awal mula

5 1 0
                                    

" kalian berempat ini ya selalu saja berulah ngapain kalian bolos ke warung belakang, mau niru jejak kakak kelas kalian itu hah? Jawab!!" Tampak wanita paruh baya yang menampakkan wajah garangnya itu terus terusan saja mengomel

" Dari tadi ibu tanya ke kalian kenapa kalian tidak ada yang jawab sama sekali, sekali lagi saya tanya siapa yang mengasih usulan untuk bolos?"

Dimas yang mendengar pertanyaan itu pun mulai panik, ia yang mengajak teman temannya untuk membolos tetapi ia takut jika nanti Bu Mega akan kembali memanggil mami nya untuk datang ke sekolah, ia tak mau uang jajannya dipotong lagi

" Saya Bu, saya yang mengajak teman teman saya untuk membolos karena malas dengan pelajaran pak indra"

" Bintang bintang selalu saja kamu itu ya!! Kalau malas belajar tidak usah sekolah saja sana"

"Baiklah bintang sepertinya saya kali ini harus mengambil keputusan, panggil orang tua mu untuk menemui saya besok pagi" final Bu Mega dengan memberikan lampiran surat pemanggilan orangtua

Dimas, Dafa dan Rayhan terdiam mendengar itu tentu saja mereka tahu bagaimana hubungan bintang dengan kedua orangtuanya, sangat asing bahkan orangtua laki laki itu tak pernah mengambil raport milik bintang sudah sejak SMP

"Tolong diusahakan untuk datang ya nak, saya perlu berbicara dengan orang tua mu" lanjut Bu Mega kali ini dengan suara yang lembut, seolah paham dengan reaksi yang dikeluarkan oleh anak didiknya saat diberikan surat itu

" Saya usahakan Bu, tapi jika mama dan papa tidak bisa datang biar nanti di wakilkan oleh supir saya" bintang mulai menetralkan raut wajahnya dan berjalan ke arah pintu keluar dengan perasaan sesak, ia juga sangat ingin untuk bertemu dengan kedua orangtuanya tapi apa daya? Keduanya sangat sibuk dengan kehidupannya

****
Sepulang sekolah bintang tak ikut teman temannya pergi ke markas mereka moodnya sedang tidak baik baik saja ia lebih memilih untuk pulang ke rumah

Ia mengerutkan keningnya saat melihat mobil orangtuanya terparkir dihalaman rumah, suatu hal yang sangat langkah melihat orangtuanya berada di rumah saat jam segini.

"Sudah pulang kamu bintang" suara berat milik laki laki paruh baya menyambut indra pendengarannya saat baru masuk kerumah

Bintang mencium tangan milik ayahnya itu sopan "ya, tumben mama dan papa pulang ke rumah ini?"

"Surat panggilan orangtua dari wali kelas bintang" bintang meletakkan kertas itu di atas meja, Mahendra melirik kertas itu sebentar lalu menghela nafas lelah

"Berulah apa lagi kamu bintang?" Mahendra bertanya dengan tenang, tak ingin memulai perdebatan dengan anak tunggalnya ini

"Ketauan bolos dibelakang sekolah"

"Ckk, selalu saja seperti itu"

"Kalau papa ga mau datang juga ga apa, biar mang Udin aja yang wakilin papa dan mama"

"Yang orangtua kamu itu papa apa mang Udin?! Papa dan mama akan menemui wali kelas mu besok" setelah Mahendra mengatakan itu tampak seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka dengan secangkir teh di tangannya

"Diminum dulu, iya besok mama dan papa akan datang ke sekolah mu tak perlu merepotkan mang Udin" Andin duduk di sebelah bintang, sekarang bintang berada di tengah kedua orangtuanya

"Ehem papa dan mama mau bicara serius sama kamu bintang" Mahendra menegakkan badannya menatap anak satu satunya itu serius

"Mau ngomong apa? Tumben papa mama luangin waktu buat aku" bintang menundukkan kepalanya, ada perasaan sesak saat mengatakan hal itu

segala tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang