perfect person

525 73 7
                                    

A fanfiction of Duty After School
Enjoy!



A fanfiction of Duty After SchoolEnjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





• • •




"Aku akan memberikan waktu untuk membongkar dan merakit senapannya. Jika tak selesai dalam satu menit ..."

"... kalian akan dihukum."

Kini, peleton 3-2 tengah memulai praktek merakit senjata di ruang kelas mereka. Seluruh siswa terlihat bersemangat sekaligus khawatir di waktu yang sama.
Belum lagi ketika mendengar hukuman, seisi kelas seketika riuh. Keluh kesah mulai keluar dari masing-masing mulut mereka.

"Siapa yang mengeluh?"

Mendengar suara tanpa tanda seru namun penuh intimidasi membuat mereka kontan diam.

"Ke depan."

Anggota peleton 3-2 memilih mengalihkan pandangan. Tak punya nyali untuk bersitatap dengan manik penuh intimidasi Letnan Lee.

Kecuali satu orang, yang kini tak dapat mengalihkan pandangannya. Senyumnya selalu terbit, tak peduli setajam apapun kalimat yang di ucapkan komandan peleton.

"Soyeon-a, dia masih terlihat keren untukmu?"

"Soyeon-a? Cha Soyeon!"

Hana bahkan harus mengulang panggilannya beberapa kali.

"Hm! Apapun yang dia lakukan terlihat keren."

Hana menatapnya tak percaya. Sementara Taeman turut bergabung dalam percakapan dua gadis itu.

"Siapa? Aku?" ujarnya percaya diri.

"Diamlah, cumi-cumi." masih memandang Letnan Lee, Soyeon berujar.

Ahreum yang mendengar percakapan mereka hanya bisa tertawa pelan. Teman-temannya sangat aneh. Apa hanya dia satu-satunya yang waras di kelas ini?

"Selesai!"

Ahreum mengangkat kepala ketika mendengar suara Youngshin. Pemuda itu benar-benar all rounder. Mahir dalam segala hal. Bagaimana bisa dia terlahir seperti itu?

Jo Youngshin.

"Dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik, walau tidak sebagi Younghoon. Dia bisa berteman dengan baik, walau tidak sebaik Deokjung. Dia juga bisa memimpin dengan baik, walau tidak sebaik Yujeong."

Tapi dia bisa melakukannya. Menjadi pintar dan menyenangkan di waktu yang bersamaan. Bukankah wajar jika iri pada orang sepertinya?

"Ah, ini gila."

"Berapa kali lagi dia akan melakukannya."

"Aku sangat lapar."

"Kenapa dia terus menjatuhkannya!"
"Astaga!"

Suara-suara anggota peleton 3-2 membawa Ahreum kembali ke dunia nyata. Ah, ini sudah petang sejak latihan merakit senjata. Semuanya melakukan hal itu dengan baik, ya kecuali satu orang–

Persona | Duty After School ft. OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang