Tidak mungkin juga aku bertanya apa harus bertelanjang. Sudah jelas aku melihat semua nya tanpa penutup disini.
"Disini tradisi mandi nya seperti ini" jelas Pak Beni sambil membuka baju nya.
"Anjing! Badan nya bagus sekali. Masih sangat berisi tapi tidak seperti binaragawan. Lebih natural." Aku memekik didalam hati.Lalu menurunkan celana nya, dan akhirnya celana dalam nya.
Sebuah kejantanan yang wajar dan sangat cocok untuk dipamerkan. Begitu kesanku begitu sekilas melihat lalu membuang muka kearah yang lain agar tidak diketahui Pak Beni.
Aku juga tidak ingin ereksi disaat saat seperti ini.
Bahkan dengan kondisi tidur sekalipun kejantanan coklat milik pak Beni masih menang besar nya dari milik ku saat ereksi.
Aku sebentar menarik nafas. Menanamkan sugesti agar tidak ereksi.
Untung nya memang masih bisa diajak kompromi.
Ku buka baju ku, lalu celana ku, dan celana dalam ku.
Oh, aku bukan tipe badan yang berotot seperti mayoritas orang orang disini. Lebih ke polos.
Kulihat diantara pancuran juga tidak ada teman teman ku yang lain. Mungkin karena kami yang terlalu sore untuk mandi.
Aku pun berdiri dibawah pancuran disamping pak Beni dan Yudi.
Brrrrr !!
Dingin sekali ternyata air nya.
Aku lupa, ini daerah pegunungan.
"Ayo cepat. Nanti kalau sudah malam, malah menggigil" ucap pak Beni.Kami mandi dan membersihkan badan masing masing.
Setelah itu bergegas berpakaian dan kembali kerumah.
Ternyata Bu Wati sudah menyiapkan hidangan makan malam yang menurutku sangat terlalu mewah untuk yang hanya kami berempat dirumah ini.
Lengkap mulai dari lauk dan pauk nya.
Memang kami sekelompok tidak mungkin harus makan bersma dengan kondisi seperti ini. Mau tidak mau mengikuti rumah masing masing yang ditempati.
Aku menyukai masakan Bu Wati.
Kami melahap habis. Bahkan aku sampai tambah nasi karena merasa sangat nikmat.
"Anggap saja rumah sendiri, Rio. Kan hampir 2 bulan disini. Jangan sungkan sungkan" ucap Bu Wati.
"Hehe iya bu."
....
Malam nya kami bertemu kelompok membicarakan agenda yang akan kami laksanakan.
Tidak banyak.
Kegiatan terbesar hanya membuat fasilitas tempat diskusi yang nanti nya akan dikerjakan gotong royong. Gambaran nya seperti sebuah sanggar kecil yang lokasi nya di tengah tengah kampung.
Kegiatan rutin yang kami lakukan juga cukup menyenangkan.
Menonton bersama
Mengajari anak anak membaca
Dan melaksanakan kegiatan bersih bersih desa sekali seminggu.
Juki menjadi koordinator untuk kegiatan menonton.
Sudah pasti aku yang menyiapkan kan proyektor nya. Film di sudah disediakan Juki berikut juga laptop.
Kami akan membuat seperti layar tancap rutin agar selama KKN warga disini ada hiburan tambahan.
Keberuntungan ku karena menyediakan cukup banyak fasilitas, akhirnya mendapat tugas paling sedikit. Alias aku hanya menjadi anggota saja. Mereka yang lebih banyak bertanggung jawab.
Bukan maksudnya menjadi bos, tapi mereka yang meminta seperti itu. Yah, menurut ku selagi tidak memberatkan mereka tidak masalah.
Aku hanya ounya tugas mengajari anak anak baca bergantian dengan Doni dan Dedi.,,,
KKN berjalan.
Hari pertama selesai.
Kami sudah kembali ke kamar masing masing.Yang kusadari, ternyata Yudi, anak pak Beni yang menjadi teman sekamar ku cukup hebat ketika tidur. Tidak akan terganggu dengan suara apapun. Dan tidur nya tidak mengeluarkan suara berisik.
Aku bisa tidur dengan tenang malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 14 - KKN #2 - DESA MONOGAT
FantasyMenceritakan Rio dan teman teman nya yang diubah lokasi KKN jadi ke desa terdalam. Tidak berhenti sampai disitu, mereka juga tidak bisa tinggal bersama karena keterbatasan tempat. Rio mendapat tempat tinggal di rumah pak Beni yang tinggal dengan ist...