02/10

539 72 9
                                    

Jakarta pusat, 09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta pusat, 09.00 am


Keesokan harinya tepat saat bel jam istirahat berbunyi Rin mendapat sambutan hangat dari bendahara kelasnya "Rin aku buat bekal buat kamu! Dimakan ya!." Siapa lagi kalau bukan (name).

Satu kelas atau bahkan satu sekolah pun sudah terbiasa dengan hal itu karena mereka juga tahu kalau (name) menyukai Rin, tidak sedikit dari mereka juga menjodohkan Rin dan (name) mereka terlihat lucu bila di sandingkan. (Name) yang bersemangat lalu ceria seperti mentari pagi dan Rin yang cool dan pendiam bagaikan rembulan di malam hari menciptakan hubungan yang serasi.

Didalam interaksi mereka (name) lah yang banyak bicara sedangkan Rin hanya menyimak atau sesekali menjawab singkat seperti sekarang.

"Ga suka, makan aja sendiri."jawab Rin, yah dingin seperti biasa batin seisi kelas.

Mereka kagum pada (name) dia begitu sabar, setia, tekun, tidak mudah menyerah, untuk menjadi type ideal gadis impian Rin.

Pernah suatu saat Rin bilang bahwa dia menyukai gadis yang ahli dalam bidang olahraga. Sepak bola atau voli misalnya.

(Name) menyanggupi nya dengan rela keluar dari eskul seninya hanya untuk masuk ke eskul voli putri, padahal semua orang tahu (name) berbakat di bidang seni terutama menggambar dan melukis.

Atau saat Rin bilang menyukai gadis berambut panjang lalu pandai dalam akademik pelajaran matematika dan pandai merawat diri.

(Name) pun juga menyanggupinya. Ia mulai memanjangkan rambutnya dan mulai merawat diri, ia rela belajar mati-matian untuk bisa unggul di setiap mata pelajaran dan mulai mengambil les matematika.

Semua itu (name) lakukan hanya untuk Rin. Hanya untuk Rin semata.

Namun kenapa Rin belum kunjung menotice (name)? Tanya semua orang dalam batin mereka. Entahlah padahal bagi mereka (name) sosok gadis yang ideal dan idaman, banyak orang yang menyukainya dan banyak yang mengajaknya untuk menjadi pacarnya tapi selalu di tolak oleh (name) dengan alasannya?? Tentu saja Rin.

"Waduh kamu ga suka ya? Padahal aku denger-denger kamu suka nasi goreng sosis. Tapi ga papa deh aku kasih ke yang lain aja ya." (Name) sedikit terkejut dan kecewa dengan jawaban Rin tapi pada akhirnya membalasnya dengan ramah serta senyuman yang melengkung dibibir tipisnya yang tak henti-hentinya mengulas senyum di setiap saat.

Rin tidak menanggapi dan berjalan mendahului (name) meninggalkan (name) yang berdiri terdiam dibelakang Rin yang sudah jauh berada didepannya.


Kalau (name) pikir-pikir lagi ia adalah seorang mantan seniman yang meninggalkan bakat lukisnya hanya untuk mengejar sang keturunan adam. Dia jadi ingat kata orang tentang seorang seniman.




"Dunia terlalu kejam untuk seorang seniman"











"Seni adalah madu yang tersimpan dari jiwa manusia, berkumpul di sayap kesengsaraan dan penderitaan." - Theodore Dreiser











-PROXIMA2

𝐃𝐨 𝐢 𝐰𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐤𝐧𝐨𝐰? || 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐫𝐢𝐧 𝐱 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang