"Kalau kamu yang dirumah pak Beni gimana Yo. Mereka semua tidur nya ngorok semua. Setelah 4 hari kamu akan tinggal di kamar sendiri berarti. Jadi bisa lebih tenang." Ucap Bayu.
Jujur saja, usulan Bayu ini sangat brilian menurut ku. Aku bukan tipe orang yang bisa toleran dengan suara ngorok.
"Nanti sebagai basecamp, mungkin bisa kita pakai rumah pak Edi." Ucap Bayu
Akhirnya kami menyetujui formasi seperti ini.
Aku gak mau berpikir ribet. Keputusan ini cukup pas menurut ku. Aku juga lebih punya privasi nanti nya. Kali aja aku lagi bosan, aku bisa buka koleksi film dewasa ku. Pikir ku begitu.
Film film yang ku stock memang nyaris seluruh nya gay. Iya. Aku menyukai lelaki.
Jadi gak mungkin aku bisa menonton bokep bersama dengan mereka kan. Maka dari itu aku sangat setuju dengan pengaturan seperti ini.Kami pun membawa barang menuju rumah masing masing. Barang kelompok di pusatkan ke rumah pak Edi karena ketua juga ada disana.
Ternyata ketiga rumah yang kami tempati ini terbilang cukup bagus. Hanya saja memang rumah pak Edi yang paling besar teras nya.
Rumah mereka mayoritas tersusun dari bambu yang sudah diawetkan sehingga terlihat tradisional namun kokoh.
Bangunan nya juga tidak kuno. Memang dinding nya disusun dari batang bambu yang sudah di rendam cairan pengawet sehingga tahan lama.
Aku diajak pak Beni masuk kerumah nya, berkenalan dengan Bu Wati, istri nya, dan Yudi, anak nya yang akan menjadi teman sekamar ku beberapa hari ini.
Mereka semua sangat ramah terhadap ku.
Karna hari sudah sangat sore, kami masing masing berada di rumah yang sudah ditentukan.
Ternyata disini kamar mandi masih dalam bentuk kamar mandi bersama. Setiap rumah hanya memiliki toilet saja. Tidak untuk mandi. Begitu tradisi nya.
Begitu barang ku beres disusun, mereka mempersilahkan ku menyantap kue tradisional yang dibuat bu Wati. Enak sekali. Klepon dengan manis yang membangkitkan semangat ku.
Bisa dibilang tidak ada yang harus disesali KKN di desa ini. Lingkungan nya masih sangat asri. Orang orang nya ramah. Juga rumah tidak begitu berjarak, sehingga mudah untuk berinteraksi dengan tetangga.
"Ayo Rio, kita mandi dulu sebelum benar benar gelap" ajak pak Beni. Yudi juga ikut.
Pemandian nya tidak jauh dari rumah kami. Berjalan sekitar 50 meter kebelakang.
Aku dan tim ku juga janji bertemu pada saat malam. Jadi mungkin mereka sudah mandi duluan. Atau bahkan masih disana.Aku kaget karena lokasi mandi nya berupa pancuran terbuka sehingga semua nya bisa saling lihat. Dan tidak menggunakan apapun !
Baru sehari disini cobaan pertama sudah melanda ku.
"Letak kan di batu ini aja pakaian nya, Rio"
"O-oke pak" ucap ku.
Tidak mungkin juga aku bertanya apa harus bertelanjang. Sudah jelas aku melihat semua nya tanpa penutup disini.
"Disini tradisi mandi nya seperti ini" jelas Pak Beni sambil membuka baju nya.
Part preview selanjutnya akan di update segera.Bagi yang penasaran dengan full part beserta fitur-fitur khas Clementid, bisa mengakses di :
Karyakarsa.com/clementid
Atau
Karyakarsa.com/makanbuah
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 14 - KKN #2 - DESA MONOGAT
FantasyMenceritakan Rio dan teman teman nya yang diubah lokasi KKN jadi ke desa terdalam. Tidak berhenti sampai disitu, mereka juga tidak bisa tinggal bersama karena keterbatasan tempat. Rio mendapat tempat tinggal di rumah pak Beni yang tinggal dengan ist...