09

104 7 0
                                    

Kamu tertawa kecil memperhatikan Mamah yg sedang mengomeli Papah lewat sambungan video call, setelah Heeseung mengabari kalau Papah sudah sadar kamu langsung menjelaskan apa yg terjadi kepada Mamah dan wanita paruh baya itu bersikeras meminta untuk disambungkan video call untuk melihat keadaan suaminya.

Bisa kamu lihat Papah yg hanya menurut saja saat Mamah sedang memarahinya, dalam hati kamu juga ikut merasa lega setelah melihat kondisi Papah yg baik-baik saja.

"Pokoknya abis keluar rumah sakit, Papah langsung pulang kesini! Gak ada cerita mau ngurusin proyek ini atau proyek itu dulu" omel Mamah.

"Iya Mah iya" jawab Papah dengan suara yg masih terdengar lemah.

"Kamu juga denger kan Heeseung?" tanya Mamah kepada Heeseung yg diangguki olehnya.

"Yaudah, Papah istirahat aja. Mamah titip Papah ya Heeseung" Mamah mengembalikan ponsel kepadamu, kamu melihat layar ponsel yg masih tersambung dan menampakkan wajah Heeseung.

Kamu mengangkat alis saat Heeseung seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Kamu udah makan?" tanya Heeseung, kamu sedikit terkejut mendengar pertanyaannya.

Kamu melirik Mamah yg juga sedang menatapmu, kemudian beliau bangkit dari ranjang rumah sakit, "Mamah ke kamar mandi dulu" ucap Mamah yg terlihat seperti memberi kesempatan kepadamu untuk berbicara berdua dengan Heeseung.

Setelah Mamah menutup pintu, kamu kembali melihat layar ponsel dan mengangguk kaku menjawab pertanyaan Heeseung. Di tempatnya Heeseung tersenyum kecil, kamu bingung karena Heeseung hanya diam saja sambil menatapmu. Kamu sedikit tidak nyaman dan berniat untuk mengakhiri panggilan, namun sebelum menekan ikon berwarna merah, Heeseung kembali bersuara.

"Tunggu sebentar lagi, setelah semua urusan disini selesai. Aku akan segera pulang"

"Ya" jawabmu sambil mengangguk.

Kamu memutus panggilan yg tersambung, matamu menerawang ke depan. Bingung saat kamu merasa tenang mendengar kalimat yg terucap dari Heeseung, padahal sedikitpun kamu tidak pernah berpikir atau berharap agar Heeseung cepat pulang namun entah mengapa perkataannya tadi mampu membuat dirimu menjadi menantikan kedatangannya.

***

K

amu sedang berada di perjalanan pulang sehabis membeli beberapa kebutuhan di supermarket, kamu berjalan sendiri dan sengaja tidak meminta ditemani oleh para anak buah nya Heeseung. Pikirmu, jarak dari supermarket ke rumah sangat dekat, maka dari itu kamu merasa tidak apa-apa jika berjalan sendirian.

Lagi pula, kamu lebih merasa nyaman jika berjalan sendirian. Kamu menatap langit yg sudah gelap dihiasi banyak bintang kecil, kamu sedikit memejamkan mata saat angin malam menyapu wajahmu.

KREK!

Kamu membuka mata, terkejut saat mendengar ada suara seperti seseorang yg menginjak ranting pohon. Kamu menoleh ke arah gang kecil yg sangat gelap dan menajamkan penglihatanmu, karena tidak melihat apapun kamu bergegas untuk kembali berjalan.

Kamu mengeratkan jaket merasakan dinginnya udara malam ini, entah mengapa kamu memiliki perasaan seperti sedang diikuti oleh sesuatu.

Berkali-kali kamu melirik ke arah belakang untuk melihat apakah ada seseorang disana, langkahmu terhenti saat melihat ke depan ada dua orang bertubuh besar yg seperti sudah menunggu kedatanganmu.

"Siapa kalian?" tanyamu dengan nada yg terdengar kesal.

Dua orang itu tidak menjawab, bisa kamu lihat dengan jelas bahwa salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah pisau kecil dari sakunya. Perlahan kamu berjalan mundur saat mereka mendekatimu, kamu segera melemparkan kantong belanjaan kearah mereka dan berlari sekencang mungkin.

Fake Love ft Lee Heeseung of EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang