•••
Hari-hari sekolah Seonghwa berjalan dengan baik. Teman-teman kelasnya mulai menerima keberadaan Seonghwa, walau pada awalnya mereka tidak menerima Seonghwa karena kepribadiannya yang kasar.
Seonghwa akhirnya berteman dekat dengan Juyeon setelah pemuda itu menunjukkan usahanya untuk berteman dan membuat Seonghwa percaya padanya.
Awalnya Seonghwa tidak nyaman dengan Juyeon yang selalu berada di sekitarnya, tapi lama-kelamaan ia merasa nyaman dengan Juyeon. Juyeon bukanlah orang yang memiliki rasa penasaran tinggi, dia masih menghargai privasi Seonghwa dan memberikan personal space untuknya. Itulah alasan mengapa mereka berdua bisa berteman dekat.
Juyeon sendiri merasa sangat senang berteman dengan Seonghwa, usahanya mendekati pemuda rambut merah itu selama 2 hari benar-benar terbayarkan. Juyeon sendiri ingin berteman dengan Seonghwa, karena dia memiliki kepribadian dan kebiasaan yang unik.
Juyeon telah mengamati kebiasaan unik Seonghwa, yaitu mencatat ciri-ciri orang yang baru dia amati. Dengan syarat orang yang dia catat benar-benar menarik perhatiannya. Seonghwa juga senang membaca buku fiksi ilmiah atau membaca jurnal penelitian di perpustakaan, tak heran di beberapa mapel Seonghwa mendapatkan nilai diatas 90.
"Hwa.. " panggil Juyeon sembari meminum pop ic* blue vanilla nya.
Seonghwa menjawabnya dengan deheman, karena dirinya masih fokus mengerjakan tugas sejarah.
"Lo udah denger pekan raya akhir pekan ini? Gua kesana, lo mau ikut ngga?" tanyanya dan dijawab anggukan oleh Seonghwa.
"Gua ada rencana pergi bareng adek-adek gua," jawab Seonghwa tanpa mengalihkan perhatian dari buku tugasnya.
"Lo punya adek?"
"Sepupu, kalo kandung ngga. Gua anak tunggal,"
"Ohh, yaudah ajak adek-adek lo sekalian, gua bantuin ngurus," ujar Juyeon.
Suasana diantara mereka hening sejenak, karena Seonghwa masih mempertimbangkan ajakan Juyeon. San dan Jongho terkadang merepotkan ketika diajak untuk keluar––mungkin hanya San, Jongho terkadang bersikap lebih dewasa dibanding kakaknya.
Kringg!!
Setelah berpikir untuk beberapa saat, anggukan kepala Seonghwa berikan sebagai jawaban.
"Gua ikut, kumpul di halte depan sekolah 15 menit sebelum gua dateng," Seonghwa langsung bangkit dan menutup buku tugasnya. Lalu pergi begitu saja menuju kantin.
Juyeon mendengar itu tersenyum sumringah, sebelum ikut berjalan mengekori Seonghwa menuju kantin. Mereka sesekali berbincang bahkan sempat-sempatnya Juyeon merangkul pundak Seonghwa, yang anehnya tidak mendapatkan perlawanan apapun dari si pemuda rambut merah.
Namun, nampaknya ada seseorang yang tidak menyukai pemandangan itu. Ia menatap Seonghwa dengan tatapan tajam, sebelum pergi karena ada lomba yang harus dirinya hadiri.
.
.
.
Kedekatan kedua orang itu tentunya menarik perhatian para siswa-siswi yang tengah duduk di lorong depan kelas mereka. Tentu saja, siapa yang tidak tertarik memandang dua wajah tampan yang sedang berjalan bersama menuju kantin?
Sesampainya disana, Juyeon meminta dirinya untuk mencari tempat duduk, sedangkan Juyeon memesan makanan.
"Hwa, lo cari tempat duduk, gua yang pesen. Lo pengen nitip apa?" tanya Juyeon.
"Hmm.. soto ayam? Boleh, gua tunggu," jawab Seonghwa.
"Hehe, siap tuan putri.. "
Duagh!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Flower [Joonghwa]
Fanfiction"Ngga ada yang pengen gua hidup, termasuk ayah gua." . "Gua suka daisy, karena bunga daisy yang ada di pikiran gua itu Seonghwa." . Terkadang seorang manusia tidak menyadari betapa berharganya dirinya sebelum akhirnya bertemu orang yang dapat mengaj...