bab 1

10 1 1
                                    

"Bulan pulang bunda".gadis itu memberikan salam kepada ibunya yang berdiri di jendela kamar nya.

"Kamu dari mana saja nak?,bunda nyariin kamu loh dari tadi".wanita yang sejak tadi melamun akhirnya tersadar dari lamunan nya.

"Maaf bunda,bulan keluar sebentar sama rama".jelas bulan pada ibu nya.

"Rama?".wanita itu sedikit bertanya-tanya,siapa rama.

"Iyaa rama bun,temen nya bulan".jelas gadis itu lagi.

"Rama siapa sayang,bunda baru denger nama itu".wanita itu tersenyum seraya mengejek anak nya yang tersipu di hadapan nya.

"Temen bulan bunda,tadi mau bulan kenalin ke bunda tapi bunda nya tidur". Jelas gadis itu lagi.

"Lain kali bulan ajak rama ketemu bunda lagi yaa".gadis itu tersenyum.

Sudah lama rasanya bintang tidak melihat senyum anak nya itu,senyum gadis periang yang sangat manis.
Rasanya dia tidak ingin menghancurkan senyum gadis kesayangan nya itu.
hati dan fikiran nya sedang berperang di dalam diri wanita itu,
Banyak yang harus di pertimbangkan.

"Kesayangan bunda".wanita di hadapan nya pun memeluk erat bulan,dan tanpa di sadari gadis itu pun meneteskan air mata di bahu ibu nya.

"Maafin bulan bunda".seru bulan yang semakin lama isak tangis nya semakin terdengar di ruangan itu.

"Bunda yang seharusnya minta maaf nak,maafin bunda karna telah mengecewakan anak bunda".wanita itu mengusap punggung anak nya dengan lembut.

"Kenapa bunda minta maaf?,bunda gak salah,yang salah ayah kan".bulan tak mampu meneruskan kalimat nya yang seakan menyakitkan.

"Ayah yang udah gak sayang sama kita kan bun,ayah yang tega sama kita berdua".tangis nya semakin kencang.

"Tidak sayang,ayah tidak seperti yang kamu fikirkan,ayah hanya lelah di rumah,mungkin ayah mu hanya mencari kesenangan di luar karna terbebani pekerjaan saja".wanita di hadapan bulan mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Engga bunda,bulan udah besar,bulan tau mana yang benar dan mana yang hanya sekedar main-main".gadis itu melepaskan pelukan ibunya,merasa tidak terima dengan penjelasan ibunya itu.

"Bulan ayah mu tidak seperti itu".wanita itu tetap membela ayah nya,laki-laki yang selama ini menyakiti nya masih tetap ia bela.

"Bulan gak mau dengar bunda bela ayah terus".bulan menjauh dari hadapan ibunya,membanting pintu kamar nya dengan sangat kencang,gadis itu merasa kesal dengan ucapan ibu nya itu.

                                   ***

Waktu menunjukan pukul 06.00
Seperti biasa,bulan keluar lebih awal dari rumah yang menurut nya bagai neraka.

Bulan menatap kursi halte yang sudah ada penghuninya di sana.
Ya siapa lagi kalau bukan laki-laki yang membuat nya kesal sekaligus merasa nyaman untuk saat ini.

BUGGHH..

Rama terkejut saat gadis itu memukul bahu nya.

"Astagaaaa bulan".bentak rama pada gadis itu terkejut.

Bulan tertawa saat melihat ekspresi laki-laki yang ada di hadapan nya itu.

"Ngapain sendirian di sini?".tanya gadis itu pada rama.
"Lu ga liat gua lagi ngapain?".timpal laki-laki itu dingin.

"Gak lagi nungguin gw kan ram?".bulan bertanya sambil berekspresi mengejek di hadapan rama.

Rama menoleh ke arah gadis itu.
"Jangan-jangan semua yang duduk di sini lu bilang nungguin lu?".rama menatapnya kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang