Hari ini aku menemani seorang perempuan yang selalu terlihat kuat dan dia bisa melakukan apa saja melalui kekuatannya. Namanya Rinami Flyroe. Mungkin kalian telah mendengar namaku dari kisah-kisahnya, dan kali ini aku menceritakan tentang dirinya.
Aku mengenalnya saat aku sedang membuka media sosialku, lalu ia muncul di layar pertemananku. Aku senang melihat berbagai aktivitasnya saat itu yang begitu padat dan sangat berdedikasi kepada kampusnya. Hingga akhirnya kami berbincang melalui media sosial, kemudian bertemu saat ia menjaga booth.
Aku benar-benar menyukainya pada pandangan pertamaku melihat dia sedang menggunakan almamater dan kaos hitam. Rambutnya ia potong pendek, padahal aku sangat suka saat ia sedang mengerai rambut panjangnya.
"Haii Anraka." Seketika ia mengenaliku.
"Halo saya Anraka, kamu Rinami bener?" aku membalasnya. Ia sedikit canggung karena aku memilih untuk bersalaman dengan dirinya daripada membalas toss tangannya. Namun, ini cara yang lebih unik karena kami akan mengingatnya secara terus menerus.
Jujur, ia seperti diciptakan begitu sempurna. Rinami begitu kuat menghadapi semuanya, dan itulah yang aku suka dari dirinya. Pertemuan kami beberapa hari lalu saat ia menceritakan Harspico, aku sama sekali tidak sedih. Tetapi, aku khawatir mengenai dirinya.
Lalu tiba-tiba Harspico menghubunginya. Mungkin, ia punya insting untuk bisa menyadari kalau Rinami sedang tidak ada di rumah atau ia merindukannya. Entah, ia terlalu jahat untuk seorang laki-laki yang menuju dewasa, ia hanya menginginkan Rinami untuk bisa menurutinya dan mengekangnya tanpa memikirkan hal-hal lainnya.
"Roe, kalau kamu udah mau pulang, engga papa." Aku pun berdiri dan menatapnya. Sorot mata Rinami terlalu berbeda saat ia mendapat pesan dari Harspico, seperti dirinya sangat takut. "Iya, sepertinya aku bakalan pulang. Harspico udah nyariin aku." Nadanya seperti terlalu sedih untuk berpisah. Aku tau dia menikmati waktunya bersamaku.
"Kamu bisa hubungi aku kapan aja, Roe. Terima kasih untuk hari ini. Aku seneng bisa ngobrol dan cerita sama kamu, kasih tau aku ya kalau kamu butuh apa-apa. Aku selalu ada." Kata-kata itu muncul begitu saja. Ingin sekali aku memeluknya agar dia bisa terlihat lebih senang, tetapi hatinya milik orang lain.
Rinami menatapku dan mengangguk tersenyum kepadaku. Lalu kami berdua pulang. Setelah itu aku tidak mendengar kabarnya untuk sementara waktu, Rinami sepertinya mulai sibuk dan tenggelam juga menghabiskan waktu untuk mengerjakan hal-hal lain. Aku lebih khawatir kalau dia merapat karena Harspico menyakitinya sekali lagi.
Tetapi, apa hakku?
"An, kamu latihan engga hari ini?" Purna tiba-tiba muncul. Ah, aku terlalu malas untuk meresponinya sekarang. Tetapi, aku tidak ingin terlihat sedang memikirkan hal lain karena konser waktunya kurang dari 24 jam.
"Latihan. Kenapa, Pur?" aku membalas sewajarnya.
"Nih, buat kamu." Purna memberikan aku botol minuman plastic dengan isi jus jeruk dingin. Entah, ia ingin merusak pita suaraku atau membuat aku sakit flu kurang dari 24 jam.
"Makasih, Pur. Buat dirimu aja, aku udah minum air anget." Aku membalasnya lalu berdiri. "Aku duluan ke ruang latihan ya, Pur." Kemudian melangkah meninggalkannya tanpa menunggu responnya.
Mereka terlalu menganggu kehidupanku. Aku lebih senang saat Rinami yang bisa memerdulikanku, karena dia tidak akan menuntut banyak hal dan membiarkan aku bebas dalam melakukan segala hal yang ada.
Keesokaan harinya, saat aku sedang akan pergi ke kampus untuk persiapan konser hari ini. Rinami menelponku.
"Haii Akaa," aku mendengar suaranya lebih ceria. Suaranya seperti akan memberikan aku dopamine dan semangat untuk bisa menampilkan yang lebih baik, ini cukup memperbaiki suasana hatiku yang sangat berantakan.
"Hai Roe, kenapa pagi-pagi udah telepon?" tanyaku sambil mengambil tasku dan membuka pintu rumahku.
"Nanti jam berapa kamu konsernya? Terus tiketnya gimana?" Aku masih mendengar suara cerianya. Tanpa sadar aku tersenyum sambil mendengar semua pertanyaan.
"Jam 1 siang, terus nanti tiketnya ambil sama aku aja. Bisa kok aku keluar bentar, kan cuma di aula kampus juga." Aku membalasnya mencoba dengan begitu tenang. Karena jantungku sendiri tidak beraturan.
Sepertinya, aku benar-benar jatuh cinta dengan Rinami Flyroe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang Tetapi Diketahui
Fiksi RemajaAku hilang dalam pengetahuanku tentang dunia, tetapi ragaku tidak bisa menerima semua realitas yang ada. Jadi, untuk apa aku bisa tenang dalam kepalaku?