Hari kedua.
Kami mulai melaksanakan beberapa tugas.
Aku mulai mengumpulkan anak anak untuk belajar membaca. Sesi latihan juga berjalan hanya selama 2 jam. Sedangkan Bayu dan Juki membantu pak Kades ke kantor desa. Kegiatan ini cukup menyenangkan rasanya. Setelah nya kami diajak mereka bermain patok lele.
Dedi mendokumentasikan seluruh kegiatan kami hari ini dengan sangat baik. Itu yang penting dari semua nya. Setelah itu kami mandi sore seperti biasanya. Tapi pikiran kotor ku belum apa-apa muncul. Aku menunggu pak Beni berangkat ke pemandian agar bisa bersama dan melihat nya kembali.Benar saja, seperti waktu kemarin, kami mandi saat hari sudah sangat sore setelah pak Beni selesai mengerjakan pekerjaan nya di kebun. Pak Beni juga seorang kepala dusun sehingga beberapa kebutuhan warga harus dipenuhi nya.
Sosok nya yang tegap, berwibawa, juga menurut ku tampan dan berpenis besar haha.
"Loh belum mandi juga?"
"Iya pak. Tadi ada kerjaan sebentar. Gak merasa udah kesorean ternyata" ucap ku berbohong sambil membawa peralatan mandi saat dia berangkat.
Sekali lagi, aku melihat tubuh pak Beni dengan polos saat ini. Benar benar seksi.
Kami mandi sambil sedikit bercerita tentang kegiatan apa aja yang dilakukan seharian ini.Makan malam juga sudah disiapkan seperti biasanya.
Kami menyantap dengan lahap.
Yudi yang baru saja tamat SMP seharian ini keluar bersama teman teman nya. Katanya mampu berpuas puas main dengan mereka sebelum dia sekolah di kota nanti.
Setelah itu aku dan kelompok ku bertemu di rumah pak Edi. Tidak banyak yang dibahas. Lebih banyak bergurau dan menceritakan kegiatan. Setelah itu selesai cukup larut. Pukul 10 malam.Aku pun pulang kembali kerumah pak Beni.
Ternyata Yudi sudah tertidur dengan sangat pulas. Pak Beni tadi masih duduk di kursi depannya sambil merokok dan menggunakan sarung.
"malam pak." Sapa ku. Dan dibalas oleh nya.
"Sudah larut ni, ayo lah masuk. Bapak juga mau tidur". Ucap nya.
Kami pun masuk ke kamar masing masing. Tapi aku belum ngantuk.
HP yang ku bawa hanya bisa bermain game atau menonton film yang kusimpan hanya beberapa. Tidak mungkin aku menonton film koleksi ku di laptop. Bisa berabe kalo Yudi kebangun.
Alhasil menunggu ngantuk aku bermain game offline yang bisa di akses.
1 jam tidak juga ngantuk.
Tenaga ku belum habis soalnya"Mmpph"
"Nggh"
Terdengar samar samar suara seperti orang kesakitan. Aku mencoba fokus mendengarkan kembali dengan posisi ku yang sudah tidak lagi berbaring sekarang.
"Mmpphh mmhh ngggh" semakin intens.
Aku tersadar. Ini bukan rintihan sakit. Tapi sebaliknya. Nikmat.
"Pasti pak Beni lagi minta jatah! Pantes tadi nungguin aku pulang. Biar gak ketahuan kaya nya" aku bermonolog dalam hati.
Ku hentikan aktivitas ku di handphone agar lebih fokus.
Suara itu semakin intens.
Walaupun yang kudengar untuk sekarang masih rintihan perempuan.
"Ngghh mmpphh mmpphh ssshh"
Suara dirumah ini sudah pasti tembus karena dinding nya yang tidak berbalut beton.
Aku berpikir menentukan pilihan. Apa aku diam aja disini, atau cari tahu ke sumber suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 14 - KKN #2 - DESA MONOGAT
FantasyMenceritakan Rio dan teman teman nya yang diubah lokasi KKN jadi ke desa terdalam. Tidak berhenti sampai disitu, mereka juga tidak bisa tinggal bersama karena keterbatasan tempat. Rio mendapat tempat tinggal di rumah pak Beni yang tinggal dengan ist...