CHAPTER 8

766 85 9
                                    

HAPPY READING

Naya memijit pelipisnya yang terasa berdenyut, ia menghela nafas lelah. Manik matanya turun, menatap sesosok manusia yang entengnya tidur dengan kepala di atas perutnya, sementara kedua tangannya memeluk tubuh Naya erat.

Setelah kejadian dimana Naya berkata ingin menyerah, Arsha merengek, laki-laki itu menangis. Naya heran, mengapa sikap laki-laki itu seketika menjadi bayi.

Terus menangis, hingga akhirnya tertidur pulas.

"Nix," panggil Naya lirih.

Nix muncul, ia terbang mengelilingi Naya. Peri itu menatap sang Nona dengan pandangan jahil "ada yang bisa saya bantu Nona?" tanya nya.

"Awasi Yoselin!" titahnya langsung.

Nix mengangguk, setelah itu ia menghilang.

Gadis cantik itu menatap ke arah langit-langit kamar dengan pandangan lelah, ia menutup matanya ketika sekelebat ingatan buram menderanya.

"Jangan pergi."

"Iya janji."

"... Janji?"

"Iya.. Janji!"

Semuanya terasa samar, wajah nya, bahkan suara-suara itu pun sangat samar.

"Siapa?" lirihnya pelan, keadaan ini yang membuatnya dejavu, apa lagi pelukan Arsha. Ia kembali menatap laki-laki berwajah rupawan yang sedang tertidur pulas itu.

Tangannya terangkat mengelus surai hitam milik Arsha, tanpa sadar seutas senyum tipis terukir di bibir mungilnya.

"Boleh gue egois?" ujarnya.

****

Sementara di sisi Nix, peri kecil itu tersenyum. Ia duduk di taman di tengah bunga-bunga "ayo bahagia Nona, ingat semuanya pelan-pelan. Saya akan selalu ada untuk Nona, sampai Nona benar-benar bahagia"

Manik hazelnya menatap dua orang manusia yang sedang berbincang sembari tertawa, Nix menatap pemandangan itu datar.

"Kemarin gadis itu mengejar Arsha, sekarang dia bersama dengan saudara sepupunya?" dengus Nix, "tidak ada sebutan yang cocok untuknya kecuali jalang."

Bangkit dari duduknya, Nix terbang mendekati keduanya. Ia menjadi transparan guna bisa mendengar percakapan mereka.

"Gimana? Lo udah dapat secuil informasi?" tanya Kezio.

Yoselin menggeleng dengan wajah lemah "belum" jawabnya lirih

Dapat di lihat rahang laki-laki yang berada di sebelahnya itu mengeras "apa aja yang lo lakuin selama ini?!"

Yoselin menunduk takut, "a-aku bakal berusaha lagi." ujarnya sembari mendongak, menatap tepat di manik Kezio dengan pandangan berkaca-kaca.

Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar, ia lalu memeluk Yoselin erat, "maaf." lirihnya, "tapi kamu harus berusaha lagi, laporkan sekecil apa pun informasi itu."

Menganggukkan kepalanya, Yoselin membalas pelukan Kezio, "iya." cicitnya pelan.

Nix yang mendengar hal itu mendatarkan wajahnya, peri kecil itu menghilang kembali masuk ke ruang sistem.

Nix.

"Ya Nona?" jawab Nix.

Dimana?

"Saya berada di ruang sistem Nona,"

Informasi apa yang lo dapat?

"Nanti akan saya ceritakan Nona, karena sepertinya saat ini anda sedang sibuk dengan bayi besar anda," kekeh Nix geli.

QUEEN SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang