II - SEBELUM KISAH MANIS

24 5 1
                                    

Aku ingat persis bagaimana semuanya sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, aku berusaha untuk selalu baik-baik saja sambil tersenyum meskipun penuh dengan air mata yang aku tahan. Mungkin, Anraka bukanlah seseorang yang pertama bisa memenangkan hatiku dengan begitu cepat. Kita punya kedekatan yang lumayan intens, tetapi aku ingat hari itu.

Saat itu aku sedang bersama Anraka, kita sedang menuju pulang dari makan malam bersama. Hari itu Harspico telah mendekatiku. Ya, baru dua hari kami berkenalan secara intens. Disini aku menyadari ada intensi yang berbeda dari Harspico. Ia begitu berusaha untuk selalu bercerita denganku dan dia mau selalu mendengarkan aku dalam setiap perbedaan yang ada.

Harspico Elforte. Ia benar-benar seolah diciptakan menjadi seseorang yang begitu sempurna untukku, dan aku sangat terbuka untuk menerima dia. Karena saat itu aku sedang mencari seseorang yang bisa melengkapi dan mendengarkan setiap ceritaku, dan Harspico hadir.

"Roe, kenapa kamu senyum-senyum?" Anraka menyadari kalau sedari tadi aku banyak berfokus bermain hp dan tidak memperhatikan sekitarku.

"Oh, engga ini ada mahasiswa di kampus." Aku berusaha menyembunyikan kesenanganku bertukar pesan bersama dengan Harspico, lalu kembali fokus dengn menatap Anraka lebih lama.

Hari itu kami menaiki bus untuk pulang. Tidak terlalu jauh dan aku bisa menggapainya dengan begitu mudah, karena persis didepan apartemenku ada halte bus yang akan berhenti. Lalu aku senang dengan keberadaannya halte didepan apartemenku.

Anraka belum mendapatkan mobil hari itu, kemudian dirinya juga tidak membawa motor. Jadi, transportasi umum seperti bus dan angkot menjadi teman yang baik untuk kami berdua. Selain itu, aku seringkali menatap Anraka lebih lama di bus. Ia terlalu menarik jika harus dilepaskan dari pandangannya.

"Ada apa, Roe? Tadi keknya kamu sibuk banget sama hp. Jangan liatin aku terus maluu." Anraka berbisik kepadaku dan aku meresponnya dengan tertawa lalu kembali menatapnya. Aku berusaha untuk menikmati momen-momen itu.

Anraka memang sangat menawan. Aku sebenarnya benar-benar jatuh cinta dengan dirinya, bukan karena dari penampilannya saja. Tetapi, setiap tuturnya yang menghangatkan dan sikap realistisnya. Mungkin, kadang ada keras kepalanya dan aku masih bisa menerimanya. Ia bukan sesosok yang romantic, tetapi ia begitu menyayangi.

Tetapi, aku lebih takut bertanya lebih pribadi tentang dirinya. Karena aku menganggap dirinya adalah seseorang yang sama sekali tidak bisa hilang dalam hidupku, dan aku takut kalau Anraka pergi dari hidupku.

"Roe, udah mau sampe yuk." Ia menggandeng tanganku. Aku suka sekali sentuhan tangannya itu pertama kalinya kami bersentuhan, dan aku sangat menyukainya. Lalu untuk pertama kalinya, jantungku berdebar begitu kencang. 

Hilang Tetapi DiketahuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang