sama alurnya?"

aku buntu banget dari kemarin, aku harap sih kalian bisa paham sama semua yang aku tulis. 

segitu dulu dehhh, bye byee

SEE YOUUUUUU




My Happiness [Nahyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang