04/10

670 74 19
                                    

Jakarta pusat 14

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta pusat 14.07 am
[ Recommended songs: duka - Last child ]

Hancur sudah rasa yang selama ini di pendam jauh-jauh di lubuk hati. Kau sakit sesakit-sakitnya, kali ini kamu sudah tidak sanggup lagi untuk bertahan disisi sang Adam.

Tangisan serta teriakan pilu (name) tersamarkan oleh derasnya hujan kala siang menjelang sore tersebut, (name) berlari ditengah-tengah hujan sambil Memeluk kanvas lukisan miliknya. Berlari menembus derasnya hujan sampai akhirnya dirinya terjatuh membuat lututnya terluka dan disaat itulah dia tidak bisa bangkit dan berlari lagi.

Seperti burung yang kedua sayapnya patah, itulah keadaan (name) sekarang. terduduk di tengah jalanan yang sepi pengendara untuk menenangkan diri, hujan adalah teman terbaiknya.

Sejenak ia merasa tidak ada air hujan yang mengenai kepalanya (name) mendongakkan kepalanya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah sae, Kakak dari Rin.

"Kak sae?." Kamu kebingungan kenapa bisa sae sampai disini.

Sedangkan sae hanya membisu walaupun tangan nya masih menyodorkan payung untuk si hawa yang terduduk di bawah hujan, usaha untuk melindunginya dari deras nya air yang turun dari langit. Dia tahu itu semua sia sia karena tubuh si hawa memang sudah basah kuyup sejak tadi.

"Ga baik perempuan hujan-hujanan, nanti kamu sakit." Ujarnya tatapan mata sae ketara sekali khawatir dan sendu.

Tatapan sae selalu saja berubah melunak padanya. Berbeda dengan saat dia menatap orang lain, tatapannya akan berubah menjadi tajam dan dingin.

Mungkin sae mengasihaninya? Tapi karena apa?.

"Ga papa kak, aku suka hujan walaupun itu bisa buat aku sakit nanti." Balas mu berusaha tersenyum.

"Mau sampai kapan kamu ngejar Rin (name)?" Tanya sae.

"........." (Name) tidak menjawab.

"Mau sampai kapan kamu sakit hati karena dia?." Suara sae kembali bertanya pada sang hawa.

"Mau sampai kapan kamu ngejar dia sampai kamu sendiri lupa berhenti sejenak dan menoleh kebelakang lalu melihat siapa yang nunggu kamu dan ngejar kamu dibelakang?." Lanjutnya.

"Mungkin mulai sekarang adalah saat yang bagus buat aku nyerah kak, haha. Aku bakal ngelepasin Rin mulai sekarang aku juga bakal ngejauh dan ga ganggu dia lagi." Kata (name).

Sae yang mendengar jawaban (name) pun menyetarakan tinggi nya dengan (name), ia ikut bersimpuh dihadapan (name) kemudian mengelap sisa-sisa air mata yang bercampur dengan air hujan.

Iris mata cantik itu tidak menunjukkan binar cerianya lagi, matanya yang sembab dan tanda kehitaman di bawah mata.

(Name) saat ini benar-benar kacau.

"(Name), aku tahu melepaskan itu sulit tapi melupakan kenangannya itu lebih sulit." Ucap sae sambari menyingkirkan anak rambut yang mengganggu pandangan (name).

"Tapi pelan-pelan kamu pasti bisa, aku percaya itu." Lanjutnya diakhiri senyum.

Mendengar ucapan sae (name) pun menganggukkan kepalanya.

"Mau pulang?, Kaki mu masih sakit? Mau aku gendong?." Tawar sae.

"Iya kak, (name) mau pulang. Mau pulang kerumah." Sahut (name) dibalas sae dengan senyumnya yang jarang orang tahu.

Senyum itu hanya untukmu, hanya untuk mu (name).

Sae menggendong (name) di punggung dan berjalan menjauh meninggalkan lukisan Rin di jalan. (Name) sudah tidak peduli tentang hal itu lagi, Karena segala rasa tentang Itoshi Rin harus padam dan berakhir.



'liat aja lu Rin dirumah nanti.' batin sae.

Setelah mengantarkan (name) sampai rumah. Sae langsung berjalan kearah kamar Rin.

Tanpa pikir panjang sae langsung mencengkram kerah baju Rin dan memukul telak wajah Rin.

"APA-APAAN SIH LU BANG?!." Sentak Rin tidak terima wajahnya dipukul oleh kakaknya.

"Lu tanya maksud gw apa?, TANYA AJA SAMA DIRI LU SENDIRI SEBRENGSEK DAN SEKURANG AJAR APA LU SEKARANG RIN?!, DIMANA ADEK GW YANG POLOS DAN GAMPANG GA TEGA SAMA ORANG LAIN HAH?!." Balas sae sembari mengencangkan cengkraman nya pada kerah baju Rin.

Rin pun akhirnya tau mengarah ke mana pembicaraan ini, (name).

"Oh jadi lu mau bela si (name), iya? (NAME) ITU PUNYA GW BANG!." Ujar Rin.

"PUNYA LU?!, DALAM MIMPI!. Setidaknya kalau lu suka Ama dia dari awal jangan gantung perasaan dia Rin! Dan kalau dari awal lu ga bisa jaga dia, KASIH DIA KE GW RIN! KASIH DIA KE GW YANG USAH PASTI JAGA PERASAAN DIA!." Teriak sae kembali mendaratkan pukulan di wajah Rin.

"Maksud lu apa bang?!." Tanya Rin.

"Masih nanya lu? Setelah lu nyakitin (name)?, Setelah perlakuan kurang ajar lu ke dia yang mati-matian buat hadiah untuk ulang tahun lu?." Jeda sae.

"Asal lu tau Rin (name) itu sayang banget Ama lu. Perasaan dia ke lu itu tulus, se sayang itu (name) sama lu Rin. Padahal bidadari kaya dia bisa aja terbang pergi cari yang lain setelah berkali-kali lu sakit in tapi apa?, Dia tetap mau Ama lu! Cuma lu yang ada dihatinya!. Bukan gw! Lu beruntung karena dia milih lu! Tapi lu sia sia in bidadari kaya dia!, Dan sekarang dia udah nyerah ngejar lu." Lanjut sae.

"Apa-." Belum sempat Rin membalas sae memotong Rin.

"Satu lagi Rin, gw ga pernah ngajarin lu buat jadi laki-laki brengsek. Gw benci buat ngakuin ini, tapi lu adalah adek paling brengsek yang beruntung karena (name) suka sama lu. Dan mulai sekarang jauhi (name) jangan pernah sekali-kali lu deketin dia, gw ga nyangka adek kesayangan gw bakal jadi orang brengsek yang bakal gw benci selamanya." Ujar sae kemudian melepaskan Rin ke lantai lalu meninggalkan Rin yang termenung duduk di lantai.

Apa dia keterlaluan pada (name)  selama ini?.


















-PROXIMA2

𝐃𝐨 𝐢 𝐰𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐤𝐧𝐨𝐰? || 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐫𝐢𝐧 𝐱 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang