a war

602 70 7
                                    

A fanfiction of Duty After School
Enjoy!



• • •


Rencana mereka berhasil terlaksana. Seluruh siswa bergerak kompak menerobos pertahanan para tentara. Mereka semakin dekat menuju berhasil. Sampai bola-bola itu menjatuhkan diri. Menyerang siswa dan tentara dengan membabi buta.

"Ambil."

Dan kini, sebuah senapan disodorkan ke arah Ahreum. Sementara tangan gadis itu tak berhenti gemetar.

"Nara-ya, a-aku tidak bisa."

Ahreum menggelengkan kepalanya. Tetes demi tetes mulai jatuh dari pelupuk matanya. Bagaimana bisa ia menembak dengan tangan gemetar?

"Ambil, Ahreum-a."

"Nara-ya ..."

Nara kembali menyodorkan satu senapan di tangannya, lebih kuat. Manik mereka saling mengunci. Nara dengan tekadnya, dan Ahreum dengan takutnya.

"Kau ingin melihat teman-teman mu terbunuh?"

Ahreum menggeleng kuat. Mencoba mengatur nafas, menetralkan gemetar di tangannya, tanamkan sugesti positif di dalam kepala. "Aku tidak ingin temanku terluka."

Gadis itu menghapus kasar air matanya. Ini bukan saatnya menjadi lemah. Ahreum menggenggam senapannya kuat-kuat.



Dor.



Satu tembakan ia layangkan. Mengenai monster yang hampir membunuh teman-temannya. Mereka–Ahreum dan Nara–bergerak berlawanan arah.

Semakin lama, Ahreum semakin cakap. Kendali dirinya meningkat pesat. Bergerak gesit menembaki monster-monster sialan itu.

Netranya sempat tertahan melihat darah yang berceceran. Hingga tepukan di bahunya ia dapatkan. Lagi-lagi dari sosok Lee Nara yang entah bagaimana ada di belakangnya. Ahreum kembali berjalan cepat seraya kembali menarik pelatuk berulang kali.

"Sial, pelurunya habis."

Ahreum mengedarkan matanya ke sekitar, mencari senapan baru yang penuh berpeluru.

"AAARGH!" Teriakan Yeonju mengalihkan fokusnya pada sebuah tenda.

Segera ia menghampiri, mendapati Soocheol yang susah payah melepas tentakel yang menjerat pergelangan kaki Wootaek.
Tanpa kata, Ahreum memposisikan diri, hendak menembak. Namun–


Bruk.


Seseorang dengan kencang menabraknya. Membuat gadis itu jatuh tersungkur sedang bahunya luar biasa sakit. Sedetik kemudian, Ahreum mematung. Menatap jasad teman di depannya yang dipenuhi alien itu.

"A-apa?"

Bernafas terasa berlipat kali lebih berat. Nyeri di bahunya ia lupakan seketika. Suara nyaring dari tembakan dan teriakan seakan tak lagi terdengar. Begitupun suara Sersan Kim yang menginstruksikan Ahreum dan Soocheol untuk segera pergi.

Persona | Duty After School ft. OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang