Chapter 09: Mystery of the Pink Girl

906 169 15
                                    

Seumur hidupku tak pernah terbayangkan seorang kucing agung sepertiku harus menguping percakapan tiga laki-laki dewasa. Namun, jujur saja aku pun penasaran tentang bagaimana percakapan diantara tiga orang laki-laki dewasa, mungkinkah mereka akan membicarakan tentang rahasia kuat di ranjang? Atau rahasia memuaskan pasangan di ranjang?

Ah, tanpa sadar air liurku menetes setiap kali pikiranku mulai cabul. Eh, apa? Tidak tidak, maksudku saat konsentrasiku sedikit buyar karena aku kucing agung tak mungkin cabul.

"Jadi hal apa yang ingin kamu bicarakan itu Adik?" tanya Shisui saat dirinya baru saja selesai menuangkan air teh dari dalam teko ke dalam cangkir teh yang berada di atas meja.

Dari kejauhan aku melihat Sasuke tampak menghembuskan nafasnya, ia sedikit linglung namun juga seksi di waktu yang bersamaan. Sepertinya Sasuke berada dalam pemikiran yang cukup kalut sampai-sampai ia menarik helaian rambutnya ke belakang.

"Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, mungkin ini juga terdengar sedikit gila," ucap Sasuke dengan serius membuat Itachi dan Shisui menampilkan ekspresi penasaran mereka namun tidak hanya mereka, aku pun penasaran apa yang membuat Sasuke sampai berkata seperti itu.

"Beruang yang aku lawan itu memiliki kekuatan yang sangat besar, aku benar-benar bukan tandingannya," terang Sasuke membuat Shisui dan Itachi saling pandang sejenak.

"Tunggu dulu Sasuke, bukankah kamu mengalahkan beruang itu? Ia jelas-jelas sudah mati saat kami tiba di sana meskipun beruang itu memang terlihat aneh," ucap Itachi membuat Sasuke mengerutkan keningnya.

"Aneh? Aneh seperti apa?" tanya Sasuke.

Itachi kali ini terlihat ragu-ragu sampai akhirnya ia mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Itu dia, bubuk hitam yang pernah aku bicarakan. Alasan sang kuda menggila, apa mungkin benda itu juga ditemukan pada si beruang?

"Benda apa ini?" tanya Sasuke.

"Jantung beruang itu dipenuhi oleh bubuk hitam ini, aku tak tahu benda apa ini namun sepertinya itu adalah alasan mengapa ia bisa menggila," terang Itachi membuat aku yang mendengarnya mengangguk-anggukkan kepalaku, mungkin saja itu ada benarnya maka aku benar-benar harus menyelidiki benda itu.

"Tapi Sasuke, bukankah kamu mengalahkannya?" ucap Shisui penuh tanya, tampaknya ia tak mengerti alasan mengapa beruang itu bisa mati jika bukan Sasuke yang membunuhnya.

"Perempuan itu....," ucap Sasuke pelan membuat aku kembali merasa tak nyaman. Tidak bisakah kamu melupakannya saja Sasuke?

"Perempuan? Perempuan mana? Satu-satunya perempuan yang tergeletak bersamamu hanyalah Sakura dan itupun ia seekor kucing. Kamu tidak berusaha menyalurkan kegilaanmu dan mengatakan Sakura yang menyelamatkanmu kan?" ucap Itachi membuat aku yang mendengarnya mendesis. Sialan Itachi, itu memang benar. Aku yang menyelamatkan adikmu dasar manusia jahanam.

Sasuke tampak sedikit linglung, menyentuh kepalanya sendiri sampai ia kembali bersuara. "Aku pun tak mengerti bagaimana Sakura bisa ada di sisiku tapi jelas-jelas perempuan dengan rambut merah muda itu tiba-tiba muncul. Ia tampak sangat bercahaya, wajahnya juga sangat indah, ia menyelamatkanku tapi tak menjawab saat kutanya siapa dirinya."

"Merah muda?" ucap Shisui bertanya-tanya.

"Lalu apa yang terjadi?" tanya Itachi yang tampaknya penasaran lebih lanjut tentang cerita Sasuke itu.

"Dia bertarung, kemampuannya di atas rata-rata sampai seekor ular mengigitku lalu aku tak ingat apa-apa," ucap Sasuke membuat Itachi dan Shisui terdiam cukup lama. Sepertinya mereka tengah mencerna cerita yang Sasuke sampaikan.

"Bagaimana dengan gigitan ular itu? Saat dokter memeriksamu ia tak menemukan ada racun di dalam tubuhmu. Mungkinkah ularnya tak berbisa namun setahuku itu ular yang berbisa," ucap Itachi yang bingung sendiri.

Sasuke kini menyentuh kancing bajunya membuat aku menjerit dalam hati. Astaga astaga, adengan panas apa yang akan terjadi selanjutnya?!

Perlahan Sasuke melepaskan kancing bajunya, menurunkan bajunya tepat di bagian kanan. Lehernya kembali terpampang dengan indah. Ah sialan, bagaimana bisa aku baru menyadari jika Sasuke punya tulang leher yang indah, pasti enak jika digigit.

"Simbol apa ini?" ucap Shisui yang bereaksi duluan, terkejut melihat simbol aneh bekas gigitan ular itu.

Ular itu meninggalkan bekas gigitan yang juga tidak aku ketahui apa itu. Namun jelasnya jika diteliti ada tulisan yang amat kecil mengitari simbol itu. Mungkin itu mantra kutukan yang harus segera aku cari tahu untuk melepaskan Sasuke dari kutukannya. Aku tak ingin Sasuke berada dalam bahaya lebih lama lagi.

"Sepertinya ini simbol kutukan tapi aku tak pernah melihatnya," ucap Itachi yang ikut meneliti simbol aneh di dekat leher Sasuke.

"Kita harus mencari tahu simbol apa ini," ucap Shisui dengan tegas sampai Sasuke dan Itachi menganggukkan kepala mereka.

Tak lama berselang mereka semua pergi lewat pintu depan meninggalkan ruang kerja Sasuke. Mereka lupa membawa bubuk hitam itu sehingga ini menjadi kesempatanku untuk mencuri sedikit bubuk hitam itu.

Aku mengambil sedikit bubuk hitam itu. Aku pun berpikir untuk mencari informasi melalui guild informasi karena bubuk hitam itu belum pernah aku temui sehingga aku tidak punya informasi apapun tentang benda itu. Namun jika aku ingin pergi ke guild informasi maka aku butuh uang, itu artinya aku harus kembali ke kastilku.

Berhubung aku sudah lama tak ke sana jadi mari kita pergi ke sana. Aku pun menjentikkan jariku dan segera menghilang bersama bubuk hitam yang sudah aku pisahkan. Hingga aku pun tiba di kastilku yang amat besar. Kastil mewah nan luas yang di lantainya tercecer emas, uang, berlian, permata dan semua barang berharga di dunia ini.

Kalian baru tahu bukan? Aku ini kucing kaya karena itu aku tak mengejar kekayaan di dunia ini.

Omong-omong aku harus berubah menjadi manusia dulu. Aku pun bergegas berubah ke tampilan manusiaku, kulihat lukaku sudah menutup namun masih membekas.

"Aku butuh jubah," gumamku berjalan dengan menginjak emas-emas di lantai menuju kamar utama. Aku sedikit lupa apakah aku punya jubah atau tidak namun saat aku membuka lemari yang keluar bukan pakaian melainkan uang koin yang menimpa tubuh mungilku.

"Uang sialan, kenapa juga aku punya banyak sekali uang?!" makiku kesal sendiri, berusaha keluar dari tumpukan uang koin itu.

"Oh jubah," ucapku sedikit senang saat melihat ada jubah hitam dengan tudung kepalanya.

Kuambil jubah itu dan segera mengenakannya. Kini aku harus mengantungi uang-uang koin itu namun aku tak tahu berapa banyak yang harus kubawa. Lima puluh kantong uang koin cukup atau berlebihan ya?

Ah sudahlah, aku bawa lima kantong saja dulu kalo guild informasi bilang kurang aku tinggal menggunakan sihir dan membawa 45 kantong lagi, begitu saja.

Baiklah, ayo kita ke guild informasi dan menyelamatkan Sasuke, babuku tersayang.

Beautiful Cats are ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang