💌Ada baiknya vote dulu sebelum membaca
∞∞∞
Sebuah Ferrari hitam meluncur mulus, membelah keheningan kawasan perumahan elit. Mobil sport itu berhenti tepat di depan sebuah rumah modern yang menjulang megah.
"Selamat datang, Tuan dan Nyonya," sambut seorang wanita paruh baya ramah, Bi Ani, yang sudah menunggu di depan pintu.
"Terimakasih, Bi. bagaimana kabar Bibi hari ini?" tanya sang Nyonya dengan senyum hangat.
"Alhamdulillah, baik-baik saja, Nyonya." Bi Ani membungkuk hormat.
Dibelakang mereka, tiga remaja, putra dan putri mereka, mengikuti dengan langkah santai. Mereka tampak bersemangat untuk segera masuk ke dalam rumah.
🪐🪐🪐
Cahaya mentari pagi menyelinap melalui celah tirai, menerpa wajah cantik Sella yang masih terlelap dalam mimpi indah. Suara alarm ponselnya berdering nyaring, namun gadis itu tampak tak terusik.
"KANJENG RATU BANGUN! SUDAH JAM BERAPA INI!" teriakan nyaring dari luar kamar membuat Sella tersentak kaget. Dengan mata yang masih sayu, ia meraih ponselnya. Syukurlah, baru pukul 06.00 lega rasanya.
Sella meregangkan tubuhnya, lalu beranjak menuju kamar mandi. Setelah membersihkan diri dan berganti seragam sekolah, ia bergegas turun untuk menikmati sarapan.
Ruang makan
Sella melangkah ceria menuju ruang makan. "Pagi, Bunda!" sapa Sella sambil mencium pipi bundanya lembut.
"Pagi," balas bunda dengan senyum hangat. Mereka pun duduk berdampingan di meja makan.
Menu sarapan hari ini sederhana saja: cumi asam manis dan tumis buncis. Meskipun sederhana, Sella sangat menyukainya. Cumi asam manis buatan Bunda memang juara! Rasanya selalu pas di lidah. Sella sering bertanya-tanya, bagaimana bisa bunda masak seenak ini? Sementara dia? Ah, jangan ditanya. Memasak makanan instan saja seringkali gosong.
Sella masih ingat betul kejadian lucu beberapa waktu lalu saat bunda lembur. Karena kelaparan, Sella mencoba menggoreng ikan. Hasilnya? Ikan gosong diluar, mentah didalam!
Meski rumah mereka besar, bunda memilih untuk tidak mempekerjakan pembantu.
Flashback on
"Bun, kenapa kita enggak nyewa pembantu aja, sih?kan kita mampu," tanya Sella sambil bersandar di bahu Bunda. Mereka sedang asyik menonton film favorit Sella.
Bunda tersenyum lembut,"Kalau kamu nggak mau beres-beres rumah, nggak apa-apa,kok. Bunda senang melakukannya."
"Bukan gitu maksudnya, Bun," Sella menggeleng. "Maksud Sella, kan, kita bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama kalau ada yang bantu pekerjaan rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi [ON GOING] Hiatus
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 🚫DILARANG PLAGIAT Masih banyak revisi🙏 🪐🪐🪐 SELLA CALLIOPE, hidup dikelilingi kemewahan. Kehidupannya bagai dongeng. Namun, di balik gemerlapnya itu, Sella merasakan kekosongan yang mendalam. Ayahnya, sosok yang tak...