Saat Aran sedang bermain game didalam kamarnya, dia mendengar suara berisik dari luar kamar. Dia keluar dan melihat apa yang sedang terjadi, ternyata orang tuanya sedang bertengkar hebat dan masih tentang mantan istri ayah Aran.
"Udah! Aku capek berantem sama kamu! Mending kita cerai aja" teriak ayah Aran.
"Oke! Kalau itu mau kamu! Kita cerai"
Aran berlari mengecek kamar Christy, saat membuka pintu ternyata Christy tak ada didalam kamarnya.
Aran sedikit tenang karena Christy tidak ada dirumah dan menyaksikan pertengkaran ini. Dia mengambil Hoodienya kemudian turun, ketika menuruni tangga semua barang terlihat berantakan karna terus-terusan dilempar oleh ibunya, vas bunga, guci, bahkan foto keluarga mereka pecah tergeletak dilantai.
"Kamu mau kemana Aran!" Teriak ibu Aran.
Aran tak menjawab dia pergi begitu saja dari sana, dia mengambil motornya kemudian meninggalkan rumahnya yang berisik.
Dia membuka handphonenya dan menghubungi Shani-
Setelah itu Aran tak membalas pesan Shani lagi, dia hanya menunggu dikursi taman itu sambil terus menatap langit. Aran menyadari semenjak ada Shani, dia hanya butuh pelukan dari Shani ketika dia punya masalah.
"Kamu kenapa Aran?" Tanya Shani, dia melihat banyak puntung rokok di dalam gelas plastik samping Aran.
Taman dan lapangan ini memang sepi ketika dimalam hari, bahkan tak ada satu orangpun yang datang kesini karna gelap, tapi inilah tempat favorit Aran. Semenjak oniel mengenalkan tempat ini kepadanya, tempat ini langsung menjadi tempat pelarian Aran kalau tidak ke pantai, kepelabuhanan ataupun ke kost Mirza.
"Cici bisa peluk aku ga? sebentar saja, setelah itu terserah Cici mau pergi atau gimana" ucap Aran dengan suara yang terdengar sangat menyedihkan.
Tanpa menjawab Shani mendekat dan duduk disamping Aran kemudian memeluknya. Shani tak bertanya ataupun berkata apapun. Dia memberi Aran waktu untuk memeluknya sampai Aran merasa lebih baik.
Perlahan isakan tangis Aran pun terdengar meski sangat pelan. Shani terus memeluk Aran dan mengelus-elus pundak Aran, Shani pun ikut terbawa suasana dan menjadi ikut sedih melihat Aran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
DiversosHanya sebatas hadir belum tentu jadi takdir, ini bukan hanya tentang perasaan tapi juga tentang takdir Tuhan, meskipun sudah ku usahakan tapi tetap saja takdir Tuhan-lah yang menentukan, aku tau semuanya akan kembali baik ke orang yang tepat atau ke...