Bab 12

4.8K 430 12
                                    

Kamis, 10 September 20**

17:30

Tidak terasa dua bulan sudah berlalu sejak Alan [Leonardo] merasuki tubuh Alan, dan banyak hal yang terjadi selama dua bulan itu salah satunya hal yang dilakukan Alan saat ini.

Dia sedang ditempat tidur sambil menyender pada headboard dengan laptop dipangkuannya, yang menampilkan banyak angka dilayarnya lalu Alan berujar: "Kira-kira berapa lama lagi pak tua itu akan bertahan dengan kelakuanku ini"

Pasalnya dengan skill yang dimiliki Alan ia sudah berkali-kali melakukan serangan cyber dengan mencuri data-data penting perusahaan milik kakeknya dan menjualnya ke pihak musuh: "Atau dia tidak merasa terancam karena aku hanya mencuri sebagian data yang menurutnya tidak terlalu penting"

Alan cukup tahu diri untuk menjual beberapa data itu, mungkin bagi perusahaan lain data itu penting tapi bagi kakeknya itu hanya secuil remah biskuit. Dia tidak bermaksud menipu para pelanggan tapi mereka saja yang bodoh.

Alan juga tidak ingin rugi dengan menjual data-data perusahaan itu, karena bagaimanapun juga perusahaan MHD Group akan berada pada genggamannya dimasa depan.

Karena Alan yakin kakeknya pasti tahu dengan kelakuannya, dan kemungkinan besar dia akan dipanggil. Sebagian besar uang yang ia dapat sudah diinvestasikan dengan membeli saham yang menurutnya bisa naik dalam waktu cepat lalu menjualnya.

Dia membutuhkan seseorang yang bisa dipercaya untuk membantu dalam membangun perusahaan, dia jadi mengingat tentang tangan kanannya yang setia itu.

"Lupakan itu aku masih bisa melakukannya sendiri, sekarang yang terpenting..mungkin ini serangan yang terakhir dan cukup berbahaya lalu pada akhirnya kau akan menyerah, pak tua" Jari-jari Alan mulai beraksi dan matanya sangat fokus pada laptop yang mahal itu.


-✧覇✧-


Beberapa orang sedang terburu-buru dan fokus pada layar komputer, sesuatu yang gawat sedang terjadi. Terlihat salah satunya menghubungi seseorang, setelah tersambung suara diseberang yang pertama terdengar.

"Bagaimana?"

"Mohon maaf pak, semuanya gagal dan data-data itu sudah dicuri" terdengar suara helaan napas pada lawan bicara.

"Bocah itu berani sekali, perketat keamanan data jangan sampai hal ini bisa terjadi lagi"

Tut..

Panggilan pun berakhir, penelepon dilanda bingung pasalnya baru kali ini seorang Jordan tidak marah padahal kesalahan ini termasuk fatal atau karena yang melakukannya itu cucunya tapi setahu dia bosnya itu sangat keras dan ketat kepada cucunya.

Akhirnya sebagai final dia berpikir bahwa Jazlan adalah cucu kesayangan, tapi bukannya Alan dikenal sebagai salah satu cucu yang tidak tampak bahkan dalam kepintaran, yang dimilikinya hanya ketampanannya saja.

Seperkian detik orang itu tersadar akan sesuatu, bahkan kejadian ini baru saja dilaluinya kenapa dia bisa lupa: "Jadi siapakah disini yang bodoh? Bahkan aku bisa kalah darinya"

Karena sudah ada bukti jelas didepan mata bahwa Alan berhasil mencuri data-data yang benar-benar mereka lindungi.

"sepertinya datang lagi satu monster di keluarga Mahendra, yang bahkan tidak terpikirkan bahwa orang itulah monster tersebut" Ini merupakan sebuah bencana bagi musuh Mahendra, tapi yang masih dipertanyakan adalah apakah Jazlan berada dipihak kakeknya atau ayahnya.

JAZLAN [J×R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang