•••
Berita Seonghwa membuat keempat kakak kelasnya menjadi babak belur telah sampai ke telinga Juyeon dan penghuni kelas 10 IPS 2––bahkan mungkin seluruh sekolah.
Juyeon hanya menghela nafas dengan tingkah laku Seonghwa di hari pertama pemuda surai merah itu di sekolah ini, dan dirinya sedikit pusing harus menjawab pertanyaan dari para rakyat kelasnya, beberapa juga nampaknya ingin protes kepada Juyeon, karena Seonghwa menjadi teman sekelas mereka.
Berbeda dari sang ketua kelas, Seonghwa nampak santai bahkan pemuda itu tertidur nyenyak setelah beberapa saat lalu dipanggil ke ruang BK.
"Juy ... "
Mendapati namanya dipanggil, Juyeon langsung menoleh.
"Paan manggil gua?" jawab Juyeon.
"Minder amat lo hari ni, gegara anak baru?"
Yah, mau tidak mau Juyeon mengangguk, karena dirinya ingin mempertahankan citranya sebagai siswa yang jujur.
"Gimana ya, vin? Sama sekali ngga mau diajak komunikasi, gua bingung. Walau masih hari pertama, seenggaknya gua dah bisa komunikasi sama dia. Belum apa-apa gua langsung kena panggil BK, gegara Seonghwa baku hantam sama kelas 11," keluh Juyeon dengan suara pelan. Perlahan pemuda bongsor itu menumpukan kepalanya diatas meja.
Kevin--si lawan bicara ikut menghela nafas lelah. Juyeon memang selalu seperti ini, selalu ingin dekat dengan penghuni kelasnya.
"Mungkin ada alesannya juy, dilihat dari luar aura tu anak baik-baik aja. Bukan kek gengnya bang Mingyu yang emang dari sono nya kek gitu," ucapnya.
"Dia bantuin Changmin anak kelas IPA 3 yang lagi dibully sama anak 11 IPS 1," sahut Juyeon.
"Mungkin dia salah satu orang yang bernasib kek Changmin,"
Ucapan Kevin barusan membuat Juyeon terhenyak, lalu menatap pemuda multi language itu.
"Korban?"
Kevin mengangguk mengiyakan. "Mungkin aja, dilihat dari gelagatnya, bisa aja dia salah satu dari mereka yang udah jadi keras. Lo harus deketin perlahan-lahan, karena kalo dah kek gini kemungkinan dia udah ngga bakal percaya sama orang lain,"
"Tahu banyak juga lo, kev." celetuk Juyeon dengan sedikit kekehan.
"Hehe, ortu gua sering nemuin kasus siswa korban perundungan. Gua juga dah sering lihat gelagat sama karakteristik nya, makanya gua tahu banyak,"
"Gua ke perpus dulu, mau pinjem buku, nanti bicara ae ama gua kalo lo bingung, dah gua duluan." Sesaat setelahnya Kevin bergerak pergi menjauh dari meja Juyeon.
Korban perundungan ya ...
Netra Juyeon menatap Seonghwa yang sedang rebahan di meja sana dengan tatapan sendu. Apakah Seonghwa seorang pernah mengalaminya? Entahlah, Juyeon tidak bisa memastikannya sendiri.
•••
Kringg!!
Bel istirahat makan siang telah berbunyi dan nampaknya bel itu membuat tidur Seonghwa sedikit terusik yang berakhir membuatnya terbangun.
Dengan wajah yang masih mengantuk, Seonghwa melihat-lihat sekitar sesekali mengucek matanya. Beberapa bangku sudah ditinggalkan oleh pemilik mereka, sepertinya sebelum istirahat tidak ada guru yang masuk kedalam kelasnya.
"Gua ke kantin kah? Tapi kayanya kantin rame jam segini," gumam Seonghwa dengan suara seraknya.
"Kira-kira ni sekolah punya rooftop ngga ya?"
Sesaat kemudian netranya menangkap Juyeon yang tengah membaca buku di mejanya.
Walaupun begitu dalam hati Seonghwa merasa tidak enak kepada Juyeon, karena Juyeon ikut dipanggil ke ruang BK untuk menyelesaikan masalah yang dirinya buat lagi ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/346096273-288-k109432.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower [Joonghwa]
Fanfiction"Ngga ada yang pengen gua hidup, termasuk ayah gua." . "Gua suka daisy, karena bunga daisy yang ada di pikiran gua itu Seonghwa." . Terkadang seorang manusia tidak menyadari betapa berharganya dirinya sebelum akhirnya bertemu orang yang dapat mengaj...