PERJALANAN

1.5K 26 0
                                    

8 jam perjalanan kami lalui cukup cair suasana nya. Apalagi ada Juki dan Dedi yang selalu punya lawakan meskipun garing tapi patut untuk ditertawakan.
Di 6 jam perjalanan awal memang masih berjalan mulus, tetapi 2 jam sisa nya dihabiskan dengan jalanan yang hanya beraspal kasar. Udara juga terasa dingin disini.
Untung karena Dedi sudah browsing lengkap profil desa ini, kami jadi tahu perlu mempersiapkan pakaian dan jaket tebal.
"Sebenarnya kalau udah begini, lihat nanti, tidak akan a dosen yang mau datang untuk supervisi. Kita cukup santai jadi nya disini. Anggap aja liburan" ucap Doni.
"Iya, nanti kita juga gak akan bikin kegiatan yang ngerepotin juga. Sisa nya banyak waktu kosong." Ucap Bayu.
"Oiya thanks ya Yo. Bokap lo memang top. Kalo kita naik bus bisa gawat begini jauh nya perjalanan" ucap Juki dibarengi dengan anggukan semua nya.
"Santai. Cuman memang bokap dah gue bujukan buat minta banding, tapi malah dia dukung lokasi kita. Kan sialan" ucap ku
"Haha. Biar anak nya tau Idup sendiri dulu. Trus tar biar mereka bisa rencanain punya adik lagi buat lo" canda Juki
Kami tertawa lepas.
"Eh tapi susah gak sinyal disana ya?" Tanya ku.
"Setau gue, masih susah. Tapi desa sebelah ada WiFi corner gitu di warung warung kecil." Ucap Dedi.
"Anjir. Harus ke desa sebelah."
"Tapi kalo buat telepon atau sms bisa kok. Lagian ada untung nya kita dapet disini. Jadi detoks dari internet. Itu kampus sialan juga susah monitor nya kan" Jelas Bayu.
...
Kami sudah memasuki desa Monogat ini. Ada gapura yang cukup jelas dan tepat sesuai perkiraan. 8 jam sampai.
Kami disambut oleh beberapa warga disana. Sepertinya warga sini sudah diberitahu oleh kepala Desa kau kami akan mengadakan KKN disini.
Perhentian pertama adalah kantor kepala Desa.
Kami bertemu dengan Pak Gunawan. Yang sebelumnya sudah kami hubungi.
Dia menyambut dengan baik.
Di kantor juga sudah ada beberapa warga yang menunggu. Mungkin sekalian sedikit perkenalan, pikir ku.

"Selamat datang untuk kalian, Bayu, Doni, Dedi, Juki, dan Rio. Kami sangat senang menyambut kalian yang mengadakan KKN disini. Anggap saja kami sebagai keluarga kalian. Semoga bisa membawa manfaat dan kemajuan dengan Desa inii"
"Terimakasih juga pak sudah menerima kami di Desa Monogat ini. Kami akan melaksanakan tugas kami semaksimal mungkin untuk mengabdi" ucap Bayu ber retorika.
"Mengenai tempat tinggal kalian, karena kita juga sedang bersama dengan beberapa warga disini, saya akan jelaskan. Jadi Desa ini tidak memiliki rumah tinggal yang kosong, jadi saya inisiatif untuk membagi kalian kedalam beberapa rumah. Tapi jangan khawatir, lokasi nya tidak akan jauh, dan semua warga akan kooperatif disini"
Mendengar itu kami cukup kaget.
"Jadi disini ada pak Beni, Pak Edi, dan dan Yono. Mereka yang memiliki masing masing 1 kamar kosong untuk saat ini. Nanti bisa di bagi siapa yang akan tinggal bersama dengan siapa. Bagaimana?"
Kami saling bertatapan.
Bingung.
Tapi tidak mungkin mundur.
"Baik pak, tapi mungkin untuk pengaturan nya bagaimana kami runding kan terlebih dahulu ya pak" ucap Bayu.
"Iya kalian nanti bisa rundingkan. Bapak-bapak silahkan berkenalan dulu"
Mereka berkenalan satu persatu,
Pak Beni
Pak Edi
Lalu satu lagi Pak Yono.
ternyata dari penuturan mereka, Pak Beni memiliki kamar yang untuk 4 hari ini masih berisi oleh anak nya. Jadi mungkin bisa sharing terlebih dahulu. Tetapi setelah itu anak nya akan berangkat ke kota untuk melanjutkan sma.
Selesai kami berkenalan, kami berunding sebentar.
Keputusan nya,
Bayu dengan Deni di rumah pak Edi
Doni dengan Dedi di rumah Pak Yono
Dan Aku dirumah pak Beni.
"Kalau kamu yang dirumah pak Beni gimana Yo. Mereka semua tidur nya ngorok semua. Setelah 4 hari kamu akan tinggal di kamar sendiri berarti. Jadi bisa lebih tenang." Ucap Bayu.

Buku 14 - KKN #2 - DESA MONOGATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang