Bab 3

17 2 0
                                        

Hello readers welcome back and enjoy the readingg.....

*****

#flashback

"Rutoo..." Panggil seorang wanita yang sedang bersama haruto diruangan atas
"Ya, ada apa" jawab haruto.
"Makasih ya selama hampir 7 tahun udah nemenin aku dan jadi orang yang terbaik buat aku dari aku kecil. Kamu yang paling terdepan yang gasuka liat aku terluka walaupun cuma karna kesandung atau jatuh dari sepeda. Kamu yang selalu nemenin aku klau aku lagi ada masalah keluarga sampe aku sebesar ini. Kalau diinget inget lucu ya, kayaknya baru kemarin kita jadi anak kecil yang gak punya beban tapi sekarang kita udah remaja dan mungkin sebentar lagi bakal nemuin jalan masing masing" ujar wanita itu.

"Kamu ngomong apasi, kita udah janji buat tumbuh sama sama bahkan kita janji kan, akan berdua terus dan saling denger keluh kesah masing masing. Dari masalah kamu sampai masalah aku, itu semua akan jadi masalah kita karena selama ini kita akan terus bareng kan?" Elak haruto.
"Tapi kita gak bisa selamanya kaya gitu ruto, kita bakal nemuin jalan didepannya yang mungkin kita gak bakal bisa bareng terus." Ucap sang wanita itu mematahkan stigma haruto.

"Kamu sebenernya kenapa si? Ada yang kamu tutupin ya?" Haruto yang sudah mulai curiga dengan ucapan wanita itupun akhirnya bertanya seketika.
"Oke, aku akan jelasin sama kamu. Kita sebentar lagi masuk SMA dan kamu tau kemarin belum lama ini orang tua aku sudah resmi bercerai yang artinya aku harus ikut salah satu dari mereka dan mereka pun sudah pasti gak akan ada yang tinggal disini lagi. Dan Aku kemungkinan ikut ibu." Haruto menyimak dengan seksama dan perasaan hati nya yang tibatiba mendadak kacau, hati yang tidak bisa menerima semua ucapan wanita itu namun ia juga tak bisa berbuat apa apa. Diam seribu bahasa.

"Aku harap kamu ngerti ya, aku cuma bisa nemenin kamu sampai sini to, kalaupun suatu saat kita ketemu lagi aku harap kita tetap saling mengingat bagaimana kita tumbuh bersama dari kecil sampai hari ini. Mungkin ini hari terakhir aku main kerumah kamu karena minggu depan aku mungkin udah siap untuk pindah dan mulai cari sekolah" wanita itu pun mengatakan itu sambil tertunduk lemas dan sepersekian detik airmatanya mangalir membasahi pipi nya.
Haruto pun memeluknya dan juga ikut tenggelam bersama kesedihan yang ada disana.

***

Haruto tersadar dari ingatannya akan masal lalu, gadis yang ada didalam foto ini.
Ia teringat sebentar lagi ia akan tiba di rumahnya dan harus segera bersiap untuk turun dari angkutan umum.

Ia teringat sebentar lagi ia akan tiba di rumahnya dan harus segera bersiap untuk turun dari angkutan umum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Telepon berdering menandakan telepon masuk, ternyata junghwan yang menghubungi haruto.

"Kenapa wan?" Tanya haruto
"To, malem ikut gue yuk. Mau ga?" Aja junghwan.
" Kemana?" ...
"Ke tongkrongan"
"Lu gak salah wan? Ajak anak kaya gue ke tongkrongan kaya mereka? Gue gak punya apa apa seperti kalian punya segala nya wan." Sepertinya haruto merasa minder terlebih mereka yang memang dari circle kalangan atas, ada rasa tidak percaya diri dalam diri haruto.
" To kenapa jadi bahas gini sih? Gue gak pernah bandingin apa apa dalam berteman, gue cuma mau lu ikut bergabung aja, biar berbaur sama yang lainnya juga. memperluas social lu, gue gamau lu cuma punya gue sebagai temen lu, karena gue mau pertemanan lu lebih luas jadi tolong jangan minder ya to ada gue yang bakal paling depan kalau ada yang ganggu lu. Lu harus percaya sama gue sebagai temen lu" pertegas junghwan yang meyakinkan haruto bahwa mereka tak seperti itu.

Look at the StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang