Bab 2

11.2K 835 15
                                    

Sudah 2 hari termasuk sekarang Alan bersekolah kembali, dan selama dua hari ini Alan memaksa Arion untuk berangkat bersamanya.

Pasalnya selama hampir setahun ini Arion tidak mau berangkat bersama kakaknya karena nanti sedikit merepotkan, contohnya saat pertama kali berangkat bersama Alan saat sampai disekolah, semua menatap kearahnya dan tak sedikit juga yang bertanya saat dia menuju ke kelas tentang hubungan mereka.

Bahkan yang sebelumnya iri dan dengki kepadanya sekarang berbalik menjilat dan pura-pura berbaik hati padanya hanya untuk mendapat perhatian kakaknya.

Memang benar kakaknya itu tampan, tapi Rionkan nggak kalah tampan dan imut. Sudahlah biarkan saja padahal dia itu terlihat cantik bukan tampan.

"Nanti turunin Rion di halte deket sekolah aja"

"Ngga"

"Apaan sih, Rion malu tau ngga diliatin murid lain meskipun ngga ada yang teriak lebay"

"Ngga tetep ngga"

Rion langsung cemberut ketika mendengar itu.

*

"Udah nyampe, ayo turun"

"Ngga mau, liat tuh! Banyak banget yang liatin mobil kita. Rion maluu"

Alan hanya menghela napas lalu keluar dari mobil, lalu berjalan memutar membuka pintu untuk Rion. Tapi Rion bertambah cemberut.

Mengambil jaket Hoodie yang tersampirkan di kursi kemudi dan memakaikan asal ke Rion lalu menggendong depan adiknya itu tak lupa menutup kembali pintu mobil.

Rion hanya mengumpat dalam hati dan lebih memilih memeluk dan menyembunyikan wajah di ceruk leher kakaknya.

"Alan tambah cakep ya"

"Betul"

Semua murid setuju dengan perkataan pemuda imut itu.

-✧覇✧-


Menuju ke kelasnya sendiri setelah mengantar adik imutnya.

Bel masuk berbunyi semua siswa mengikuti pelajaran dan mungkin beberapa ada yang membolos, termasuk beberapa sahabat Alan pemilik tubuh ini.

Ting!

Baru saja diomongin langsung muncul.

Aksa.
Online

Aksa

Ga bolos lagi Lan?

Anda

Ga

Aksa
Anaknya pak rayhan udh tobat nih

Anda
Alay

Aksa
Bancingan

Oiya Lan, udah ketemu tunangan lo belum?

Dia udh pulang, langsung sekolah anjay..

Kyknya sangking pinginnya ketemu ama lo Lan

Lan?

Anjing, udh kaga onlen

Pig 🐶


Sedangkan Alan tengah sibuk dengan ulangan dadakan yang diberikan guru mapelnya, bagi Alan ini sangatlah gampang hanya butuh lima menit untuk mengerjakan semuanya tapi tidak dengan yang lain bahkan ranking satu dikelas masih serius mengerjakan.

Alan menelungkupkan wajah di lipatan tangannya, lalu tertidur selama 45 menit dan terbangun saat pengumpulan kertas ulangan.

Guru keluar dari kelas memberikan sisa waktu 70 menit untuk bersantai atau jamkos.

Puas bukan jamkosnya? -yor

Sebenarnya Alan masih mengumpulkan nyawa, rambut masih acak-acakan dia sapu kebelakang dia tidak menyadari atensi teman sekelas tertuju padanya. Lalu saat ada yang berdehem, Alan meliriknya sebentar dan memilih keluar dari kelas sambil menguap.

Kesekian detik setelah Alan hilang dari pandangan mereka semua, kelas menjadi ribut.

"Gilak ganteng banget gurinjay"

"Eh..tapi gue pas nengok kesamping, kaget banget loh soal dikertas ulangan tadi jawaban Alan lengkap semua"

"Masa sih? Biasanya dia cuma jawab satu bijik itupun kadang salah"

"Bener ngga boong, terus dia tadi cuma butuh waktu sebentar buat ngerjainnya"

"Gilakk, tapi jawabannya bener ngga ya"

"Mana mungkin! Dia cuma caper kali"
Semua perempuan dikelas langsung menatap tajam kearah pemuda tersebut.

"Lo kali yang caper, muka jelek seragam dikeluarin rambut acak-acakan muka buluk goblok sok-sok an jadi berandalan anj*** lo!"

"Tau tuh ngga inget lo tadi nyontek ke gue huhh!??"

*
*
*

Alan berjalan menuju ke toilet, koridor sekarang sedang sepi berbelok kiri melewati koridor pinggir lapangan yang biasa dipakai upacara terdapat murid kelas 10 MIPA 2 sedang melakukan pemanasan dan tidak tahu apa yang akan mereka lakukan setelahnya.

Seperti biasa dia tidak memperdulikan keadaan sekitar, yang mulai ramai dengan teriakan saat dia berjalan di koridor lebih tepatnya yang ramai itu adik kelas yang berada di lapangan. Dan gurunya hanya geleng-geleng kepala.

Alan tidak merasa bahwa teriakan itu tertuju padanya, bukan hanya sekali dua kali dia tidak sadar bahwa dirinyalah penyebab keramaian tersebut.

Sesekali menguap dan setelah melewati lapangan dia masih harus berjalan lurus lalu belok kanan melewati kelas 12 MIPA 5, kelas 10, 11, dan 12 MIPA berada digedung yang sama.

Kelas 10 di lantai 2, kelas 11 di lantai 3, sedangkan kelas 12 di bawah. Setiap lantai memiliki toilet sendiri.

Akhirnya sampai juga.

Tapi saat ingin masuk, pintu toilet sudah terbuka terlebih dahulu oleh seorang siswa yang memiliki tinggi sebatas dagunya.

Membuat dirinya terhenti dan mundur selangkah lalu Alan bisa melihat dengan jelas wajahnya, seketika diam membeku tak lama suatu ingatan masuk secara paksa membuat dia limbung.

Tangannya mencari pegangan ataupun senderan, setelah menemukannya Alan sudah tidak kuat untuk menahan kesadarannya.

Sebelum menutup mata dia mendengar pemuda didepannya memanggil nama Alan berkali-kali, Alan tersenyum tipis sebelum kesadarannya hilang.

Pemuda itu panik, langsung merangkulkan tangan Alan kepundaknya meskipun kesusahan tapi dia tetap berusaha membopong.

Matanya memerah, bahkan airmatanya sudah berada diujung siap jatuh kapan saja. Menampilkan raut wajah yang khawatir.

"Alan..apakah wajahku seburuk itu hingga kamu jatuh pingsan saat melihatku?"

Oh astaga si kecil ini sepertinya salah paham.

Huhh..siapapun tolong tenangkan dia.

________
Boleh vote ngga? Aku marah nih kalo kalian ngga vote 😡😡😤 tuh ampe kentut lewat idung.

JAZLAN [J×R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang