Kerena aku memang sendiri " ucap renjun
"Benar juga, mau aku temankan" ucapnya
Renjun hanya diam lalu melanjutkan jalannya
Dan tidak menghiraukan ucapan anak ituAnak itu selalu mengikuti renjun saat perjalanan pulang. Renjun kadang melihat anak itu ia berjalan tidak jauh dari belakang renjun, melihat melihat muka anak itu terkadang renjun tertawa kecil.
Karena anak itu selalu mengikuti renjun. Akhirnya renjun memberhentikan langkahnya menghadapi anak Renjun berkata.
"Kenapa ikuti aku Mulu sih"
"Aku hanya ingin berteman denganmu," ucap anak itu sambil menatap renjun dengan mata yang sedikit besar daripada renjun.
"Aku melihatmu tidak memiliki teman dan selalu sendiri" ucapnya
Bener ucapan anak itu renjun selalu sendiri dan tidak memiliki teman satu, dan renjun selalu menutup diri.
"Apakah boleh aku berteman denganmu"
Renjun terdiam sejenak dan kemudian melihat anak itu kembali. Renjun tersenyum kepada anak itu.
"Kalau begitu kita berteman" ucap renjun kepada anak itu.
Anak laki laki itu sangat senang bahkan ia sempat membeku beberapa saat.
"Jinja" ucap anak itu
"Benerr apa aku harus berteriak ditelinga" ucap renjun dengan suara sedikit lebih tinggi
"Wahh kamu lucu sekali seperti itu" ucapnya
Anak itu tertawa melihat wajah renjun yang sedikit kesal itu.
"Namaku Lee Dong-hyuck atau panggil saja Haikal" ucap Haikal sambil tersenyum kepada renjun
"Renjun namaku renjun"
Seketika suasana sedikit dingin dan sunyi.
Mungkin canggung kali yaaa hahahahha
Renjun kembali melanjutkan langkahnya sedang Haikal masih diam dan pada akhirnya ia sadar renjun telah berjalan saja.
"Woii tunggu" teriak Haikal
Angin tertiup dengan iramanya. Air sangat indah saat bergerak mengikuti arusnya dengan sedikit keramai disekitarnya. Sungai yang terkenal diseol selalu didatangi oleh orang orang. Entah dengan suasana hati yang senang, bahagia, sedih dan bahkan hampa sekalipun.
Renjun memhentikan langkahnya disungai Han. Dia duduk melihat keatas langit yang lagi cerahnya dan indah
"Kamu cepat banget jalannya" ucap Haikal kepada renjun dengan nafas yang ngos-ngosan
Renjun tidak memperdulikan perkataan temannya itu ia masih menatap pengandangan yang sama.
Haikal memerhatikan wajah renjun dan ia langsung duduk disamping renjun.
"Apakah aku boleh menangis untuk sesaat"ucapan renjun secara tiba-tiba membuat Haikal langsung melihat renjun yang masih menatap langit sungai Han.
Haikal langsung menarik nafas dan memandang langit yang sama
" Tidak apa-apa jika harus menangis , terkadang awan juga menangis" ucap Haikal
Suasana sungai Han yang sangat indah dan bahkan langit sangat ceria ada satu dari orang yang menangis bahkan ia sambil menatap langit langit.
Renjun menangis tanpa suara meskipun sakit ia menahannya. Sedangkan Haikal hanya diam menatap langit.
"Aku sedikit lebay yaa" ucap renjun kepada Haikal
"Tidak itu wajar semua manusia berhak menangis dan terkadang dengan menangis ia akan lebih baik" ucap Haikal kepada renjun.
Renjun melihat Haikal. Melihatnya seperti ini seperti melihat orang yang berbeda dari yang sebelumnya.
Renjun bangkit dari tempat duduknya untuk pulang karena ini telah sore dan ia akan terkena masalah ketika kemalaman.
"Aku mau pulang kalau boleh tau dimana sekolah dan rumahmu" ucap renjun kepada Haikal
Haikal melihat renjun dengan senyuman
"Rumahku tidak terlalu jauh dari sini dan sekolah ku di psbk( persatuan sekolah bangsa Korea)" ucap Haikal kepada renjun dengan senyuman
Renjun terkejut itu adalah sekolah untuk anak yang tidak berkecukupan tetapi renjun tidak mempermasalahkan hal itu.
"Wah nanti kita akan sering ketemu yaa" ucap Haikal kepada renjun
"Tentu karena kita berteman" sahut renjun
Mereka berdua tersenyum bersama menatap satu sama lain memandang wajah satu sama lain. Walaupun mereka beda kasta tetapi mereka mudah sekali bergaul dan mereka tidak memperdulikan hal itu .
"Aku pulang dulu yaaa" ucap renjun kepada Haikal sambil melambaikan tangannya dan senyuman yang sangat indah.
Lama kelamaan sosok Haikal telah tidak kelihatan dari kejauhan .
Renjun kembali fokus kepada jalan tetapi dalam pikirannya adalah perkataan Haikal
"Tidak apa-apa jika harus menangis , terkadang awan juga menangis""Tidak itu wajar semua manusia berhak menangis dan terkadang dengan menangis ia akan lebih baik"
Renjun tersenyum memikirkan perkataan Haikal tadi ternyata Haikal tidak seburuk yang ia kira bahkan ketika bersamanya renjun tenang dan bahkan selalu tersenyum.
Bersambung.........
Jangan lupa
Vote
Komen
Dan share yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun Without Rays (Matahari Tanpa Sinar)
Fantasíaini adalah kisah anak Tengah laki laki yang bernama lee renjun yang selalu dibandingkan oleh orang tuanya dan bahkan selalu salah dimata ibunya Harus menerima kenyataan yang sangat pahit menjalani hidup dengan cara memendam semua sendiri dan tidak p...