Chapter 11: Identity When Being Human

913 170 8
                                    

Tiga hari berlalu sejak hari itu. Aku menjalani hari-hariku seperti biasa, mengawali pagi dengan melihat wajah damai Sasuke yang masih tertidur pulas. Jika diingat tentang kejadian hari itu aku masih sedikit kesal, ia begitu gigih mengejarku membuatku secara terburu-buru terpaksa berteleportasi. Setidaknya aku berhasil lolos dari kegigihannya itu meskipun setelah hari itu tampaknya ia tak menyerah mencari diriku versi manusia.

Oh, tunggu dulu. Alis Sasuke berkerut membuat aku segera menyentuhnya. Sasuke selalu seperti ini setiap kali ia akan bangun dan benar saja tak lama kemudian ia menampilkan onyx hitam kelamnya yang menawan itu, mencuri segala perhatianku hingga aku hanya menikmati keindahannya itu.

Cup. "Selamat pagi, Sakura." Suara sapaannya terdengar, suara serak khas bangun tidur yang begitu seksi itu membuat aku terdiam cukup lama. Aku menikmati suara itu dengan kaki yang terasa lemas dibuatnya. Kecupan dan suara serak bangun tidur Sasuke memang tidak baik untuk otot-ototku.

Tok tok tok. "Yang Mulia!" Suara panggilan Naruto terdengar dari luar pintu membuat aku segera memasang tampang masam. Pagiku selalu saja hancur jika sudah melihat wajah bantal laki-laki Uzumaki itu.

"Hn," sahut Sasuke acuh.

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Naruto dengan wajah setengah mengantuknya bahkan kotoran matanya masih jelas menempel. Aku heran, sebenarnya manusia kuning itu mandi atau tidak sebelum menemui Sasuke.

"Temuan apa yang kamu temukan?" tanya Sasuke dengan tenang, bangkit dari tempat tidurnya lalu bergegas mengenakan jubah tidurnya sementara Naruto memasuki kamar.

"Saya sudah mencari namun tak ada seorang pun di dunia ini yang memiliki rambut berwarna merah muda Yang Mulia," ucap Naruto saat Sasuke mendudukkan dirinya di sofa.

Aku bangkit dari dudukku, bergegas menghampiri Sasuke lalu duduk di atas alat kelaminnya yang empuk itu. Kini kulihat secara jelas wajah mengantuk Naruto yang berdiri di hadapan kami. Laki-laki itu tampak memegang buku tebal yang mungkin berisi data penduduk Kerajaan Rubelin. Ia pasti sudah bekerja keras mencari seorang perempuan berambut merah muda.

Tiba-tiba terdengar suara desisan kecewa dari bibir Sasuke. Sudah pasti ia akan kecewa namun aku tak bisa berbuat apa-apa, kegigihanmu itu membuatku merasa tidak senang Sasuke.

"Namun Yang Mulia...." Naruto menggantungkan kalimatnya membuat aku menegakkan kepalaku, aku kembali menatap wajahnya yang tampak ragu-ragu dengan perasaan cemas. Kenapa dia menggantungkan kalimatnya selama itu?

"Saya mendapatkan informasi bahwa ada satu orang yang punya warna rambut merah muda tapi dia sudah lama menghilang," terang Naruto membuat aku terkejut. Sungguh? Siapa? Bagaimana bisa aku tidak tahu?

"Dia seorang saintess bernama Haruno Sakura, kerabat jauh saintess sekaligus permaisuri kekaisaran pertama Kekaisaran Uvera, Haruno Mebuki," ucap Naruto membuat aku membuka mulutku lebar-lebar.

Oke itu aku, lebih tepatnya identitasku sebagai manusia.

"Sakura?" gumam Sasuke membuat aku meneguk salivaku susah payah. Tidak mungkin kan ia langsung bisa menebak jika itu adalah aku hanya karena nama kami sama? Ayolah, kucing yang bisa berubah menjadi manusia itu tidak realistis.

"Benar Yang Mulia, dikatakan sekitar 500 tahun yang lalu Saintess Haruno Mebuki dan Saintess Haruno Sakura menjaga perdamaian dan kesucian dunia hingga akhirnya Saintess Haruno Mebuki meninggal dunia karena diracun. Karena kemurkaannya, Saintess Haruno Sakura akhirnya menghancurkan Kekaisaran Uvera," jelas Naruto membuat aku berdehem pelan, tak nyaman mendengarnya.

Sasuke memiringkan kepalanya. "Lalu apa yang terjadi? Mungkinkah perempuan yang aku temui itu adalah putrinya?"

"Saya juga kurang tahu Yang Mulia tapi sepertinya Saintess Haruno Sakura memiliki umur yang panjang. Setelah menghancurkan Kekaisaran Uvera ia sempat menghilang lalu kembali muncul saat kegelapan kembali muncul di dunia. Namun sudah begitu lama sejak kali terakhir ia muncul, mungkin 100 atau 200 tahun yang lalu terakhir kali ia muncul dan pada saat itu ia bertarung hebat melawan kegelapan namun itu pun hanya dugaan," jelas Naruto serius.

Aku tak tahu jika ada rumor seperti itu yang beredar tentang diriku. Sulit sekali menjadi kucing agung.

"Apa dia tidak punya tempat tinggal yang bisa kita datangi?" tanya Sasuke membuat aku menatapnya. Lihatlah kegigihannya itu, benar-benar menyebalkan.

"Banyak orang yang mengatakan jika Saintess Haruno Sakura memiliki kastil yang sangat besar, berisi semua harta Kekaisaran Uvera namun tak pernah ada yang tahu dimana letak kastilnya. Entah itu di hutan atau mungkin di langit," jawab Naruto membuat aku rasanya ingin melaratnya. Asal kalian tahu saja, harta di kastilku itu bukan berasal dari Kekaisaran Uvera saja melainkan dari seluruh penjuru dunia.

"Begitu rupanya," ucap Sasuke dengan helaan nafas panjang membuat aku merasa puas. Ya, baguslah. Sebaiknya kamu menyerah saja Sasuke, itu lebih baik untuk dirimu.

"Yang Mulia," panggil Naruto dengan deheman pelan membuat aku menatapnya, aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi dan benar saja Naruto menjelaskan tentang situasi dimana bandit bermunculan di ibukota sehingga Sasuke harus memimpin pasukan guna menyelesaikannya membuat aku harus berpisah dari tempat tidur ternyamanku yang belum puas rasanya aku gunakan.

Aku sendirian untuk kesekian kalinya. Aku tak suka Sasuke yang sibuk dan tak membawaku namun setidaknya aku harus bersyukur karena itu bisa menjadi celah bagiku.

Sebelum matahari terbit Gaara mengirimkan burung pembawa pesan. Laki-laki itu memberitahukan jika bubuk hitam yang aku minta selidiki berasal dari keluarga Hyuga dan kebetulan beberapa hari lagi akan diadakan pesta topeng di kediaman Hyuga. Aku berencana untuk datang dan menyelidikinya secara langsung dan Gaara memberikan aku akses masuk ke sana sebagai perwakilan guild informasinya. Untunglah guild informasinya itu sangat terpandang sehingga ia diundang ke dalam acara sekelas bangsawan Hyuga.

Karena itu hari ini aku akan menghambur-hamburkan uang dan membeli gaun terbaik di Kerajaan Rubelin, aku akan menunjukkan kehebatanku serta martabatku yang agung sebagai kucing agung yang abadi. Mari kita pergi ke butik tapi jalan kaki untuk menghemat energi, akhir-akhir ini aku terlalu sering berteleportasi.

Aku akhirnya melompat keluar jendela, dari gedung ke gedung sampai keluar pagar istana. Kulangkahkan kakiku dengan secepat mungkin, hitung-hitung berjalan kaki seperti ini akan mengurangi sedikit berat badanku yang bertambah karena Sasuke memberiku terlalu banyak makan. Kecintaan Sasuke kepadaku itu memang tak ada habisnya.

Saat berada jauh dari istana dan memasuki sebuah hutan kecil aku segera berubah menjadi manusia tanpa lupa mengenakan jubah seperti biasanya. Aku harus menjadi manusia jika mau membeli gaun bukan? Akan lucu jika aku menggunakan gaun dalam wujud kucingku, itu akan sangat berbahaya karena Sasuke mungkin aku semakin mencintai dan menyayangi diriku.

"Memang tak ada habisnya jika memikirkan babuku itu," ucapku yang hanya bisa geleng-geleng kepala, melangkahkan kedua kakiku menuju ibukota Kerajaan Rubelin.

Beautiful Cats are ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang