Hilang

83 14 11
                                    

Pagi yang begitu cerah, sudah tiga hari dia tinggal di masa lalu. Masa saat kedua orang tuanya masih sangat muda.

Binar menurunkan kedua kaki nya dari atas ranjang dan segera berjalan keluar rumah untuk mencari keberadaan kedua ibu nya.

Begitu sampai di dapur dan ruang tamu dia tidak melihat keberadaan kedua ibunya. Binar pun segera mencari mami dan juga mama Gaya di rumah bagian belakang bahkan toilet, tapi keduanya tidak bisa terlihat.

"Mama sama mami lagi cari sarapan kali ya?" Gumam dirinya bertanya pada dirinya sendiri.

Setelah mandi dan membersihkan ruang tamu, binar lantas duduk di atas sofa sambil menunggu kedatangan kedua ibu nya.

Binar mengingat kejadian dia di masa depan nanti dan terkekeh kecil.

Dia teringat dengan keramaian dan kehebohan mereka di pagi hari.

Bagaimana usilnya Papa yang selalu membuat dia mengerucut kan bibirnya, bagaimana mesranya Papa dan juga mama. Dia juga ingat dengan kasih sayang dan bawelnya bang Noah.

Ah dia jadi merindukan mereka.

Apa dimasa depan mereka juga merindukannya?

Tengah asyik melamunkan masa depan, Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu rumah, dengan perlahan Binar berjalan ke arah depan dan sedikit tertegun saat melihat seseorang yang baru saja tiba dengan sebuah senyuman yang merekah sempurna.

"Papa?" Beo nya.

Papa Iqbal tersenyum dan mengusap pelan kepala Binar dengan sayang.

Usapan lembut di kepalanya membuat dia begitu bahagia, dia senang akhirnya dia bisa merasakan usapan lembut dari Papa kandungnya.

"Kamu sudah sarapan? Papa tadi beli ini di depan." Kata Papa Iqbal yang langsung saja masuk kedalam rumah untuk mengambil sebuah piring.

Dirinya hanya mengekori Papa dari belakang sambil tersenyum kecil.

Sangat bahagia.

Apalagi saat Papa Iqbal menamai dirinya sendiri dengan panggilan Papa.

Ah perasaan bahagia ini, tidak ada duanya.

"Papa gak tahu kamu suka sarapan apa, jadi Papa beli bubur aja." Kata Papa Iqbal lagi.

Dirinya hanya mengangguk dengan kedua mata yang penuh keharuan.

Melihat ekspresi yang dirinya buat, Papa langsung menarik dirinya kedalam pelukan hangat Papa. "Papa janji akan lindungi kamu." Ucap Papa dengan begitu merdu masuk kedalam telinganya. Bahkan tangan Papa di gunakan Papa untuk terus mengusap kepalanya membuat dirinya merasakan perasaan yang begitu nyaman.

.........

Kalina tidak berhenti menatap aneh ke arah Iqbal yang terlihat begitu akrab dengan Binar.

Mungkin bukan hanya dia saja yang merasa aneh, tapi Gaya pun berfikiran sama.

Sepulang dia dan Gaya membeli nasi uduk di dekat taman kota, dia melihat pemandangan yang begitu aneh.

Dia melihat keberadaan Iqbal yang tengah asyik bercanda dan mengobrol dengan Binar. Bahkan dia bisa mendengar dengan jelas bagaimana Iqbal memanggilnya namanya sendiri dengan panggilan Papa hal yang sampai saat ini membuat dirinya canggung jika harus menamai dirinya sebagai Mami.

Namun melihat bagaimana Iqbal dengan normalnya menyebut bahwa dia adalah Papa membuat dia merasa takjub.

Selain memanggil dirinya dengan sebutan Papa, Iqbal juga berjanji akan mengajak Binar jalan-jalan mengelilingi Kota. Bukan hanya Binar saja yang di ajak melainkan dirinya pun di ajak Iqbal dengan dalih family time.

Mission - 60 days back to 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang