‘RENCANA LICIK’
°•°•°•°
Sesuai apa yang sudah disepakati, pada keesokan harinya Renjun akan datang ke kantor milik Jeno, pakaian khas orang kantoran melekat rapi pada tubuhnya, kemeja putih polos yang dipadukan dengan kemeja dan celana khaki berwarna peach terlihat mempermanis tampilannya, ditemani dengan surai perak gelap, Renjun terlihat begitu menawan tiada tara.
Menatap pantulan pada cermin lalu mencecap bibirnya setelah mengoles lipbalm pada permukaan bibir, memberikan kesan warna alami yang lembab disana. Setelahnya Renjun membuka ponsel, mendapati pesan dari Guanlin yang berkata agar mereka berangkat bersama, sebab mereka juga berada dilantai yang sama. Guanlin juga mengatakan bahwa lelaki itu yang akan menjemputnya depan pintu, Renjun membalasnya dengan kata ‘iya’ saja.
Beranjak dari meja hias, Renjun melangkah ke sisi ranjang dimana sebelumnya ia melempar tas kantor miliknya disana juga ada sebuah map berwarna kuning tua yang merupakan berkas lamaran yang sudah ia persiapkan lebih jauh, memeriksanya kembali dan setelah dirasa semua lengkap, Renjun kembali melangkah mendekat ke pintu untuk mengganti sandal selopnya dengan sepasang patu pantofel hitam jelaga, tak lama terdengar bunyi bel, Renjun semakin mempercepat gerakannya kemudian membuka pintu, mendapati Guanlin yang berdiri didepannya dengan seculas senyuman kecil, juga ada sebuket bunga matahari dan sekotak merah berisi perhiasan berupa kalung.
“Ingin melamar seseorang, eh?” Goda lelaki Huang, membuat Guanlin berdecak lalu memberikan kedua barang itu kepada Renjun, sedikit memaksa karena Renjun menolak namun akhirnya berhasil masuk dalam dekapan Renjun. Manik rubah Renjun menukik tak suka, “Hei—”
“Aku menemukan kedua barang itu didepan pintu apartemen mu dasar bodoh!” Potong Guanlin cepat dengan nada kesalnya, menoyor kening Renjun yang membuat lelaki mungil itu berdecak, “Jangan menoyorku dasar, bego!”
Memutar bola matanya jengah, Guanlin berucap, “Sebaiknya taruh barang itu kedalam, kau bisa membukanya nanti saat kita sudah pulang dari kantor, setengah jam lagi kantor buka,” Katanya, memeriksa jam dalam ponsel. Mendengar itu membuat Renjun mengangguk semangat, ia dengan cepat masuk ke dalam untuk menaruh kedua barang yang entah pemberian dari siapa, lalu setelahnya muncul dihadapan Guanlin, kemudian sepasang sahabat kecil itu berjalan bersama menuju kantor. Untungnya jarak antara apartemen dengan kantor Jeno itu dekat, membutuhkan waktu lima belas menit dengan berjalan kaki, jadi keduanya tidak terburu-buru bahkan sempat mampir ke salah satu kedai kopi untuk membeli segelas kopi dan roti.
Hingga setelah tiba di kantor, Guanlin mengarahkan Renjun menuju ruang HRD, Renjun akan melakukan sesi interview setelah namanya sudah di input oleh resepsionis kantor. Ruang HRD berada di lantai ketiga, berbeda satu lantai dengan ruang kerja milik Guanlin, namun lelaki tinggi itu lebih dulu mengantar Renjun dan berkata agar menunggu sang HRD yang akan tiba sebentar lagi, kemudian meninggalkan si mungil karena pekerjaannya mulai menumpuk akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secretary || NOREN
FanfictionDISCONTINUED Awalnya Renjun merantau ke Korea Selatan sebatas mencari pekerjaan setelah mendapatkan info dari sahabat kecilnya, Lai Guanlin, yang memberitahu bahwa ada sebuah lowongan pekerjaan di perusahaan besar di asia. mencoba peruntungan namun...