Ke-lima

556 86 14
                                    

Chapter kali ini sedikit mengandung kata kata kasar dan tidak bermoral. Dimohon maaf kepada para readers jika sikap yang ada di chapter kali ini sedikit berlebihan. Hehe

Selama perjalanan menuju ruang kerja Asean, wajah Indonesia benar benar muram dengan aura menyeramkan di sekitarnya. Beberapa saat kemudian, Indonesia telah berada di dalam ruangan.

"Tidak kusangka cepat juga ruangan ini dibangun kembali, pake apa?" Tanya Indonesia dengan nada datar.

"Huh? Tentu saja menggunakan uang, apa maksudmu?" Asean bertanya dengan bingung.

"Pake nanya." Jawab Indonesia dengan nada mengejek.

Ruangan hening beberapa saat dan hanya terdengar suara burung gagak dari kejauhan.

"Ah, maksudku, untuk apa kau memanggilku kemari? Mau kena lagi? Kali ini kau bisa saja ketemu istrimu" perkataan Indonesia barusan membuat Asean sedikit hilang kesabaran, tapi dia berusaha untuk mengontrolnya.

"Jangan bawa bawa mendiang istriku dalam pembicaraan kita. Dia juga ibumu... Dan dia jug-"

"Dan dia juga mati karenaku." Indonesia memotong pembicaraan Asean. Terlihat di wajahnya bahwa dia mulai jengkel dengan orang didepannya ini.

"Katakan saja ada urusan apa kau memanggilku kemari, ayah?" Kali ini Indonesia bertanya sambil tersenyum menyeramkan.

Asean menghela nafasnya dan bersandar ke bangku yang dia duduki.
"Tidak ada, aku hanya ingin bertanya sesuatu"

"Sejak kapan kau punya sihir? Aku hanya sedikit penasaran" lanjut Asean.

Indonesia hanya menaikkan satu alisnya dan memutar bola matanya malas.
"Hanya itu? Apa tidak boleh jika aku punya sihir seperti yang lainnya?"

"Tidak, bukan begitu. Hanya saja-"

"Aku hanya membuang waktu saja" Indonesia lagi lagi memotong pembicaraan Asean dan langsung berbalik badan hendak meninggalkan ruangan namun Asean langsung memanggilnya untuk berhenti.

"Indonesia, tunggu!"

"Apa lagi?!" Secara tidak sadar, Indo membentak Asean yang membuat Asean sendiri sedikit terkejut.

"Jaga sikapmu padaku, aku masih ayahmu Indonesia..." Asean menatap Indo dengan tajam.

"Jigi sikipmi pidiki, iki misih iyihmi indinisii... Fak buat lo ajg!" Indonesia langsung pergi dari sana namun kembali terhenti saat Asean mengunci pintu ruangan menggunakan sihirnya.

"Buka gak?! Buka ajg!" Indonesia mengamuk dan langsung mengeluarkan kata kata mutiara.

"Indonesia, dengarkan aku sebentar saja. Kau tau, kau punya sihir... Kau... Apa kau bisa..."

"Gak ajg!! Gak bisa! Kau mau minta tolong ke aku?! Ga sudi aku ngebantu orang sepertimu!! Kenapa tiba tiba kau menjadi seperti ini? Tidak bisakah kau lupakan aku dan tinggalkan aku saja seperti dulu?! Aku muak melihatmu!!!" Wajah Indonesia mulai memerah karena amarah yang dia keluarkan sedangkan Asean hanya berdiam diri saja mendengarkan kalimat yang keluar mulut Indo.

"Dengarkan aku, aku hanya meminta tolong sebentar saja... Demi kerajaan ini kumohon..." Asean menatap wajah Indo dengan tatapan memohon.

"Kau kira aku mau? Sudah kubilang aku tidak sudi!!" Indonesia langsung melepaskan serangan sihir api pada Asean namun dengan cepat Asean membuat tameng agar terhindar dari serangan.

"Tenangkan dirimu dulu! Aku tidak bermaksud apa apa, aku hanya ingin meminta tolong padamu oke? Kita masih satu keluarga, dan keluarga harus saling ada buat satu sama lain kan?"

°WAR IN THIS F A M I L Y°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang