Sudah memasuki hari ke dua pasca Aran kecelakaan, tapi dia tak menunjukkan tanda-tanda akan sadarkan diri. Dia masih setia menutup matanya diatas bangsal rumah sakit.
"Nyenyak banget tidurnya sampai kamu ga bangun-bangun? kamu secape itu ya, sampai kamu memilih istirahat disini? gapapa kamu istirahat aja dulu, tapi kamu harus bangun lagi ya? Jangan nyerah. Kita semua nungguin kamu bangun disini, rasanya sepi banget gaada yang gangguin aku"
Shani menatap wajah Aran dengan tatapan penuh rasa kasihan, dia merasa sangat sedih melihat semua luka-luka Aran "kamu benar-benar dihajar habis-habisan, jiwa dan raga kamu sama-sama terluka. Kamu hebat ran, kamu kuat" Shani menggenggam tangan Aran dan menghela nafas "aku harus pulang, besok aku datang lagi dan aku harap besok kamu udah bangun dan nyapa aku dengan senyuman dan kata-kata buaya kamu" ucapnya sambil tertawa pelan.
Shani keluar dari ruangan Aran. Ketika diparkiran, Shani bertemu dengan ayahnya yang baru saja keluar dari mobil.
"Papa?"
"Shani, kamu ngapain disini sayang?"
"Aku habis jengukin temen pa, papa sendiri mau ngapain?"
"Mau jenguk seseorang"
"Owh.. kalau gitu Shani pamit ya pa, mau ke posko"
"Iya, kamu hati-hati ya nak. Uang jajan kamu masih aman kan?"
"Aman pa"
"Yaudah kalo gitu papa masuk dulu"
"Iya pa"
Setelah itu Shani pergi menuju poskonya sedangkan ayahnya masuk kedalam rumah sakit.
.
."Mama.. papa.." lirih Aran yang mulai sadar sedikit demi sedikit.
Mirza dan Chika yang sedang bermain game disofa langsung saling bertatapan.
"Aran?" Mirza dan Chika berjalan menuju kebangsal Aran.
"Christy.."
"Za, Aran ngomong zaa!" teriak Chika.
Mirza langsung memencet tombol yang ada didekat Aran.
Tak butuh waktu lama dokter masuk kedalam kamar rawat inap Aran.
"Dokter tadi Aran ngomong!" Ucap Mirza.
"Saya periksa dulu ya"
"Iya dok" Mirza bernafas lega, dia bersyukur akhirnya Aran perlahan sadar.
Beberapa hari setelah Aran sadar, dia meminta untuk dipulangkan. Selama dirawat dirumah sakit, Olan, Oniel dan Mirza ikut menginap dan menjaganya disana. Mereka sudah berusaha menghubungi Veranda dan Christy tapi tidak ada jawaban sama sekali.
Keenan sesekali datang untuk menjenguk Aran, tapi Aran selalu mengabaikannya. Aran masih sangat kecewa dan tidak mau memandang wajah Keenan. Setiap Keenan datang, dia selalu bersembunyi dibalik selimut rumah sakit.
Sedangkan Chika, dia hanya datang disore hari setelah pulang sekolah bersama Aya -ibu Chika- beliau datang membawa makanan untuk Mirza, Olan dan Oniel.
"Lu yakin mau pulang sekarang?" Tanya Mirza.
"Gw udah sehat bang ngapain lagi gw disini, ga betah"
Mereka membereskan semua barang-barangnya dan pergi dari rumah sakit.
"Akhirnya pulaaang" teriak Olan saat memasuki rumah Aran.
"Sakit punggung gw tidur dilantai mulu"
"Jompo lu Niel"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
RandomHanya sebatas hadir belum tentu jadi takdir, ini bukan hanya tentang perasaan tapi juga tentang takdir Tuhan, meskipun sudah ku usahakan tapi tetap saja takdir Tuhan-lah yang menentukan, aku tau semuanya akan kembali baik ke orang yang tepat atau ke...