Let me down

13 2 0
                                    

7 hari kemudian...

Hari patah hati nasional dalam hidupku memang sudah berakhir sepekan lalu, tapi rasa sakit hati atas perlakuan pria brengsek itu tentu belum sepenuhnya bisa kulupakan.

Ini bukan soal materi yang pernah aku beri, atau bantuan finansial selama pendidikan sarjananya yang menjadi persoalan. Hal itu, anggaplah bantuan sosial untuk sesama manusia. Melainkan, cara sepihak untuk memutuskan hubungan denganku yang tanpa sebab membuatku ingin mematahkan setiap sendi pria bertulang lunak itu tanpa ampun.

Aku bahkan butuh waktu berhari-hari untuk mencerna semua yang terjadi. Sebulan lalu, sebelum ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan master, karena beasiswa yang ia dapatkan kami masih baik-baik saja. Ternyata inilah Hal terbodoh yang selalu perempuan lakukan dalam hubungan,  aku sibuk sendiri menjaga kesetiaan, sampai lupa menjaga perasaanku yang sekarang justru ia hancurkan.

***
Hari ini sudah kuputuskan, akan melanjutkan hidupku dengan sebaik-baiknya tanpa harus ada lagi air mata. Tapi akan kupastikan, kejutan dari seorang Syabia Harun nanti, akan membuat hidup mantan kekasihku merangkak malu.

"Nora, kirim semua jadwal yang seminggu kemarin kakak pending, termasuk jadwal private class makeup, undangan beauty class, dan semua jadwal klien yang mau pakek Wo kita."
interupsiku pada salah satu asisten pribadiku.

Yah... Perkenalkan Aku Syabia harun, seorang Make Up Artis dan pemilik wedding organizer yang cukup dikenal se seantero negeri wakanda ini. Jadwal terbangku yang tidak diragukan lagi, mulai dari merias artis kelas atas, pejabat, sampai anak menteri membuat namaku cukup dikenal dalam dunia per makeup pan. Bisnis Wedding Organizer yang kumiliki juga tak kalah mumpuni dalam menghasilkan pundi-pundi money. Sayang sekali, kehidupan pribadiku tak seberuntung bisnis yang kujalani.

"Wanita yang sukses dengan karier Dan pendidikannya, terkadang harus menghadapi kenyataan bahwa kehidupan percintaannya tidak Akan semudah itu. Bukan karena kamu tidak pantas,bi. Tapi karena, yang luar biasa patut mendapatkan yang luar biasa juga."

Nana, rekan bisnis mencakup sepupuku itu memberikan wejangan.
Ku akui kata-katanya berhasil Menciptakan fentilasi di paru-paruku untuk merasa sedikit lega.
Ada rasa percaya diri yang kembali menyemai tumbuh.
Yahh... Aku luar biasa, Allah give me  talent, give me skill, give me brain, give me good things in this life, so why? Diriku tidak berhak merasa insecure, hanya karena satu pria mencampakkanku. Tapi tetap Ada sisi lain, yang membuatku menyangkal.

"You right, na. But I am human.. Aku juga butuh waktu untuk merasa baik-baik aja. Aku butuh waktu untuk pulih, memang physically I am good. Tapi, luka di dalem ini ?!aku tidak bisa pura-pura sudah melupakan semuanya. Biar aku rasain sakitnya sampai tidak ada Kata trauma dalam hidupku like my mom."

Mataku terasa nanar,
Kenangan bersama zain sepintas menyebrang kembali dalam ingatanku.
Otak kecil ku seakan tidak bisa memungkiri, bahwa zain memang pria pertama dalam hidupku yang mengenalkan pelangi setelah badai. Dia pria baik yang sudah memberikan bahu, punggung bahkan isi kepalanya saat aku memulai usahaku. Yah.. Zain tidak sepenuhnya bagai benalu, Ia juga salah satu orang yang berjasa untuk apa yang aku Dapatkan saat ini.

Genggaman tangan mungil yang menelungkupi tanganku, sekejap membuyarkan kepingan puzzle memory tentang Zain.

"Pulihlah dengan caramu sendiri, karena tidak Ada yang paling mengenal luka batinmu selain dirimu, Bi. Kami hanya rumah-rumah yang siap kau singgahi jika kau butuh tempat untuk beristirahat. "

Nana menatapku iba, dengan senyum tipis yang terkesan berat untuk ia tampakkan. Ia Seakan menyerah menghadapi perempuan yang sedang putus asa dihadapannya.

"Kak, bi. Semua jadwal sudah Nora kirim ke email kk. Dan list pertama schedule kk hari ini. Private class untuk klien yang dari jogja pukul sebelas ini. " Suara garing  yang mendadak muncul dari Arah belakang kami,
Sontak memutuskan percakapan serius antara aku Dan nana.

"Ahh... Okey, thanks Nora, please prepare everything for me. "

"Beres, kak. Peralatan makeup sudah Nora siapin. Tinggal Prepare ruanganya. "
Nora seakan ingin memastikan, posisiku Dan Nana yang memang sejak tadi bercengkrama diruangan kerjaku yang sekaligus ruangan untuk private class make up. Tidak diganggu oleh kehadirannya,

"Okey, Tolong kamu siapain ruanganya, I wouldn't distrub u. Biar kk sama kak Nana juga Keluar dulu buat cari sarapan. " Intruksiku kemudian diikuti Nana yang beranjak dari sofa untuk Membuntuti Keluar ruangan.

"Siap, kak bi! "Nora tersenyum lebar, penuh semangat.

Melihat senyum riang tanpa beban bocah 19tahun, yang sudah bekerja denganku sejak 2 tahun lalu. Seakan membuatku iri, anak yatim piatu yang kehidupannya jauh lebih berat tapi seakan ikhlasnya begitu luas.

"Titip apa, ra!mie ayam tanpa pangsit atau bubur ayam ? "Tawarku

" Terserah, kak.Nora omnivora. "Sahutnya polos, yang berhasil membuatku Dan Nana hanya terkekeh mendengar jawaban random asistenku itu.

***

Married With Me (Catch love you in Istanbul) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang