CHAPTER 2

1.2K 125 7
                                    

Vote dulu sebelum baca.

HAPPY READING

KEMBALI KE MASA LALU

Novel bergenre fantasi_transmigrasi itu menceritakan tentang Yoselin Gentari yang kembali mengulang waktu saat ia masih duduk di bangku SMA.

Yoselin merupakan anak piatu yang hanya tinggal berdua dengan ayahnya. Ayah Yoselin sehari-hari bekerja sebagai sopir di keluarga Bumantara. Keluarga yang paling besar pengaruhnya di dunia perbisnisan.

Saat kecil, Yoselin sering menyusul ayahnya ketika pulang sekolah. Dari sana, ia mengetahui jika Keluarga Bumantara mempunyai dua penerus, akan tetapi salah satunya yang merupakan protagonis pria tak di anggap karena ia tidak memiliki keterampilan di bidang apa pun.

Yoselin kecil yang lugu menaruh hati pada anak laki-laki yang di agung-agungkan di keluarga itu. Setiap hari Yoselin selalu datang ke sana, hanya untuk menarik perhatian anak laki-laki itu.

Usahanya pun berhasil, mereka berkenalan lalu menjadi teman akrab.

Yoselin mengetahui semua masa lalu protagonis pria, tapi waktu itu protagonis pria hanya laki-laki lemah yang berlindung di belakang punggung tunangannya.

Hingga mereka beranjak dewasa, semua keadaan berbalik. Orang yang dulu Yoselin dukung dan cintai kalah, sehingga penerus keluarga Bumantara selanjutnya jatuh di tangan protagonis pria.

Yoselin menyesali pilihannya dulu, ia ikut hidup melarat bersama laki-laki pilihannya dulu.

Hingga ia mati tertabrak mobil, dan kembali bangun saat ia masih SMA kelas 11.

Yoselin senang? Tentu saja.

Ia bertekad akan mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya, dan ia pun mulai mengambil alih peran tunangan protagonis pria yang di mana itu berefek pada ingatan si protagonis.

Semua hal-hal kecil hingga besar yang di lakukan tunangan protagonis dulu ia ambil alih. Hingga ingatan protagonis tentang masa lalu ia bersama tunangannya benar-benar menghilang.

Dan akhirnya, mereka hidup bahagia. Dengan ketidak adilan yang di alami oleh tunangan protagonis.

.
.
.
.

"Dan tubuh yang anda tempati merupakan tunangan protagonis pria, dimana nama anda dan namanya sama, Nayanika Kirana" jelas Nix panjang lebar.

"Bisa-bisa nya orang kayak Yoselin ngulang waktu"delik Naya, ia juga ikutan kesal dengan cerita itu.

"Itu sebabnya anda datang ke sini Nona, rebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik Naya" ujar Nix, ia kemudian terbang dan duduk di bahu Naya.

"Oh iya Nix, sekarang mereka ada di mana?" tanya Naya

"Sekarang mereka sedang berbelanja Nona" jawab Nix

"Apa yang akan anda lakukan Nona?" Nix bertanya, karena ia sendiri tidak bisa menebak jalan pikiran Nona nya ini.

Naya mengedikkan bahunya acuh, ia bangkit lalu berjalan menuju ke arah pintu keluar "entahlah, mungkin mengulang kenangan lama"

****

"Makasih ya Kak, udah nemanin aku belanja. Aku senang banget" Yoselin berucap sembari memeluk Arsha sekilas.

"Sama-sama, kalau ada apa-apa bilang ke aku ya" balas Arsha

Naya berdecih melihat itu, lalu menyeringai melihat dua boneka tangan di genggamannya.

"Wajah itu, ingin rasanya aku mencakar wajah munafik sok baik itu Nona" ujar Nix, ia terbang berkeliling di hadapan Naya

"Sabar, kita mulai permainannya. Kita lihat apa yang kan ia lakukan jika Arsha jatuh kembali di pelukan ku" ucapnya dengan seringai senang.

Naya lalu duduk di kursi meja makan, tak lupa ia memainkan boneka tangan itu.

"Naya...." Arsha terkejut melihat Naya, lalu pandangannya jatuh pada boneka tangan yang di genggam Naya.

"Arsha, kamu udah pulang. Udah makan belum? Aku masak makanan kesukaan kamu dulu. Ayo makan sama-sama" ujar Naya riang, ia menarik tangan Arsha untuk ikut duduk.

"Nay boneka itu?" kepala nya berdenyut nyeri, ingatan-ingatan tentang dua orang anak kecil yang duduk sembari memainkan boneka tangan dengan riang berputar di kepalanya.

"Heeem, aku nemuin boneka ini di gudang. Kalau kamu udah nggak mau nyimpannya lagi, biarin aku yang nyimpan" jawab Naya dengan wajah sedih

Arsha menggeleng tegas "Nay, nggak gitu" ujarnya panik

"Jadi gimana maksud kamu?" Naya menatap wajah Arsha dengan sendu "aku ngeliat sendiri kamu buang boneka ini ke gudang sama Yoselin"

"Nay.....aku...." kepalanya kembali berdenyut nyeri, relung hatinya terasa sesak "aku juga nggak tau kenapa bisa gitu...aku..."

"Nggak papa" timpal Naya cepat "ayo makan, nanti keburu dingin"

Arsha menatap wajah ceria Naya, ia bingung apa yang terjadi dengan dirinya. Ia merasa seolah-olah ada yang hilang.

"Nona ingatan protagonis mulai kembali walau samar" bisik Nix

Naya tersenyum sembari menyerahkan piring di hadapan Arsha "bagus"

"Dan besok ada adengan di mana protagonis di serang oleh orang suruhan sepupunya" Nix kembali besuara sembari mengunyah buah pir ditanganya.

"Seharusnya yang menolong adalah pemilik asli bukan, dan karena Yoselin mengulang waktu jadi dia mengambil alih peran itu"

Nix mengangguk "benar Nona"

"Kita rebut kembali" ujar Naya, ia mengunyah makanan nya dengan senang.

Arsha mengelap bibirnya menggunakan tisu, lalu matanya kembali menatap ke arah Naya.

"Tidur gih, udah malam. Besok sekolah, aku beres-beres ini dulu" tukas Naya

Arsha diam lalu mengangguk, ia berjalan dengan ragu meninggalkan Naya sendirian.

Nix keluar dari balik rambut Naya yang tergerai, peri kecil itu duduk di meja makan.

"Jadi besok apa yang anda lakukan Nona?" tanya Nix

Naya menyeringai "di ruang sistem masih ada semacam obat pencahar gitu?"

Nix mengangguk "ada Nona" jawabnya "apa yang akan anda lakukan dengan obat itu?"

Gadis cantik itu menumpukan dagunya, manik matanya menatap Nix dengan binar senang "Nix, gue punya tugas buat lo besok"

"Baik Nona, serahkan saja padaku. Nona bisa mempercayai ku" ucap Nix, ia kembali terbang lalu duduk di bahu Naya.

Naya beranjak, ia membereskan piring kotor bekas mereka makan tadi "Besok lo bisa jadi transparan dulu nggak?"

"Bisa Nona"

Naya mengangguk mengerti "Bagus, misi merebut kembali protagonis kita mulai besok"

"Bukan merebut, tapi dia memang takdir anda Nona" gumam Nix lirih

"Ha? Apa Nix?" Naya bertanya, pasalnya suara Nix hanya terdengar samar di telinganya

"Tidak ada Nona, saya tadi hanya bersin" jawab Nix cepat

Gadis itu mengedikkan bahunya acuh, lalu mulai mencuci piring-piring kotor. Tak lupa membersihkan meja, dan memasukkan makanan sisa mereka tadi ke dalam kulkas.

Setelah itu, Naya beranjak pergi menuju kamarnya. Besok, sepertinya ia akan menjalani hari dan drama yang begitu panjang dan memuakkan. Semoga saja besok emosinya masih bisa di kendalikan karena berurusan dengan orang munafik seperti Yoselin.

Membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi nyaman, Naya mulai memejamkan matanya.

"Selamat malam Nix" gumamnya pelan

"Selamat malam juga Nona, mimpi indah" jawab Nix lirih.

To Be Continue...........

QUEEN SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang