🔞
***
Seharian penuh melakukan pekerjaan sebagai seorang sekretaris pemilik perusahaan ternyata amat sangat melelahkan, sepasang mata tak berhenti bekerja membaca setiap kata membentuk paragraf untuk dilihat dan dicermati sebelum memberikannya kepada sang atasan, memilah berkas pengajuan kerjasama yang dirasa memberikan keuntungan untuk perusahaan dan memberikannya kepada sang atasan muda, Lee Jeno.
Waktu istirahatnya hanya terjadi selama satu jam ketika makan siang berlangsung, setelahnya setumpuk berkas telah berada diatas meja, membuatnya terus menerus menghela nafas tanpa sadar, yang bodohnya juga tak menyadari tatapan Jeno yang terus meliriknya. Renjun tak sadar, bahwasanya Jeno terus mengulas senyuman kecil seperkian detik ketika menangkap ekspresi wajah lelah sang sekretaris yang jatuhnya menggemaskan. Renjun tak sadar bagaimana deduktifnya Jeno menatapnya meskipun dirinya hanya diam terduduk menatap layar komputer, memang pikiran lelaki itu saja yang kotor. Memutarkan sekumpulan tindakan dewasa penuh akan gairah, ah, dirinya amat tak sabar sampai pada puncak keinginan yang menyiksa batinnya selama ini.
Memikirkan bagaimana ia akan melewati malam yang panas bersama lelaki mungil didepannya, membuatnya tersenyum lebar, ralat, menyeringai penuh akan kelicikan. Sudah terangkai apik deretan rencana hanya demi membawa si manis pada ranjang, menariknya berteriak mendesahkan namanya dibawahnya, melucuti satu persatu benang yang menutupi tubuh sexy itu hingga bisa dilihat tanpa ada penghalang sedikitpun, melihat bagaimana mungilnya kejantanan dari lelaki manis yang telah mengacaukan pikirannya semenjak bertemu pertama kali.
Jeno, amat sangat menginginkan renjun, more than you know.
"Ssh... "
"Pak?" Panggilan lembut serupa bisikan angin menyapa gendang telinga, telah menariknya dari imajinasi liar, ketika Jeno membuka mata, terpampanglah wajah manis Renjun yang bingung dengan berkas dalam dekapannya. Jeno berdehem, dirinya nyaris berdesah akibat sang adik yang sensitif. Sepasang manik Renjun mengerjap polos, "Bapak mengantuk? Perlu saya buatkan kopi?" Tawar si sekretaris. Jeno terdiam, tak lama kepalanya mengangguk kecil, segelas kopi dapat membuatnya merasa lebih segar dan sedikit mengalihkan pikiran kotornya.
"Boleh, buatkan saya, ya?" Jawabnya, Renjun meresponnya dengan senyuman kecil, lalu kaki pendeknya melangkah menuju luar ruangan, dan ketika raga Renjun tak lagi berada dalam radar, Jeno menghela nafas berat karena tak kuat menahan nafsunya sendiri. Selama ini, Jeno tak pernah kualahan melawan nafsu, dia juga tak mudah terpancing, akan tetapi semenjak Renjun datang, walaupun lelaki manis itu hanya diam saja nafsunya sudah terpancing.
Huang Renjun, amat berbahaya untuk dirinya, Lee Jeno.
"Fuck!" Umpatnya, mengusap kasar wajah guna menarik kembali kewarasan karena imajinasi kotor itu masihlah menginvasi. Sedetik kemudian, ponselnya menyala memperlihatkan beberapa notif pesan masuk dari Jisoo. Sialan, Jeno nyaris melupakan dirinya yang telah memiliki tunangan secantik dan sebaik Choi Jisu. Sedikit rasa bersalah datang, akan tetapi Jeno berusaha menimbunnya dengan kalimat; it's ok, ini hanya permainan sebentar sebelum menjalani kehidupan yang lebih serius dengan Jisoo. Karena setelah menikah nanti, aku gak bisa lagi bebas.
Bajingan, tetaplah bajingan. Itulah nama tengah Lee Jeno, lelaki yang diidamkan banyak wanita, lelaki hot yang diidamkan para wanita dan lelaki pihak bawah yang menginginkan Jeno berada diatas ranjang, wah, apakah Renjun termasuk sebagai manusia paling beruntung yang bisa merasakan betapa panas dan bergairahnya lelaki idaman itu ketika berkuasa diatasnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secretary || NOREN
FanficDISCONTINUED Awalnya Renjun merantau ke Korea Selatan sebatas mencari pekerjaan setelah mendapatkan info dari sahabat kecilnya, Lai Guanlin, yang memberitahu bahwa ada sebuah lowongan pekerjaan di perusahaan besar di asia. mencoba peruntungan namun...