DINGIN BANGET SIH

13 1 0
                                        

Sungguh saat ini Ara ingin sekali memulai obrolan nya dengan Raksa lewat chat tapi ia benar-benar ragu, apakah Raksa akan meresponnya dengan baik? Atau malah sebalik nya, Ara takut ia akan di respon oleh Raksa dengan tidak baik mengingat tadi sore Raksa benar-benar dingin. Satu detik, dua detik, tiga detik, empat detik, dan oke! Ara memutuskan untuk memberanikan diri membuka obrolannya dan Raksa.

Ara[Halo?]
Raksa[?]
Ara[Ara]
Raksa[Ara?]
Ara[iya Ara adeknya darel, sv bole?]
Raksa[ya]
Ara[SV back ya?]
Raksa[ya]
Ara[makasih]
Raksa[ya].

Huft Ara menghela napasnya kasar, dingin amat dah tu bocah. Huhuhu sedihnya, sudah Ara duga pasti responnya dingin.

“Huaa mamiii” rengeknya pada dirinya sendiri.

Keesokan harinya Ara berangkat lebih awal dari teman-temannya, satu langkah, dua langkah, tiga langkah dan… sampai!
Ara mendudukan dirinya di kursi lalu mengambil handphone dari saku seragam yang ia kenakan saat ini.
Ia melihat chatnya yang begitu ramai dengan ocehan teman-temannya sungguh konyol mereka terus saja menanyakan keadaan mental Ara setelah adegan Ara memberanikan diri nya memulai percakapannya dengan ‘kulkas rusak’ lewat chat.
Setelah Ara mengechat Raksa, Ara langsung mengsrceenshot chat-chatan nya dengan Raksa dan berakhir dibercandai ‘gimana ra mental lo’ ‘yang sabar ya ra’ ‘gue tetep dukung lo 1000% kok ra’ huh kesal sekali rasanya.

“ARA!!!! GUE DATANGGG!!!"

ujar keira berteriak dengan sangat heboh saat memsuki kelasnya, cepat-cepat Ara menutup telinganya yang terasa pengang.

“Apaan sih lo ish” kata Ara kesal.

"Aduhhh, sensi amat sih lo kenapa Raksa kenapa lagi?” tanya Keira menggoda.

“Huhuhu dia dingin parah” jawab Ara.

“Selamat pagi kawan-kawan ku, Ra gue minta PR Fisika kemaren dong” cerocos Alora yang tiba-tiba sudah berada didepan meja Ara.

“Lah buset nih bocah nongol-nongol minta PR”

“Ayolah Ra pliss gue belum buat PR, ntar kalo Bu Riris marah aku kudu eottoke” jawab Alora dengan wajah memelas.

“Iya-iya nih” “Yihaa thanks yaw” “Gue ke kantin dulu ya” pamit Ara pada teman-temannya.

Ara berjalan menuju kantin dengan langkah gontai. Sampai 6 langkah langkah Ara masih gontai sampai dilangkah berikutnya Ara membenarkan cara melangkahnya itu ketika netranya tak sengaja bertemu dengan netra coklat pekat milik seorang Raksa.
Sejujurnya Ara masih merasa malu untuk menampakan batang hidungnya di hadapan Raksa, Ara merasa malu karena ia yang menghubungi nomer Raksa tanpa ada hal penting yang dibicarakan setelah di pikir-pikir dirinya memang terlalu agresif tapi ya bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur tidak bisa diubah.
Ara yang pertama memutuskan kontak mata degnan Raksa.
Ara menyukai Raksa namun ia masih ragu, ditambah lagi kabar tentang kedekatan Raksa dengan salah satu anak MIPA3 namanya Vianka Nazeeya Azelea. Ara memang belum pernah melihat Zeeya secara langsung namun ia cukup sering mendengar nama itu di kalangan ankatannya rumor yang beredar mampu membuat Ara berimajinasi bagaimana sosok Zeeya.
Malam hari nya Ara mengurung diri didalam kamarnya, entah mengapa ia ingin sekali melihat bagaimana sih  Zeeya, besok pagi ia berniat menanyakan tentang Zeeya pada teman-teman nya barang kali di antara mereka ada yang cukup mengenal Zeeya.

TOK-TOK-TOK

“Ya!” teriak Ara dari dalam kamarnya.

“Abang masuk ya?”

“Hm…”

“Ra, besok malem anak GANGSTA mau ngadain syukuran di caffe deket sekolah, lo mau ikut gak?”

“Siapa aja?, ada Raksa?”

“Eleh-eleh pake nanya Raksa segala, mau ikut kaak bawa temen-temen lo juga biar rame”

“Bener nih?!”

“Hm……”

“SHAP GUE IKUT!!!!”

“Hm, jangan lo besok malem ya sekitar jam 7”

“SHAP BESOK LANGSUNG GUE INFOKAN KE TEMAN-TEMAN KU YANG LUCNUT, THANKS BANGGGG” ucap Ara kegirangan.

BLAM!

Biarlah abangnya tidak menjawab ucapan terimakasihnya yang paling sekarang adalah menyiapkan mental untuk bertemu Raksa besok malam!

‘ya elah Ra masih besok malem juga, hehehe author bercanda suka-suka lo deh’

Pagi harinya Ara keluar dari mobil keluarganya denan suasana hati yang tidak begitu buruk, saat Ara menyusuri lorong untuk menuju kelas inti GANGSTA menghampirinya ralat lebih tepat abangnya yang berjalan berdampinan dengan dirinya.

“pagi Ara cantik!” sapa Niven sok akrab ya walaupun mereka saling mengenal.

“Pagi” jawab Ara singkat.

“Adu-du liatin Raksanya biasa aja dong gak usah ampe bengong begitoh” ujar Niven menyindir.

“H-hah mana ada” jawab Ara gugup bukan main pasalnya sedari tadi Raksa melihatnya dengan tatapan datar yang sudah menjadi ciri khas dari seorang Kavindra Raksa Bimantara.

Cepat-cepat Ara memutuskan kontak mata dengan Raksa.

“Bang, ADERFIA bisa join, terus TOUPCER gak bisa join soalnya ada acara di Bandung, yang lain aman” terang Raksa,
Ara yan tidak tau harus apa hanya menengar percakapan mereka sambil memandang wajah Raksa dan Darel bergantian.

“Aduh Ara daripada liatin Raksa mending Ara kekelas gih!” seru Niven rese.

Aduh Ara jadi malu kan, Ara melihat Raksa yang hanya meliriknya sekilas.

“Ara duluan ya bang!” pamitnya pada Darel lalu berlari kecil menuju kelasnya tanpa menunggu jawaban dari Darel.

“duh bang Raksa kok gak peka sih!” seru Niven sembari menyikut lengan Raksa.

“Apaan sih!” seru Raksa dengan tatapan tajamnya.

“Dah buruan, ayo!” seru Darel yang merasa kesal pada keributan mereka.

Sesampainya dikelas Ara disambut suara Alora yang benar-benar cempreng melebihi cepreng itu.

“ARAAA!!!” teriak Alora yang hebohnya melebihi emak-emak.

“Aduh Alora lo bisa gak si gak usah heboh!” jawab Ara kesal sambil menutup kedua telinganya yang dirasanya mau pecah.

“Eh, ntar malem GANGSTA and friends mau ngadain syukuran dan lo pada diundang sama Abang gue , lo-lo pada mau ikut gak?” tanya Ara serius pada kepada ke4 temannya yang saat ini sedang menatap Ara dengan serius.

“Lo yakin nanya beginian ke kita?” 

“Iya lah” jawab Ara polos.

“Kita mah gak usah ditanya Ra, trobos gas ae lah!” jawab keira mewakili 270% isi pikiran dari pikiran teman-temannya.

“Oke nanti jam 7 acaranya, lo pada dateng jam set 7 biar gak ketinggalan, di caffe deket sekolah, ntar gue Sherlock deh ya” jelas Ara.

“SHAP!!!” jawab mereka serempak, hadehhh kalo soal cuci mata aja cepet coba kalo soal MTK.

KRINGGG-KRINGGG-KRINGGG

“Uh, gilak capek banget gue!” kata Melody heboh.

“gak lo doang kale”

“Jangan lupa ntar malem ya gue tunggu”

“SHAP, kita gak bakal lupa Ra, mayan sekalian cuci mata hehehe” jawab Keira dengan santainya.

“Gue duluan ya ra!!!, gue nanti pasti dateng kok tenang aja, eh BTW Denver ntar ada kan?” tanya Alora dengan suara yang direndahkan, kalo anak anak kelas sebelah tau bisa dikeroyok dah.

“Ada, lo tenang aja” jawab Ara.

Ara menelusuri koridor sekolah dengan pikiran yang melayang entah kemana, memikirkan Raksa mungkin?

Disisi lain tepatnya dibelakang tembok koridor sisi timur seorang gadis berdiri ia tengah memperhatikan gerak-gerik Ara.

“Athenia Syeara Gantari, liat apa yang bakal gue perbuat kalo lo berani deket-deket sama Raksa” ucapnya meremehkan dengan senyum miringnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAV & ATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang