Bab 15

3.8K 314 1
                                    

Bunyi pintu terbuka lalu tertutup kembali mengalihkan atensinya, dia melihat Rasya berjongkok sambil menunduk didepan pintu.

Pemandangan ini sangat aneh pasalnya puluhan menit yang lalu ia melihat gambaran kekasihnya dalam keadaan yang ceria dan sekarang sangat berbanding terbalik, suasananya bisa dibilang tidak baik-baik saja.

Dia mengakhiri kegiatannya lalu menyimpan laptop serta meja kecil ditempatnya semula, ia menghampiri Rasya yang kemungkinan tidak menyadari keberadaannya dan berpikir bahwa Alan belum pulang.

Sedangkan Rasya tersentak saat mendengar langkah kaki yang mendekatinya, saat mendongak ia hampir terjungkal kebelakang jika saja tidak ada pintu dibelakangnya.

Terkejut? Tentu saja, dia mengucek mata melihat Alan yang seharusnya belum pulang sudah berdiri tepat didepannya. Berpikir kemungkinan salah lihat dan jarinya terulur beberapa kali menyentuh kaki yang ada dihadapannya.

"Asli?" Dia mendongak kembali dan menganga saat melihat penampilan orang yang ada didepannya, ia masih belum terbiasa dengan pesona didepannya ini mau berapa kalipun melihatnya lalu meneguk ludahnya.

Alan terkekeh melihat kelakuan kekasihnya yang masih menoel-noel kakinya tapi perhatiannya teralih pada kedua netra cantik milik pemuda didepannya yang sedikit memerah dan meninggalkan jejak air mata.

Apa terjadi sesuatu yang tidak diketahui Alan? Itu artinya orang yang mengawasi kekasihnya melakukan kesalahan. Dia berjongkok menyamakan posisi dengan Rasya lalu memegang kedua bahu kekasihnya ia menemukan pemuda didepannya meringis kesakitan.

Alan merasa ada yang tidak beres, dia sedikit menurunkan kerah baju milik Rasya tapi pria kecil didepannya ini menolak. Dia menahan kedua tangan Rasya dengan satu tangan, terlihat lebam ungu yang sangat kontras dengan kulit kekasihnya.

"Siapa?" Alan mengusap lembut bahu Rasya "Tadi ngga sengaja nabrak tiang, ngga sakit kok" Firasatnya mengatakan bukan hanya itu yang terjadi, tidak masalah ia bisa mencarinya sendiri nanti.

Alan menggendong Rasya "Kamu kok udah pulang? jangan marah ya, aku tadi udah bilang ke kamu kalau mau nemenin Rion kan" Alan hanya mengecup singkat pipinya saat mendengar pembelaan dari Rasya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Dia menurunkan Rasya dari gendongan dan menyuruhnya untuk mandi, Alan keluar dari kamar mandi dan Rasya hanya menurut saja.

Menyambar ponsel yang berada di meja nakas dan menghubungi seseorang, setelahnya terdengar suara diseberang "ada apa"

Alan menghela napas lalu mendudukkan dirinya dikasur besar miliknya "Tadi apakah ada laporan dari bawahanmu itu, kakek?"

"Tidak ada, kenapa?" Mendengar itu Alan menggertakkan gigi, apanya yang terlatih, apa ini yang namanya elite atau bawahan kakeknya meremehkan perintah untuk mengawasi tunangannya? Apakah karena ini hanya tunangan dari salah satu cucu atasannya jadi si Akihiro itu berpikir perintah yang diberi kepadanya tidak terlalu penting.

"Kakek-

Diseberang sana Jordan menunggu Alan meneruskan perkataannya.

-Sepertinya kakek kurang memperhatikan bawahanmu, perintah seperti itu saja dia tidak bisa melakukanya dengan sempurna. Terimakasih sudah berbaik hati mengirimkan bawahanmu"

JAZLAN [J×R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang