Ku rasa hormon seterotin ku bekerja aktif hari ini, sesekali tanpa intruksi aku merasa cairan asin dari pelupuk mataku ini terus merembas turun.
Siluit sinar matahari yang masuk dr pantulan kaca mobil menyentuh wajahku begitu jelas, jika nana yang saat ini mengemudikan mobil memalingkan pandangannya ke arahku pasti ia akan tahu kalau saat ini wanita pintar disebelahnya itu sedang bercucuran air mata tanpa sebab.
Aku menyadari dosa terbesarku sebagai mahkluk adalah mencintai mahkluk terlalu besar, tapi akal rasional ku begitu dangkal.
"Are u okey bi,? "
Ku dengar suara perempuan berjilbab panjang dengan wajah khas timur tengahnya itu menyapaku."I don't know. "
Jawabku singkat, tanpa memalingkan pandangan kearahnya."Acaranya masih sekitar 8 jam lagi, its okay, if wanna take rest. Atau kalo memang mau cari udara segar, Kita nggak usah balik ke hotel dlu, "tawar sepupuku itu, seakan paham bagaimana untuk meredam hormon setorotinku.
Aku diam sejenak, menimbang nimbang tawaran nana barusan. yah..Bukan ide yang buruk, kalo harus keluar sebentar mencari udara segar dan memperbaiki suasana hati.
Setidaknya seminar malam ini bisa kuisi maksimal dan menginspirasi, tidak peduli bagaimana hidupku sebenarnya terjadi. Pekerjaan harus berjalan profesional." Kita jemput, hero sama Paulia ya kesekolah? Kangen sama mereka, "
Gagasanku tiba-tiba muncul"."Okey, wherever you wanna go, "
Sahut nana begitu santai, lalu melesatkan brv putih ke tempat tujuan yang kumaksud sebelumnya****
Dua bocah gempal, berseragam putih biru khas anak-anak Tk dengan tas gendong menggembung di punggung mereka berlarian ke arah ku,
Mata yang berbinar dan senyum merekah lebar menyambutku begitu hangat.
"Aunty, syabia... " Teriak anak perempuan berjilbab putih dengan girangnya, ketika menerkam pinggang ku dengan pelukan.
Sementara bocah laki-laki berambut cepak dengan alis tebal mengerucut cengar-cengir menatapiku."Tumben, Aunty yang jemput Pauli sama Hero, memang bunda kemana? "
Tanya bocah lelaki tampan dihadapankan itu keheranan
"Hari ini Aunty, mau ajak Pauli sama hero makan-makan terus main trampolin, mau nggak? ""Mau.....!!! " Sahut dua bocah itu kegirangan.
Aku dan nana hanya saling melempar senyum saat bersamaan melihat tingkah riang kedua keponakan ku ini.
"Ayo, lets go now!!"
Kali ini aku mengomandoi dua bocah kecil menggemaskan itu memasuki mobil.***
3 tahun lalu"Seandainya, nanti kita menikah seru kali ya bi. Punya dua anak kembar kayak pauli sama hero. "
Zain berbicara tanpa menatapku, kedua retinanya terlalu asyik memandangi dua bocah kembar yang meloncat-loncat riang bermain trampolin. "Aku terlalu kesepian, untuk hidup sebagai anak tunggal. Jadi, di masa depan ketika nanti aku punya keluarga sendiri ,aku mau rumah yang ramai. Rumah yang hangat ketika menyambut lelahku saat pulang mencari nafkah dan ku harap rumah itu adalah kamu dan anak-anak kita kelak."
Zain kemudian menjatuhkan kepalanya di pundakku, aku tersentak. Kata-katanya baru saja membuat isi kepalaku di penuhi kupu-kupu yang riang beterbangan. Ritme Jantungku terasa tak lagi normal saat ku rasa detakkannya seperti melompat-lompat begitu cepat. Yah... Disana ada rona malu dari dua pipi apelku
"Are you sure? I can be your home? " Kupersingkat respon ku agar Zain tak tahu bahwa saat ini aku terlalu gugup.
"I wish sure, insyallah"Zain mengangkat kepalanya dari pundakku lalu mencubit pelan pipi apelku yg semakin merona.Aku membeku, membiarkan pria jangkung dengan tubuh atletis dan wajah manisnya tiba-tiba berdiri dan melangkah meninggalkanku untuk menghambur bersama kedua keponakan ku ditengah tumpukan bola-bola plastik berwarna-warni yang bertaburan.
Gelak tawa dan wajah-wajah riang dihadapku seperti lukisan yang saat itu sangat ingin ku abadikan, namun sekarang begitu ingin ku benamkam dalam tumpukan rongsokan.
sekarang**
Di kursi yang sama dengan vibes yang tak jauh beda namun orang disebelahku yang menemani ku bukan lagi dia.
Aku menonton gelak tawa riang Pauli dan hero dan candaan receh mereka saat bermain trampolin begitu bahagia."Aunty bia, ayok sini ikut main loncat-loncat sama kita, "Tiba-tiba Teriakan hero yang diikuti kehebohan Pauli mengalihkan perhatian ku"Ayo aunty ayoo...."sorak Pauli kemudian
" Okey, lets play together!! "
Aku beranjak dari tempat duduk ku meninggalkan nana yang masih sibuk dengan gadgetnya dan melangkah lebar menghampiri dua bocah menggemaskan yang sejak tadi menginterupsiku untuk bermain trampolin dan bola-bola bersama mereka.****
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Me (Catch love you in Istanbul)
HumorPatah hati pertama karena cinta pertama, menjadikan Syabia Harun seperti seorang physico yang harus bisa melampiaskan semua amarahnya tanpa terkecuali. Tanpa perasaan lagi, obsesi hidupnya kini hanya untuk menghancurkan kehidupan Zain Alvaro, mantan...