MY SECRETARY : 07

1.6K 146 24
                                    

—— Into you ——

***

Situasi terasa canggung yang terjadi pada sebuah ruangan berisikan dua lelaki dengan perbedaan tubuh yang mencolok. Pria tinggi bertubuh besar penuh akan otot itu terdiam menatap pria lainnya yang terdiam, terlihat jelas tengah berusaha menghindari kontak mata dengannya. Wajah pria kecil itu tak lagi mulus, ada luka lecet pada dagu akibat terjatuh beberapa saat lalu. Sudah diobati, dan yang melakukannya ialah pria besar itu. Kala ini, dirinya berada dalam unit apartemen si kecil, Renjun.

Renjun yang sadar bahwa dirinya terus dilihat dengan lekat mencoba menghindari kontak mata, jantungnya pun dengan nakalnya berdetak kencang, menenggelamkan keberanian hingga membuatnya terlihat seperti seorang gadis remaja yang tengah malu karena berduaan dengan lelaki idamannya. Sial, Renjun mengutuk dirinya sendiri, pasti pria besar itu diam-diam menertawakan dirinya yang bersikap malu-malu canggung selayaknya gadis remaja.

Sebagai tuan rumah terlebih pria itu tadi telah menolongnya dari sang penguntit, Renjun tentu membuatkan segelas minuman teh hangat, dikarenakan makanan telah habis alhasil ia meminta maaf karena hanya bisa menyajikan segelas teh hangat, yang untungnya si pria besar itupun menerima dengan senang hati. Nyaris lima belas menit diisi oleh keheningan, alhasil Renjun berdehem hingga menarik kesadaran si pria yang tengah asik menatapnya.

Dengan senyuman canggung, Renjun berkata, “Terima kasih sekali lagi, tuan. Jika tidak ada anda mungkin sekarang saya tidak berada disini,” Katanya, yang diakhiri dengan senyuman tulus. Pria itu tertegun, mendapatkan seuntai senyuman cantik dihadapannya kembali membuatnya berdebar, mengalihkan pandangan lalu berusaha bersikap biasa. “Jangan minta maaf terus, saya juga tak mungkin membiarkan kejahatan terjadi, selagi saya bisa membantu.” Balasnya, yang membuat Renjun tertegun karena melihat senyuman manis pria besar itu. Bahkan, Renjun tak sadar jika mulutnya menganga besar bersama binar kagumnya.

Sungguh, pria ini sangatlah tampan. Ah, Renjun jadi insecure melihatnya, ia jadi berfikir pasti banyak sekali wanita yang menyukai pria itu. Terlebih, jika dilihat dari penampilan, pria ini bukan berasal dari kalangan biasa, sudah pasti dia dilingkari oleh emas dan berlian, alias orang kaya.

Melihat binar kekaguman Renjun terhadapnya membuat pria besar itu terkekeh, dia mengulurkan tangannya guna berkenalan, tetapi sedikit menunggu balasan dari Renjun sebab pria kecil itu membeku beberapa saat hingga memahami maksud uluran tangannya. “Na Jaemin, panggil saya Jaemin, saja.” Kata si pria besar.

“Huang Renjun, panggil saja Renjun. Anda sepertinya lebih tua dari saya, ya? Boleh saya memanggilmu hyeong’?” Izin Renjun, mendapatkan anggukan dari Jaemin. “Lakukan apapun yang mau kamu lakukan, Renjun. Dan tolong jangan terlalu kaku dengan saya, kita bisa menjadi teman kedepannya, kan?”

Renjun terkekeh seraya mengangguk, “Baiklah, hyeong.

Dan setelah itu, Jaemin pamit untuk pulang, membiarkan Renjun mengantarkan dirinya hingga ke depan gedung apartemen dan melangkah masuk setelah melihat Jaemin masuk sesaat sang supir telah menjemputnya. Seiring langkah, senyuman Renjun tak pernah berhenti, tangan kanannya menyentuh dada kirinya untuk merasakan detakan jantung. Entah mengapa, Renjun senang bertemu dengan Jaemin, ia jadi berharap bahwa kedepannya mereka akan lebih sering bertemu.

Sedangkan pada waktu yang sama namun beda tempat, juga memperlihatkan Jaemin yang tak berhenti tersenyum sembari menatap jendela mobil. Hatinya bahagia karena bisa dekat dengan sosok yang sudah lama ia kagumi, atau mungkin telah ia cintai dalam diamnya?

Na Jaemin ialah pelaku yang menaruh buket bunga matahari beserta kalung berbandul bunga matahari, yang ditemukan oleh Guanlin pagi itu. Sesungguhnya, Jaemin telah mengenal Renjun sejak lama, tetapi sebuah tragedi malang memisahkan mereka berdua. Jaemin, pria yang terkenal tak pernah dekat dengan perempuan dan bersikap tegas wibawa kala bekerja memimpin perusahaan keluarga itu tidak peduli pada jutaan cacian dan hinaan setelah kabar tersebar mengenai seksualitas nya yang seorang biseksual. Tak ingin menyangkal karena itu semua benar, meskipun perusahaan berada pada ambang kehancuran, Jaemin bekerja semampu mungkin mengembalikan kondisi perusahaan yang untungnya kembali membaik karena para investor masih bertahan, meskipun ada beberapa yang menarik sahamnya.

My Secretary || NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang