Saat butiran kesedihan membasahi medan perang
Kamu datang seperti kehangatan sang fajar
Bagai permata paling berkilau
Seperti itulah mataku terpikat olehmu.
🥀🥀🥀
.
.
.
Kota Leiden
Pada abad ke-16, Leiden menjadi salah satu kota yang paling berpengaruh, dengan keindahan kota yang memukau, sumber daya yang melimpah, baik dalam pertanian maupun perkebunan. Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya perang. Negara-negara bagian eropa timur maupun eropa Selatan, berbondong-bondong mencoba mengusai kota kecil tersebut. Namun pemberontak terjadi di kota itu yang menimbulkan pertumpahan darah yang merenggut banyak nyawa termasuk anak-anak. Mereka menjadi salah satu korban yang paling banyak terbunuh. Hal itu membuat pemerintah mengerahkan pasukannya untuk kembali mengobservasi medan perang guna mengurangi jumlah angka kematian pada penerus bangsa yang lahir di kota itu.
Pemimpin pasukan darat, Fourth aiden. Adalah pasukan utama yang memimpin jalannya perang di kota tersebut, setiap harinya letnan jenderal besar itu akan berjalan-jalan dimalam hari di atas puing-puing bangunan tempat pertempuran terjadi. kota indah yang penuh dengan bunga-bunga itu kini telah berubah menjadi medan perang yang penuh dengan kesedihan, jeritan-jeritan dari tiap tetes darah yang tertumpah membuat fourth merasa sesak, sungguh kota yang malang.
Namun di suatu malam, fourth pergi sendirian dengan mobil lapis baja. Ia hendak mengecek kembali tempat pertempuran mereka, pasukan lawan yang tiba-tiba mundur di tengah-tengah pertempuran membuat fourth bertanya-tanya, apakah ada sesuatu yang di rencanakan oleh pihak musuh hingga membuat mereka mundur begitu saja? Ia ingin mencoba menyusup perkemahan musuh untuk mencari tahu beberapa informasi, ia sering melakukan hal ini. Tapi, malam itu sungguh sangat tak terduga. Perkemahan yang di ketahui tempat para musuh itu berlabuh kini begitu rusuh. Para tentara disana terlihat begitu gelisah dan muram, terdengar suara libasan cambuk yang membuat siapa saja akan merinding, tepat ditengah-tengah para tentara itu terlihat seorang anak yang terbaring lemas, tubuhnya penuh luka dan sayatan, darahnya menyembur kemana-mana. Para tentara itu mencambuk dan menganiaya seorang anak laki-laki, yang fourth yakini adalah anak-anak terlantar akibat perang terjadi.
"Cukup, aku rasa anak itu telah mati. Kirimkan pesan terbaru pada pasukan barat, pasokan makanan kita telah di sabotase. Katakan pada mereka untuk mengirimkan kembali pasokan makanan baru pada kita. Kita tidak akan bisa maju ke medan perang dengan pasokan makanan yang tak cukup!" Seorang pria tegap berpangkat mayor itu memberikan perintah.
"Sulit di percaya, seorang anak dapat menyabotase makanan kita, Seorang militer! Sungguh memalukan"
"Tim divisi makanan memang tak dapat di andalkan!" Para tentara mencibir
"Cukup!!! Daripada kalian semua berdebat, lebih baik simpan energi kalian sampai pasokan makanan kita tiba" mayor itu mencoba menenangkan para pasukannya, pria itu mendekati anak itu, ia hendak membuang jasad anak itu.
Namun, belum sampai tangan mayor itu menyentuh tubuh anak itu, tiba-tiba saja sebuah belati diarahkan padanya, sulit dipercaya. Anak yang terbaring lemas itu kini bangun dan mengarahkan belatinya pada mayor jenderal tersebut. Darahnya mengalir begitu deras namun tampaknya anak itu tidak merasakan apa-apa, dia tetap melawan bahkan menusuk perut mayor itu dengan belati di tangan lalu mengambil pistol mayor itu dari dalam sakunya. Detik berikutnya anak itu menembaki tentara disana dengan brutal dan berlari mencoba kabur dari perkemahan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alternatif Universe Of GeminiFourth
Short StoryBerisi beberapa kisah geminifourth yang aku karang sendiri isinya murni hanya fiksi semata NSFW 🔞+ same sex relationship jadi yang homopobic harap menjauh harap bijak dalam membaca, jika kalian merasa masih minor dimohon untuk tidak keras kepala s...