Chapter 01: Homecoming Together

1.3K 239 39
                                    

Setelah sekian lama akhirnya aku terbangun dari tidurku. Kulihat langit sudah menyore dan sepertinya manusia yang kutolong ini juga sudah sadar. Karena ia ingin berdiri akhirnya aku menyingkir dari alat kelaminnya yang empuk itu dengan tidak rela.

Manusia itu berdiri sambil sedikit meringis, sepertinya lukanya masih terasa sakit. Setelah berdiri tegak pun akhirnya manusia itu melihat aku, wajahnya semula terlihat datar namun tiba-tiba terasa hangat, ia bahkan tersenyum membuat aku berdebar-debar saja.

"Terima kasih sudah menyelamatkan aku Kucing," ucapnya berterima kasih dengan senyumnya yang hangat itu.

Ugh, manusia ini benar-benar tahu cara meluluhkan hati kucing ini. Karena itu aku akan membalasnya sambil berbicara. "Meong."

Ah sialan, aku mengeong. Harusnya aku tidak mengeong, ini benar-benar memalukan namun kulihat manusia itu tampak terperangah mendengar suaraku yang indah, pipinya bahkan sampai memerah. Manis sekali, karena sudah seperti ini aku jadi rela mengeong seumur hidupku untukmu manusia.

Puk. Aku sedikit terperanjat kaget saat tiba-tiba manusia ini meletakkan tangannya di atas kepalaku, mengusap kepalaku dengan lembut. Rasanya sangat nyaman, insting kucingku menyukai elusan manusia ini sampai tanpa sadar aku bersikap manis.

"Aku sangat ingin membawamu, apakah kamu mau tinggal bersamaku? Aku sangat berterima kasih jika kamu mau," tawarnya kepadaku.

Mendapati tawaran yang sudah kutunggu sendari tadi, aku segera menganggukkan kepalaku seolah tak ingin melewatkan kesempatan itu.

"Oh? Kamu mengerti ucapanku?" tanyanya kaget.

Dalam hati aku tertawa, ia terlihat sangat terkejut. Karena itu aku menganggukkan kepalaku sekali lagi untuk memberi tahu jika ia tak salah dalam memilih majikan, berbanggalah kamu babu baruku karena aku ini bukan kucing biasa.

"Kamu benar-benar luar biasa," ucapnya memuji, kembali mengelus kepalaku dengan lembut. Manusia ini benar-benar tahu cara merebut hati kucing ini.

"Sepertinya aku harus memberimu nama, tak mungkin aku terus memanggilmu Kucing. Kira-kira nama seperti apa yang dimiliki kucing ya?" ucapnya yang sedang berpikir.

Sebelum aku diberi nama seperti Neko, Pussy dan sejenisnya, aku bergegas mengambil bunga sakura yang berjatuhan di tanah lalu memberikannya pada manusia itu. Maaf saja, aku tidak mau nama-nama kucing biasa dan tak berkelas seperti itu.

"Sakura? Ah, ternyata kamu sudah punya nama. Jadi, namamu Sakura?" tanyanya membuat aku menganggukkan kepala sekali lagi.

Manusia itu tersenyum. "Kamu punya nama yang cantik, Sakura."

Aku ingin berteriak. Bahaya, bahaya, bahaya, serangan senyuman manusia tampan sudah menyerang. Kondisi jantung saat ini tidak aman, debaran tidak bisa dikondisikan, bahaya, bahaya, bahaya.

"Kalau begitu izinkan aku memperkenalkan diri, namaku adalah Uchiha Sasuke," ucapnya membuat aku mengedipkan mataku berulang kali.

Uchiha Sasuke, namanya tak terdengar asing. Ah, itu dia. Manusia ini adalah Pangeran Ke-4 Kerajaan Rubelin, Uchiha Sasuke itu. Yosh, memang diriku ini sangat luar biasa. Aku mendapatkan babu yang hebat ternyata.

"Sakura, kita harus keluar hutan sebelum gelap," ajaknya yang kemudian mengangkat tubuhku, membuat aku melayang.

Manusia Sasuke ini menggendongku dan menempatkan aku di depan dada bidangnya. Aku benar-benar kaget namun setelah merasakan dada bidangnya yang empuk namun juga padat, aku jadi memanfaatkannya.

"Meong," ucapku yang berhasil membuat Manusia Sasuke ini tersenyum saat menatapku, sepertinya ia senang karena aku nyaman berada dalam gendongannya.

"Ayo kita pergi Sakura," ucapnya yang kemudian melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu.

Manusia Sasuke ini terus berjalan sampai aku mengantuk karena sepoi-sepoi angin yang bertiup. Namun saat aku baru saja hendak memejamkan mataku, aku mendengar suara teriakan.

"Yang Mulia Pangeran Ke-4!!"

Ah, sepertinya itu suara teriakan babunya babuku. Aku pun mengedarkan pandanganku, melihat begitu banyak manusia di sekelilingku.

"Pangeran, syukurlah Anda kembali." Manusia kuning yang aku yakini berjenis kelamin laki-laki itu tampak sangat senang melihat babuku kembali dengan selamat.

"Hn," sahut babuku.

Kulihat-lihat wajah babuku berubah menjadi datar. Mungkin memang seperti ini sosok dirinya yang asli, tidak apa-apa babu. Kamu hanya perlu menunjukkan sisi hangat dan lemahmu kepadaku.

"Yang Mulia Pangeran, saya khawatir sekali!!" Tiba-tiba terdengar suara perempuan yang menjijikan membuat aku menolehkan kepalaku, kulihat manusia perempuan dengan poni datar menangis tersedu-sedu.

"Berhentilah menangis Lady Hinata," ucap babuku dengan dingin, menatap perempuan itu.

Benar, aku setuju. Sebaiknya kamu diam saja manusia perempuan aneh, suara tangisanmu itu jelek jadi diam. Kupingku sakit karenamu, tidakkah kamu tahu jika kucing lebih peka akan suara?

"Maaf Yang Mulia, saya terlalu senang karena Anda kembali dengan selamat. Namun kucing ini..." Perempuan itu bicara sambil menggantungkan kalimatnya, menatap diriku dengan bingung.

"Dia Sakura, kucing yang menyelamatkanku," ucap babuku.

Kulihat perempuan itu tampak kaget, menatapku dengan keterkejutannya. Melihat ekspresinya itu aku jadi ingin menyombong, pasti dia irikan kepadaku yang bisa merasakan dada bidang babuku ini. Ayo, katakan saja manusia hina jika kamu iri, katakan, katakan!!

"Ah begitu, saya akan membawanya. Yang Mulia harus diobati terlebih dahulu," ucap perempuan Hinata Hinata itu.

"Meong!!" Aku berteriak karena tak mau diambil olehnya dan sepertinya babuku juga tak ingin menyerahkan diriku, ia melindungiku dari tangan jahanam manusia Hinata itu.

"Tidak, aku akan membawanya. Sakura tak suka disentuh sembarangan," ucap babuku membuat aku merasa bangga, ia bisa tahu hal itu lebih cepat ternyata. Kamu memang tidak mengecewakan, Nak.

"Ehh, begitu ya." Manusia kuning itu bereaksi setelah mendengar perkataan babuku, sepertinya ia terkejut dan hampir tak bisa berkata-kata.

Semua manusia yang ada di sana juga sepertinya terkejut, mereka pasti tak menyangka jika babuku sangat posesif kepadaku. Ya, mau bagaimana lagi aku ini memang bukan kucing biasa dengan pesona yang mematikan.

Disaat semua manusia itu tampak canggung, babuku cenderung tak peduli. Dia membawaku yang berada dalam gendongannya melewati gerombolan manusia itu, berjalan menuju kereta kuda yang kosong lalu duduk di sana.

Dengan hati-hati Manusia Sasuke ini menurunkan aku, meletakkan aku di samping dirinya yang duduk dengan tenang.

"Apakah tempat duduknya nyaman Sakura?" tanyanya kepadaku membuat aku sedikit kesal.

Jika kamu ingin aku duduk dengan nyaman, seharusnya kamu tidak meletakkan aku di sini manusia. Harusnya kamu meletakkan aku di atas itumu.

"Ah begitu ya," ucap Manusia Sasuke itu yang membuat aku bingung dan segera menatapnya.

Manusia Sasuke itu mengangkat aku dan meletakkan aku di atas benjolan alat kelaminnya. Aku jadi tertawa dalam hati, sepertinya ia memahami diriku karena aku terus menatap ke arah sana. Baiklah, aku akan memaafkanmu lagi kali ini.

"Istirahatlah Sakura, perjalanannya akan lama," ucapnya sambil mengelus buluku dengan lembut. Ah, jika ia mengelusku seperti itu kan aku jadi mengantuk.

"Meong," ucapku yang ingin berkata jika sudah sampai, bangunkan aku karena aku mau tidur.

Beautiful Cats are ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang