● ●
Acara pernikahan berlangsung 1 jam yang lalu dan kini Hagan serta Reilo resmi menjadi pasangan.
Sederhana namun dengan desain yang mewah (gedungnya) , Reilo berjanji pada dirinya sendiri , ia akan membuat acara syukuran jika Hagan mencintainya.
Ia , Reilo menjadikan pernikahannya sebuah tantangan.
"Selamat , semoga baik baik dah tu hubungan kalian." Ujar Altarez di angguki Jefan dan Reyga , ketiganya berada di pelaminan , ya untuk memberi ucapan selamat pada dua Pasusu itu.
"Hehe amiiinnn , terimakasihh." Balas Reilo tersenyum lebar , ia hanya duduk menyambut para undangan , sedangkan Hagan berdiri.
'ga malu gitu?'
'udah tenang ga ada beban , malah nikah sama Rei yang cacat.'
dan bisikkan lainnya...
Hagan menulikan pendengarannya , Reilo juga tau bahwa Suami nya ini menahan malu , suami ga tuh.
"Yo , makan dah sono kalian apa lagi lo Rey. banyak tu rendang." Lanjut Hagan , keempatnya tergelak bersama dan 3 curut Hagan kembali turun.
"Gaga aku minta ma-
"Gaperlu , ga merubah apapun. sekarang gua cuma mau lo jaga mulut di media sosial , lo tau sendiri Keluarga gua gimana. Jangan sampe lambe turah Sekolah Tau soal ini." Potong Hagan dengan duduk di samping Reilo. Si empu mengangguk mengerti.
"Sayangg !! Selamatt , akhirnya kamu ga sendiri lagi di ranjangg !" Seru Mae , ia naik ke pelaminan dan mendekati Putra bungsunya itu , kedua nya berpelukan beberapa saat.
"Apasih Mae." Ketus Hagan , Mae memelototinya , mau tak mau Hagan lemah lembut.
"Iya , terimakasih Mae." Ujarnya lagi , Mae tersenyum dan beralih ke hadapan Reilo , ia memeluk sang Mantu dengan sayang.
"Nanti , sebelum ke Apart Mae mau bilang sesuatu sama kamu." Bisiknya di telinga Rei , si empu mengerutkan halisnya tak mengerti.
"Bilang apa?" Tanyanya ,
"Rahasia , kamu harus kuat yaa." Setelah mengucapkan 4 kalimat itu Mae mengecup kening Rei dan Hagan kemudian turun lagi.
♣
.♠
Seminggu setelahnya Hagan benar benar membawa Reilo ke Apartemen miliknya , ia mendapat Apart itu saat berulang tahun 3 tahun yang lalu , dari sang Papa.
Karena kamar apart hanya satu , sudah pasti Rei dan Hagan sekamar , tapi di batasi oleh gulingg.
"Ish susahnyaa , tinggi bangett." Keluh Rei mendongak menatap teplon yang terpasang di paku atas meja Pantry.
Ia hendak memasak , ya itung itung membuatkan sarapan untuk Hagan sebelum berangkat sekolah."Lo kenapa ?" Suara Hagan dari belakang mengagetkan Rei , ia menoleh dan menggaruk tengkuknya.
"Eung , itu Aku mau buatin kamu sarapan tapi susah ambil teplonnya. tapi tapi aku udah siapin roti selai ko! kata Mae kamu sukanya selai bluberry yaa?" Jelas Rei , ia memutar kursi rodanya mendekat ke arah Hagan.
Hagan mengangguk , ia duduk di kursi meja makan dan menatap roti atas meja.
"ga lo racunin kan?" Tanya Hagan , dengan cepat Rei menggeleng.
"Enggaaaaa , ih masa racunin suami sendiri." Balas Rei , Hagan tersenyum kecil hampir tak terlihat , ia mulai menyantap rotinya.
Keduanya diam , Hagan yang fokus sarapan dan Rei yang memperhatikan , sesekali ia tersenyum mengagumi setiap lekuk wajah Hagan.
"eoh , kenapa dasinya berantakan?kamu gabisa pake dasi?" Tanya Rei saat sadar , Hagan belum rapih.
"Kaga , gapapa dah toh tinggal beberapa bulan lagi gua sekolah." Balas Hagan sembari meminum susu hangatnya , Rei mendengus kecil dan mendekatkan kursi rodanya lagi.
"Ngapain?" Tanya Hagan menaikkan sebelah alisnya. "Benerin dasi kamu , anak sekolah itu Harus rapi apalagi kakel , meskipun beberapa bulan lagi kamu jadi alumni." Jelas Rei , tangannya mulai membenarkan dasi Hagan hingga rapih.
"Iya dah makasih , lo ga sekolah?"
"Aku homeschooling , tapi semenjak Nikah Bunda ga izinin , katanya nanti buat kamu marah kalo harus datengin gurunya."
"Yaudah , gua berangkat dulu dah , baik baik di rumah karena kemungkinan gua balik malam." Balas Hagan , ia berdiri dan hendak melangkah namun tangan kanannya di tarik Rei hingga dirinya hampir terjungkal.
"Asta-
Cup!
Hagan menghentikan ucapannya , ia terkejut karena baru saja Rei menyalimi punggung tangannya , memakai kecupan pastinya.
"Hati hati yaa , Jangan nakal."
"iya iya , dah gua berangkat." Balas Hagan sembari menarik tangannya , ia kemudian keluar dari dapur , kemudian keluar apartemen untuk berangkat sekolah.
Tas nya di mobil ya!
tak terhindar dari tatapan Rei , ia tersenyum memaklumi tingkah Hagan , toh mereka awalnya asing dan tiba tiba seatap , belum lagi waktu pernikahan masuk sebulan.
"Nanti kamu yang minta aku buat salim." Gumamnya , setelahnya Rei membersihkan piring kotor.
● ●
hahah , astagaa. semoga sukaaaaa , maaf typooo jangan lupa mampir ig yaaa!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Jodohkan || Hyuckren
Ficção GeralPerjodohan yang harus Hagan terima dengan lapang dada , ia yang terpaksa harus bisa membiasakan diri dengan kehadiran seorang submissive. Reilo Hantres. bisakah semuanya berjalan mulus?atau banyak hal yang harus Rei lakukan agar Hagan bisa menerima...